Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi dan Kalimantan semakin meluas. Ribuan rumah terendam. Akibatnya, ribuan warga terdampak sehingga memerlukan bantuan.
MAKASSAR, KOMPASBanjir di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, meluas di enam kecamatan, Senin (10/6/2019). Di Sulawesi Selatan, banjir terjadi di 11 kabupaten. Banjir juga terjadi di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Di Kabupaten Konawe dan Konawe Utara, walau hujan reda, ketinggian air masih berkisar 0,5-3 meter. Banyak warga masih mengungsi. Sejumlah jalan penghubung antarkabupaten masih terputus, termasuk jalan penghubung Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tenggara Boy Ihwansyah mengatakan, pihaknya terus mengedrop bantuan bahan makanan untuk pengungsi ataupun warga yang terisolasi. Putusnya sejumlah jembatan dan jalan membuat sebagian bantuan harus diangkut menggunakan helikopter.
”Warga membutuhkan tambahan bahan makanan, terutama yang siap makan, air minum kemasan, air bersih, obat-obatan, dan pakaian, serta kebutuhan bayi,” kata Boy.
Di Konawe Utara, jumlah keluarga yang terdampak banjir dan mengungsi 4.585 orang. Sebanyak 177 rumah hanyut dan ratusan rumah lain rusak. Di Sulsel, banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Sidrap, Wajo, Soppeng, Pinrang, Bone, Sinjai, Maros, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Tana Toraja belum juga surut. Sejumlah warga masih mengungsi.
Banjir Kalimantan
Banjir juga melanda empat kecamatan di Kota Samarinda, Kaltim. Di beberapa wilayah, genangan air setinggi 1,5 meter. Setidaknya 15.000 orang masih terdampak banjir dan membutuhkan bantuan makanan serta air bersih. Kepala BPBD Kota Samarinda Sulaiman Sade mengatakan, jumlah warga yang terdampak banjir mencapai 26.000 orang hingga Senin dini hari.
Banjir juga merendam sembilan kecamatan di Kabupaten Katingan dan tiga kecamatan di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, sejak Selasa (4/6).
”Banyak wilayah hutan sudah dibabat dan diganti perkebunan. Banyak sungai di sini jadi tambang emas ilegal. Maka, banjir datang,” ujar Novia Adventy, warga Kurun, Gunung Mas.
Di Kalimantan Selatan, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu menetapkan status tanggap darurat setelah bencana banjir melanda sejumlah kecamatan sejak Sabtu. Lebih dari 5.000 warga terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanah Bumbu Eryanto Rais yang dihubungi dari Banjarmasin, Senin sore, mengatakan, status tanggap darurat ditetapkan Bupati Tanah Bumbu Sudian Noor sejak Senin (10/6) untuk waktu 14 hari.
”Di Tanah Bumbu, 78 persen wilayahnya sudah dibebani izin tambang dan sawit. Jangan heran kalau Tanah Bumbu sering banjir,” kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalimantan Selatan Kisworo Dwi Cahyono.
Sementara itu, akibat meluapnya Sungai Landak, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, hingga Senin sore masih terendam banjir 1-2 meter.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Landak, 4.602 orang terdampak banjir dan 1.089 rumah terendam. Kepala BPBD Landak Banda Kolaga mengatakan, tim bersiaga untuk mengantisipasi hujan lebat beberapa hari ke depan. (REN/CIP/IDO/JUM/ESA)