Ribuan Warga Samarinda dan Tanah Bumbu Terdampak Banjir
Oleh
SUCIPTO / JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
Hujan deras mengakibatkan banjir di Samarinda, Kotabaru, dan Tanah Bumbu. Ribuan warga terdampak dan harus mengungsi. Jalur poros Samarinda- Bontang sempat lumpuh dan penerbangan di Bandara APT Pranoto terhambat.
SAMARINDA, KOMPAS - Hujan deras yang turun hampir tiap malam sejak 5 Juni mengakibatkan empat kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, terendam banjir. Tak kurang dari 5.000 warga terdampak. Jalan utama lumpuh, tak bisa dilalui kendaraan. Penerbangan ke dan dari Samarinda terhambat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Sulaiman Sade, Minggu (9/6/2019), mengatakan, wilayah terdampak banjir adalah Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda Ilir, Samarinda Ulu, dan Sungai Pinang. Genangan air sampai 70 sentimeter (cm).
”Kami masih mendata wilayah terdampak. Kami dibantu TNI, Polri, dan Basarnas mengevakuasi korban yang rumahnya terendam. Mereka diungsikan ke rumah keluarga yang tak kebanjiran,” katanya. Tim gabungan menyediakan perahu karet untuk mengevakuasi warga. Beberapa warga bertahan di rumah untuk menjaga barang berharga sambil menyelamatkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi.
Hujan mengguyur Samarinda hampir setiap malam menjelang pagi selama 4-5 jam. Air Sungai Mahakam, sungai terbesar di Kaltim, meluap dan menggenangi jalan utama serta permukiman warga. Banjir juga terjadi di jalur poros Samarinda-Bontang. Namun, sejak pukul 12.00 Wita berangsur surut dan bisa dilalui kendaraan.
Akses menuju Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda tak bisa dilintasi angkutan umum karena tinggi banjir mencapai 50 cm. Bus bandara hanya bisa menunggu penumpang di Terminal Lempake Samarinda, berjarak sekitar 16 kilometer dari bandara. Calon penumpang dan petugas bandara harus dibawa menggunakan mobil Basarnas, TNI, dan Polri.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara APT Pranoto Dodi Dharma mengatakan, penerbangan pukul 07.00 Wita ke sejumlah daerah tidak bisa diberangkatkan karena harus menunggu penumpang dan kondisi cuaca tak memungkinkan.
”Penerbangan pagi tertunda 3 jam, dan baru diberangkatkan pukul 10.00 Wita. Beberapa awak pesawat tidak bisa keluar hotel karena genangan air sampai sepinggang,” kata Dodi.
Pesawat yang seharusnya mendarat di APT Pranoto terpaksa mendarat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan. Menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih berpotensi terjadi di Kaltim, termasuk Samarinda, hingga Selasa (11/6).
Banjir di Tanah Bumbu
Intensitas curah hujan tinggi sejak Sabtu pagi mengakibatkan sebagian wilayah Kabupaten Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan dilanda banjir, Minggu. Banjir melanda lima kecamatan di kabupaten di ujung tenggara Pulau Kalimantan.
Berdasarkan data yang dihimpun Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Provinsi Kalsel, banjir merendam 2 desa di Kecamatan Kuranji, 4 desa di Sungai Loban, 4 desa di Mantewe, 14 desa di Kusan Hulu, dan 5 desa di Satui.
”Banjir cukup parah terjadi di Mantewe dan Satui. Tinggi air lebih dari 50 cm. Sebagian warga mengungsi ke tempat aman,” kata Operator Radio dan Pendataan Tagana Dinas Sosial Kalsel Azidin Noor di Banjarmasin, Minggu sore.
Minggu sore, 81 warga Desa Sungai Danau dan Sinar Bulan mengungsi ke Gedung Olahraga Satui di Sungai Danau, pusat Kecamatan Satui. ”Dapur umum dibuka untuk warga yang mengungsi,” ujarnya.
Sehari sebelumnya, banjir melanda sebagian wilayah Kabupaten Kotabaru yang terletak di timur Tanah Bumbu. Banjir setinggi 2 meter merendam Desa Gunung Sari, Kecamatan Pulau Laut Utara.
Kepala BPBD Provinsi Kalsel Wahyuddin mengatakan, banjir di Kotabaru sudah surut. ”Bantuan dari Gubernur Kalimantan Selatan berupa makanan dan bahan pokok sudah diserahkan kepada korban banjir di Gunung Sari,” katanya. Menurut dia, setelah Kotabaru, fokus penanganan bencana banjir bergeser ke Tanah Bumbu.