Pembunuh di Bekasi Pernah Dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Pelaku pembunuhan berinisial AZ (44) yang menghabisi nyawa tetangganya, Giatno (38), diduga menderita gangguan kejiwaan. Pelaku yang tinggal di Kampung Ceger, Kelurahan Jaka Setia, Kota Bekasi, Jawa Barat, itu pernah dirawat di rumah sakit jiwa, satu tahun lalu.
Oleh
Stefanus Ato
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku pembunuhan berinisial AZ (44) yang menghabisi nyawa tetangganya, Giatno (38), diduga menderita gangguan kejiwaan. Pelaku pembunuhan yang tinggal di Kampung Ceger, Kelurahan Jaka Setia, Kota Bekasi, Jawa Barat, itu pernah dirawat di rumah sakit jiwa, satu tahun lalu.
Dedy (30), warga RT 006 RW 018 Kelurahan Jaka Setia, Bekasi Selatan, yang juga tetangga pelaku mengatakan, AZ menderita gangguan kejiwaan dan pernah dirawat di rumah sakit jiwa. Setelah dari rumah sakit, istri dan dua anak AZ pergi dari rumah karena tidak tahan dengan kelakuan AZ ketika gangguan jiwanya kambuh. Hingga kemudian gangguan jiwa itu kembali kambuh, AZ menghabisi nyawa Giatno pada Minggu (9/6/2019) malam tanpa alasan yang jelas.
”Sudah satu tahun dia tinggal sendiri. Sejak keluar dari rumah sakit, dia memang sering kumat, tetapi tidak separah ini. Kalau kumat, biasanya suka lari keliling kampung,” kata Dedy pada Senin (10/6/2019) di Kota Bekasi.
Saat dalam kondisi normal, AZ dikenal sebagai orang yang ramah dan suka berbagi. Dia selama ini juga rutin beribadah dan dinilai cerdas saat diajak berdiskusi tentang masalah sosial hingga keagamaan.
AZ pernah bekerja sebagai karyawan pada sebuah perusahan ekspedisi di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Akan tetapi, sejak menderita gangguan jiwa dan dirawat di rumah sakit, dia diberhentikan dari pekerjaan itu.
”Sejak itu, dia mulai menganggur. Kami juga tidak tahu dia makan di mana. Namun, dia memang ada keluarga di dekat sini,” ujar Dedy.
Tak mengenal AZ
Sulistyo (33), saudara korban, mengatakan, sebelum saudaranya tewas ditusuk menggunakan sebilah pisau, pelaku sempat mencekik dan memukul korban. Namun, karena korban melawan dan ada tetangga yang melerai, pelaku kembali ke rumahnya.
”Setelah dilerai, kami kira dia sudah pergi. Tiba-tiba dia datang lagi, saya langsung suruh anak-anak dan tetangga di sini menghindar, tetapi kakak saya tidak lari. Makanya kena tusuk pisau di dada bagian kanan,” ucap lelaki asal Purwokerto, Jawa Tengah, itu.
Sulistyo yang tinggal bersamaan di sebuah rumah kontrakan mengatakan, mereka tidak begitu mengenal pelaku. Dia juga memastikan kakaknya, Giatno, selama ini tidak memiliki persoalan apa pun, termasuk dengan AZ.
”Kakak saya pemasok sayur ke beberapa supermarket di sekitar Kota Bekasi. Jadi, setiap malam kerjaannya dia itu membersihkan sayur,” ucap Sulistyo.
Dedy menambahkan, setelah menusuk korban, pelaku kembali dan mengunci diri di dalam rumahnya. Tak lama berselang terlihat asap mengepul dari dalam rumahnya. Warga yang berupaya memadamkan api kemudian diserang oleh pelaku.
”Daripada ada korban lagi, kami (warga) tangkap dan keroyok dia sampai pingsan,” kata Dedy.
Adapun jarak antara rumah pelaku dan korban hanya sekitar 50 meter. Rumah pelaku yang terbakar merupakan rumah permanen dan beratapkan genting. Di dalam rumah juga masih terlihat sejumlah puing-puing perabotan rumah tangga yang hangus terbakar.
Berdasarkan data Dinas Pemadaman Kebakaran Kota Bekasi, area yabg terbakar seluas 60 meter persegi dengan nilai kerugian ditaksir mencapai Rp 500 juta.
Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan Komisaris Bambang mengatakan, polisi belum mengetahui motif pembunuhan itu. Namun, korban diduga menderita gangguan kejiwaan. ”Sepertinya stres, tetapi nanti kami tes kejiwaannya dulu,” kata Bambang, Minggu malam.