Hujan deras memicu banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di Kabupaten Padang Pariaman dan Agam, Sumatera Barat, Selasa (11/6/2019). Satu orang dilaporkan meninggal dan satu lainnya luka-luka akibat longsor di Padang Pariaman.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
BUKITTINGGI, KOMPAS — Hujan deras memicu banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di Kabupaten Padang Pariaman dan Agam, Sumatera Barat, Selasa (11/6/2019). Satu orang dilaporkan meninggal dan satu lainnya luka-luka akibat longsor di Padang Pariaman.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Pariaman Budi Mulya mengatakan, tanah longsor di Simpang Sigalumbuak, Koto Tabuah Karang Kampung Pinang, Nagari Batu Gadang, Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging, menimbun satu rumah, Selasa sore. Penghuni rumah bernama Syahrir (40) meninggal, sedangkan Yulia (18), penghuni lain, luka di bagian tangan.
”Semua korban sudah dilarikan ke rumah sakit,” kata Budi, dihubungi Kompas dari Bukittinggi, Selasa malam. Dia menambahkan, pohon tumbang juga menimpa Jalan Sungai Limau-Sungai Geringging, Nagari Kuranji Hilir, Selasa sore, dan sudah dapat diatasi.
Selain itu, masih di Padang Pariaman, warga di Paingan, Guguak Kuranji Hilir, terkurung banjir luapan Sungai Batang Air Paingan. Menurut Budi, belum diketahui jumlah warga terdampak, tetapi semuanya sudah dievakuasi.
Banjir juga dilaporkan terjadi di Nagari Pilubang, Sungai Limau, Padang Pariaman. Petugas sedang mengevakuasi warga yang terdampak banjir. Di Korong Pasar Ampalam, Nagari Koto Tinggi Kuranji Hilir, juga terjadi banjir tetapi kondisi sudah aman.
”Laporan detail belum bisa kami kirimkan karena petugas masih bekerja di lapangan,” kata Budi.
Di Agam, hujan deras memicu tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang. Di jalan provinsi Jorong Tamtaman, Nagari Tigo Koto Silungkang, Kecamatan Palembayan, misalnya, terjadi tanah longsor. Jalur yang menghubungkan Palembayan-Ampek Nagari itu terputus akibat badan jalan tertutup material longsor sepanjang 30 meter dengan ketinggian 3 meter.
”Longsor dipicu hujan deras di wilayah Agam. Kejadiannya sekitar pukul 16.00,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Wahyu Bestari, dihubungi dari Bukittinggi, Selasa malam.
Wahyu mengatakan, petugas sudah berada di lokasi untuk menanggulangi dan mendata kemungkinan korban jiwa serta kerugian material. Alat berat yang berada sekitar 6 kilometer dari lokasi telah digerakkan.
Petugas sudah berada di lokasi untuk menanggulangi dan mendata kemungkinan korban jiwa serta kerugian material. Alat berat yang berada sekitar 6 kilometer dari lokasi telah digerakkan.
Menurut Wahyu, jalan yang tertimpa tanah longsor merupakan jalur utama di Palembayan. Untuk ukuran kabupaten, jalur itu relatif ramai kendati bukan jalur kendaraan logistik. Saat ini, jalan relatif sepi karena sedang hujan deras.
”Lalu lintas sementara dialihkan via Lubuk Basung. Selain itu, ada pula jalur alternatif, tetapi cukup jauh karena jaraknya bisa tiga sampai empat kali lipat,” ujarnya.
Di Lapau Simpang, Nagari Ampek Koto, Kecamatan Palembayan, pohon tumbang. Akses jalan tertutup sehingga tidak bisa dilewati kendaraan.
Sementara itu, di Kampung Dagang, Jorong Malabur, Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, hujan deras memicu banjir yang menggenangi lima rumah dengan ketinggian 30-40 sentimeter. Di Jorong Puduang, Nagari Bawan, delapan rumah terendam banjir setinggi 20-30 sentimeter.
Hingga Selasa malam, hujan masih mengguyur sebagian besar wilayah Sumbar. Di Bukittinggi, misalnya, hujan deras sejak sore memicu genangan air di sejumlah ruas jalan. Pengendara memperlambat laju kendaraan ataupun menepi untuk berteduh.
Hujan masih mengguyur sebagian besar wilayah Sumbar. Di Bukittinggi, misalnya, hujan deras sejak sore memicu genangan air di sejumlah ruas jalan.
Lima hari ke depan
Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika R Mulyono R Prabowo melalui keterangan tertulis mengingatkan, potensi curah hujan tinggi masih akan terjadi tanggal 11-15 Juni di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Sumatera Barat. Kondisi itu dipicu gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO).
”MJO masih aktif di wilayah Indonesia. Aktivitas MJO berpotensi cukup signifikan mendukung pembentukan awan hujan di Indonesia bagian tengah dan timur, yang diprakirakan berlangsung hingga lima hari ke depan,” kata Mulyono.
Ia mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan hujan deras, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.