Bandara Baru Tjilik Riwut Terimbas Kenaikan Harga Tiket
Bandar Udara Tjilik Riwut yang baru dibangun sepi penumpang sejak kenaikan harga tiket. Jumlah penumpang, penerbangan, dan arus lalu lintas barang melalui udara mengalami penurunan. Imbasnya, tingkat hunian kamar hotel menurun drastis.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Bandar Udara Tjilik Riwut yang baru dibangun masih sepi penumpang sejak kenaikan harga tiket pesawat. Baik jumlah penumpang, penerbangan, maupun arus lalu lintas barang menggunakan pesawat mengalami penurunan. Hal itu juga berimbas pada tingkat hunian kamar hotel yang juga menurun drastis.
Posko Angkutan Lebaran Bandara Tjilik Riwut mencatat penurunan pergerakan pesawat atau jumlah penerbangan dari H-7 Lebaran hingga H+2 seusai Lebaran sebesar 25,98 persen. Dari sisi jumlah, pada periode yang sama tahun 2018, jumlah penerbangan mencapai 358. Tahun ini hanya 256 penerbangan.
Dari pantauan Kompas di Bandara Tjilik Riwut, Selasa (11/6/2019), penumpang dari Yogyakarta tujuan Palangkaraya tidak banyak. Aktivitas di bandara yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada April 2019 itu hanya terlihat ramai saat pesawat datang.
Febiana (32), salah satu penumpang asal Yogyakarta, mengatakan, pesawat yang ia tumpangi tidak penuh. Tidak semua bangku terisi. ”Tiga bangku di belakang saya tidak ada yang isi,” ujarnya.
Data tersebut selaras dengan data bulanan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah. Maret 2019, jumlah penerbangan ada 1.740, yang menurun 5,98 persen pada bulan April menjadi 1.636 penerbangan.
Selain jumlah penerbangan, jumlah penumpang melalui transportasi udara juga mengalami penurunan hingga 5,02 persen dari 125.858 orang pada Maret 2019 menjadi 119.534 orang pada April 2019.
Kepala BPS Provinsi Kalteng Yomin Tofri menjelaskan, penurunan terjadi karena kenaikan harga tiket pesawat. Kenaikan itu terjadi sejak Desember 2018, di mana seluruh maskapai serentak menaikkan harga tiket.
Yomin menjelaskan, selain turunnya jumlah penumpang dan penerbangan, terjadi penurunan lalu lintas barang melalui transportasi udara. Maret 2019, arus lalu lintas barang melalui udara mencapai 1.303 ton lalu menurun pada April menjadi 1.137 ton.
”Terjadi pergeseran orientasi pengguna pesawat ke kapal. Dari data bisa dilihat penumpang kapal meningkat,” kata Yomin.
Jumlah penumpang kapal laut meningkat 12,48 persen dari 19.270 orang pada Maret menjadi 21.674 orang pada April. Selama Lebaran, terjadi kenaikan hingga 2.000 penumpang dalam sehari.
Yomi mengungkapkan, aktivitas penumpang terkonsentrasi di Pelabuhan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, sedangkan bongkar muat barang lebih banyak di Pelabuhan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Asisten Manajer Operasi PT Angkasa Pura II Bandara Tjilik Riwut Riyan Budhi Arga mengungkapkan, penurunan aktivitas di bandara selama Lebaran dan setelah Lebaran memang sudah diprediksi. Sebab, sejak awal tahun 2019 pergerakan pesawat memang turun drastis.
”Keterisian penumpang tujuan Jakarta dan Surabaya memang 100 persen, tetapi yang tujuan Yogyakarta hanya 88 persen,” kata Arga.
Hunian hotel
Dampak kenaikan harga tiket pesawat juga terjadi pada hunian hotel di Kalteng. Berdasarkan data BPS, jumlah tamu hotel nonbintang turun 14,02 persen dari 245.680 orang pada periode Januari-April 2018 menjadi 211.244 orang pada periode sama tahun 2019.
Selain jumlah tamu, tingkat hunian kamar hotel bintang juga turun 6,14 poin, dari 62,88 persen pada Maret 2019 menjadi 56,74 persen pada April 2019. Menurut Yomin, hal itu lagi-lagi tak bisa lepas dari turunnya pergerakan transportasi udara karena kenaikan harga tiket.