Sejumlah pihak menyoroti tempat istirahat di jalan tol yang daya tampungnya terbatas. Antrean kendaraan menjelang tempat istirahat menimbulkan kemacetan di beberapa titik.
JAKARTA, KOMPAS Ketersediaan tempat istirahat di jalan tol masih menjadi sorotan dalam penyelenggaraan mudik dan arus balik tahun ini. Pengemudi membutuhkan tempat istirahat, tetapi karena daya tampungnya terbatas banyak kendaraan tidak bisa masuk area sehingga banyak kendaraan diparkir di pinggir jalan tol. Selain berbahaya, kondisi ini menyebabkan kemacetan.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, terdapat sejumlah catatan terkait keselamatan yang perlu dievaluasi pemerintah pada masa mudik dan arus balik Lebaran tahun ini.
”Kami melihat sejumlah faktor yang menyebabkan kecelakaan dan kelelahan pemudik, seperti belum memadainya jumlah rest area (tempat istirahat) di jalan tol. Oleh sebab itu, masyarakat selalu kami imbau untuk beristirahat di luar tol,” ujar Soerjanto Tjahjono, Minggu (9/6/2019).
Menurut Soerjanto, minimnya jumlah tempat istirahat di jalan tol menyebabkan pemudik sulit mencari tempat istirahat saat kelelahan. Faktor kelelahan ini menjadi salah satu penyebab kecelakaan di jalan tol.
Sebagai gambaran, kemacetan saat arus balik pada Sabtu (8/6) sore di Jalan Tol Trans-Jawa kawasan Cikampek sepanjang lebih dari 10 kilometer dipicu antrean masuk ke tempat istirahat kilometer (Km) 62 B.
Namun, secara keseluruhan, Soerjanto menilai, penyelenggaraan mudik dan arus balik Lebaran lebih baik daripada tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kecelakaan selama arus mudik dan arus balik yang jauh berkurang dibandingkan dengan tahun lalu.
Berdasarkan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri sejak tujuh hari menjelang Lebaran (H-7) sampai dengan dua hari setelah Lebaran (H+2), terjadi 509 kecelakaan lalu lintas. Jumlah ini menurun 64 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 1.410 kecelakaan.
Pengamat transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menilai, untuk mengatasi masalah tempat istirahat di jalan tol, pemerintah perlu memperbanyak tempat istirahat di luar jalan tol. Tempat-tempat istirahat itu tidak harus berupa kawasan terpadu yang luas, yang terpenting lokasinya dekat dengan pintu keluar jalan tol.
Macet
Kemacetan pada masa arus balik terjadi di sejumlah jalur, baik jalan tol maupun non-tol, Minggu (9/6). Di Jalan Tol Trans-Jawa pada Minggu malam, kepadatan mencapai sekitar 10 km mulai dari Km 62 hingga Km 52 yang dipicu antrean ke tempat istirahat.
Untuk mengantisipasi kepadatan, Korlantas Polri memberlakukan sistem satu arah mulai dari Km 414 di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, hingga Km 70 Cikampek lebih awal, yakni pukul 08.24.
Jadwal pemberlakuan satu arah sebelumnya dari pukul 12.00 hingga pukul 24.00. Pada Minggu pukul 20.00, Korlantas Polri memperpanjang rute satu arah dari Km 414 hingga Km 29 Cikarang, Bekasi.
Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri menilai, hari (Minggu) ini merupakan puncak arus balik. Namun, kendaraan pemudik masih akan kembali secara bertahap ke Jakarta hingga Rabu.
Refdi menambahkan, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta untuk mudik sekitar 1,5 juta unit. Kendaraan tersebut meninggalkan Jakarta secara bertahap selama enam hari sejak 30 Mei 2019. ”Adapun jumlah kendaraan yang sudah kembali ke Jakarta hingga saat ini kurang dari 60 persen,” kata Refdi.
Dampak satu arah
Kondisi lalu lintas di jalur arteri di Kabupaten Karawang mengarah ke Kota Cirebon, Jawa Barat, juga macet parah, Minggu siang. Kepadatan ini merupakan imbas dari penerapan sistem satu arah di Jalan Tol Trans-Jawa selama arus balik.
Kepadatan terjadi dari Jalan Raya Klari hingga Jalan Ahmad Yani, Karawang, dan Simpang Jomin menuju Jalan Arteri Cikampek Utama.
Salah seorang pengendara mobil tujuan Tegal, Jawa Tengah, Abdul Hamid (35), mengaku terjebak macet selama tiga jam dari Karawang ke Purwakarta. Dia mengatakan tidak bisa lewat jalan tol dari Karawang menuju Tegal karena sedang ada pemberlakuan sistem satu arah di Jalan Tol Trans-Jawa.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Karawang Ajun Komisaris Bariu Bawana mengakui, faktor terbesar pemicu kemacetan di jalur pantura Karawang adalah dampak sistem satu arah di Jalan Tol Trans-Jawa.
Di jalur selatan, kepadatan arus balik terjadi hampir di sepanjang jalur Nagreg Kabupaten Bandung, menuju Cileunyi. Sejumlah titik rawan macet antara lain, Pasar Dangdeur, tempat peristirahatan, dan SPBU.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bandung Ajun Komisaris Polisi Hasby Ristama menyatakan, untuk menghindari kendaraan tidak bergerak saat puncak arus balik ini, petugas menyiapkan operasi satu arah dimulai dari Limbangan dan Kadungora di Garut menuju Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung.(DVD/SKA/FRD/DIV/HRS/IKI/MEL/TAM/AIN/XTI/RYG/BAY/JOL)