logo Kompas.id
UtamaPahitnya Jejak Gula Jabar
Iklan

Pahitnya Jejak Gula Jabar

Oleh
· 3 menit baca

Sejak setahun lalu, Pabrik Gula Subang, Jawa Barat, tak lagi beroperasi. Padahal, pabrik itu menjadi tumpuan hidup ribuan petani, karyawan, pedagang, dan buruh angkut. Tutupnya pabrik gula itu tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga melenyapkan sebagian tradisi setempat.

Ujang Kasdin (45), yang lebih dari 20 tahun menjadi buruh angkut gula di sana, terpukul dengan penutupan pabrik itu. Saat pabrik masih menggiling tebu, Mei-Oktober, bapak dua anak itu dikontrak dengan upah Rp 47.000 per hari. Saat kontraknya selesai, tenaganya masih dipakai pedagang untuk mengangkut gula dari gudang ke truk dengan pendapatan minimal Rp 50.000 per hari. Dari hasil keringatnya, Ujang mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

Kini, untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ujang bekerja serabutan sebagai kuli bangunan. Upahnya, Rp 50.000-Rp 100.000 per hari, tak menentu. ”Dalam seminggu, bisa hanya dua hari kerja. Selebihnya menganggur,” ucapnya saat ditemui di rumahnya di Desa Pasirmuncang, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang, pekan lalu.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000