Pencarian Dihentikan, Keluarga Korban Minta Kepastian
Operasi pencarian dan pertolongan terhadap 16 anak buah kapal KM Lintas Timur di perairan Banggai dan Banggai Laut, Sulawesi Tengah, dihentikan tepat hari ketujuh. Meski demikian, keluarga korban masih berharap pencarian dilanjutkan setidaknya memanfaatkan tiga hari waktu perpanjangan. Mereka berharap ada kepastian soal anggota keluarganya.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS - Operasi pencarian dan pertolongan terhadap 16 anak buah kapal KM Lintas Timur di perairan Banggai dan Banggai Laut, Sulawesi Tengah, dihentikan tepat hari ketujuh. Meski demikian, keluarga korban masih berharap pencarian dilanjutkan setidaknya memanfaatkan tiga hari waktu perpanjangan. Mereka berharap ada kepastian soal anggota keluarganya.
"Kami telah berusaha maksimal mencari dan menemukan korban. Meski operasi dihentikan, semua tim dengan tugasnya masing-masing tetap memantau semua informasi dan perkembangan di lapangan terkait para korban," kata Kepala Badan Search and Rescue Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu Basrano di Palu, Sulteng, Senin (10/6/2019).
Sesuai dengan standar operasi, pencarian dan pertolongan korban dilakukan dalam waktu 7 hari dan bisa diperpanjang tiga hari setelahnya. Operasi pencarian 17 ABK KM Lintas Timur dimulai Selasa (4/6).
Penghentian operasi diputuskan setelah tak ada tanda-tanda korban bisa ditemukan, apalagi dalam kondisi selamat.
Basrano menyatakan, penghentian operasi diputuskan setelah tak ada tanda-tanda korban bisa ditemukan, apalagi dalam kondisi selamat. Satu-satunya temuan signifikan pada Sabtu (8/6) adalah satu korban kapal tenggelam KM Lintas Timur di perairan Kabupaten Banggai Kepulauan.
KM Lintas Timur yang mengangkut semen tenggelam di perairan antara Banggai Laut, Banggai dan Banggai Kepulauan, Sabtu lalu. Kapal berbobot 1.720 gross ton tersebut mengangkut 18 anak buah kapal. Satu orang selamat setelah terapung selama empat hari. Ia dievakuasi kapal yang melintas. Ia saat ini dirawat intensif di RSUD Banggai.
KM Lintas Timur bertolak dari Bitung, Sulawesi Utara, menuju Morowali, Sulteng. Kapal sempat mati listrik di Bitung. Setelah diperbaiki, kapal melanjutkan perjalanan hingga terjadinya kecelakaan.
Satu korban ditemukan selamat pada Selasa lalu atau empat hari setelah KM Lintas Timur tenggelam. Ia terapung di laut dan diselamatkan kapal yang melintas.
Basrano menyatakan pihaknya tetap berkomunikasi dengan keluarga korban. Komunikasi dilakukan lewat grup percakapan Whatsapp.
Mia Asyifa (31), keluarga Krisna, salah satu ABK, yang berasal dari Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, meminta Basarnas untuk terus mencari para korban. "Kami sangat berharap agar anggota keluarga ditemukan. Kami butuh kepastian," katanya.
Kami sangat berharap agar anggota keluarga ditemukan. Kami butuh kepastian.
Dalam manifes, Krisna yang merupakan paman Mia adalah salah satu juru mudi kapal. Mia berharap Basarnas bisa memanfaatkan waktu perpanjangan operasi selama tiga hari setelah operasi pencarian selama tujuh hari.
Ia mengakui belum mendapatkan informasi yang jelas terkait penghentian pencarian. Ia hanya membaca selintas penyampaian penghentian operasi itu di grup percakapan Whatsapp. Perusahaan yang mengoperasikan kapal pun belum berkomunikasi dengan keluarga.
Jumat lalu, Yusuf Wijaya (50), kerabat Nakhoda KM Lintas Timur Matita Putty Marthinus, juga sempat mendatangi kantor Basarnas Kantor Pencarian dan Petolongan Palu. Ia berharap tim SAR menemukan para korban kapal tenggelam.