Hari Pertama Kerja, Kantor Pelayanan Publik Sepi Kunjungan
Oleh
Nikolaus Harbowo/Ayu Pratiwi
·3 menit baca
KOMPAS, JAKARTA – Pada hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran, Senin (10/6/2019), sejumlah kantor pelayanan publik terpantau lebih sepi dibanding biasanya. Selain karena belum semua warga kembali ke Jakarta dari mudik, diperkirakan sistem pelayanan publik yang kini tersedia secara daring membantu mengurangi jumlah kunjungan warga di kantor pelayanan publik.
Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta, pada Senin ini, warga yang mengurus izin di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta, Kuningan, hanya 379 orang. Jumlah itu tidak seramai biasanya yang mencapai 600-700 orang.
Andrian, seorang notaris asal Menteng, Jakarta Pusat, dapat mengurus bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) di Mal Pelayanan Publik DKI Jakarta, Kuningan, Senin. Ia senang tidak perlu mengantre lama.
"Kemarin (Minggu), habis pulang mudik dari Yogyakarta, dan memang berencana mengurus perizinan, Senin ini. Untung tak terlalu ramai," tutur Andrian.
Pantauan Kompas di sejumlah Kantor Camat dan Lurah, Senin, suasana memang tampak lebih sepi dibanding biasanya. Tidak ada antrean warga yang terpantau pada hari itu.
Di Kantor Lurah Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, hingga Senin sore, hanya ada sekitar 20 warga yang datang untuk mengurus perizinan. Biasanya, jumlah kunjungan per hari mencapai sekitar 40 orang.
“Kebetulan, kantor lurah kami sepi. Mungkin karena belum semua warga kembali dari mudik,” kata Ismail, Kepala Unit Pelayanan Terpadu Kantor Lurah Gandaria Selatan.
Sementara itu, di Kantor Camat Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hingga Senin pagi menjelang siang, hanya ada sekitar lima warga yang datang untuk menangani akte kelahiran dan surat izin usaha.
Pelayanan secara daring
Kepala Unit Pelayanan Terpadu Kantor Camat Kebayoran Baru, Agus Susanto, mengatakan, kini, sebagian besar layanan publik yang ditangani kantor camat dan lurah dapat diakses dan diproses secara daring, melalui situs pelayanan.jakarta.go.id, serta jakevo.jakarta.go.id, atau pun aplikasi ponsel pintar bernama Jakevo.
Dengan adanya layanan tersebut, jumlah warga yang berkunjung ke kantor camat atau lurah diperkirakan berkurang sekitar 50 persen, sehingga antreannya pun berkurang secara cukup signifikan.
Kini, sebagian besar layanan publik yang ditangani kantor camat dan lurah dapat diakses dan diproses secara daring, melalui situs pelayanan.jakarta.go.id, serta jakevo.jakarta.go.id, atau pun aplikasi ponsel pintar bernama Jakevo.
Di Kantor Lurah Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, sebelum pelayanan secara daring itu tersedia, jumlah warga yang berkunjung mencapai 80-100 orang per hari. Kini, jumlah kunjungan itu turun menjadi 40-an orang per hari.
Layanan yang disediakan dalam platform daring itu diantaranya terkait bidang perdagangan, administrasi, kesehatan, dan sosial. Untuk mayoritas layanan yang dapat diakses secara daring, warga tidak perlu datang ke kantor kecamatan atau lurah. Namun, untuk beberapa keperluan lain, seperti surat keterangan belum memiliki rumah, serta surat penghasilan informal, warga masih diminta mendatangi kantor kecamatan atau lurah.
Sistem daring itu telah beroperasi selama sekitar dua tahun dan terbukti membantu mengefisiensikan pelayanan. “Teknologi daring sangat membantu dalam mengurangi waktu pelayanan dan memberikan kepastian waktu kepada warga. Warga tidak perlu bertemu dengan kami dan dapat mengunggah surat izinnya secara daring di mana pun,” ucap Agus.
Ia mencontohkan, sebelumnya, proses pembuatan surat izin memerlukan waktu dua hingga tiga hari. Kini, keperluan itu dapat ditangani dalam beberapa jam.
Ismail menambahkan, sosialisasi terkait akses dan penggunaan layanan daring itu masih perlu dijalankan karena belum semua warga, khususnya warga kelas menengah ke bawah serta warga usia lanjut, paham dengan teknologi tersebut.
“Bagi warga yang belum paham, dapat dibantu oleh petugas di kantor lurah kami. Kami juga menyediakan komputer untuk mereka yang belum memiliki,” ucap Ismail.