Jonatan Christie memanfaatkan persaingan yang lebih ringan untuk menjadi juara Australia Terbuka. Hasil ini menjadi bekal baginya untuk tampil di Indonesia Terbuka, Juli.
SYDNEY, MINGGU - Jonatan “Jojo” Christie menjaga momentum dengan menjuarai dua turnamen pada awal kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Dua gelar ini akan menjadi bekalnya untuk menghadapi turnamen lebih besar.
Dalam final yang mempertemukan sesama pemain Indonesia di Sydney Olympic Park, Minggu (9/6/2019), Jojo menjuarai Australia Terbuka setelah mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting. Jojo mengalahkan rekan berlatih di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, itu 21-17, 13-21, 21-14.
Sukses ini menjadi gelar kedua dalam dua turnamen terakhir yang diikuti tunggal putra peringkat kedelapan dunia itu. Dia juga menjadi juara Selandia Baru Terbuka, 30 April-5 Mei. Kedua kejuaraan tersebut berlangsung setelah dimulainya babak kualifikasi Olimpiade pada 29 April 2019.
Dengan demikian, Jojo berhak atas 7.000 poin dari masing-masing turnamen berlevel BWF Super 300 tersebut. BWF 300 adalah salah satu turnamen yang termasuk Kelas 2, bersama Final BWF, BWF Super 1000, 750, dan 500, serta Super 100. Semua level itu berada di bawah kejuaraan Kelas 1 yang terdiri atas Olimpiade dan Kejuaraan Dunia.
Tak jarang, turnamen BWF Super 300 dan 500 diikuti pula pemain peringkat 10 besar dunia, seperti yang terjadi di Australia Terbuka. Pada tunggal putra, pemain peringkat keempat dunia, Chou Tien Chen (Taiwan) menjadi unggulan pertama, diikuti Anthony (7) dan Jojo(8).
Tunggal putri diikuti pemain peringkat kedua dan ketiga, Chen Yufei (China) dan Nozomi Okuhara (Jepang). Keduanya tampil di final yang dimenangi Chen. Ganda putri bahkan diikuti lima pasangan peringkat teratas.
Namun, hanya turnamen level BWF 1000 dan 750 yang wajib diikuti 15 besar pemain tunggal dan 10 besar pasangan ganda, berdasarkan peringkat sepekan setelah Final BWF pada tahun sebelumnya. Sehingga level persaingan di bawahnya tak seberat pada BWF 1000 dan 750. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh Jojo dan Anthony di Australia Terbuka.
Jojo pun memiliki bekal dari gelar juara Australia dan Selandia Baru Terbuka untuk bersaing dalam level lebih tinggi, yang terdekat adalah Indonesia Terbuka di Jakarta, 16-21 Juli. Ini menjadi salah satu dari tiga turnamen BWF 1000 selain All England dan China Terbuka.
Berdasarkan daftar peserta, dalam turnamen ini hanya tunggal putra peringkat keenam Son Wan-ho (Korea Selatan) yang absen karena cedera. Selebihnya, pemain 15 besar dunia akan bertanding, termasuk Kento Momota (Jepang), Shi Yuqi, Chen Long (China), dan Viktor Axelsen (Denmark) yang tak tampil di Australia.
Anthony, yang belum pernah juara pada 2019, menjuarai level yang sama, China Terbuka 2018, sedangkan hasil terbaik Jojo di level BWF Super 1000 adalah mencapai babak kedua pada All England 2018 dan 2019, serta China Terbuka 2018.
Kedua tunggal putra Indonesia itu pun akan dinanti publik Indonesia di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, setelah meraih hasil buruk pada 2018. Saat itu, Anthony kalah pada babak kedua, sedangkan Jojo tersingkir di babak pertama.
Kembali gagal
Semangat ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti untuk juara sejak berpasangan pada 2019 belum cukup membawa hasil. Pada final Australia Terbuka, mereka dikalahkan pasangan China, Wang Yilyu/Huang Dongping, 15-21, 8-21.
Ini menjadi kekalahan ketiga Praveen/Melati dalam tiga final. Mereka dikalahkan Wang/Huang di final India Terbuka, Maret, dan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) di final Selandia Baru Terbuka.
Tekad Melati untuk bermain semaksimal mungkin dan menikmati pertandingan di final tak terwujud. Ganda Indonesia berperingkat ketujuh dunia itu kesulitan mengatasi kecepatan lawan. Saat mencoba mengubah tempo permainan dengan bermain reli, Praveen/Melati selalu kalah cepat dalam mengambil kesempatan menyerang.
Asisten pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Indonesia Nova Widhianto mengatakan, pasangan China menjadi pemain yang paling sulit dikalahkan karena tak hanya kuat dalam menyerang, tetapi juga bertahan. (IYA)