Pencari Kerja asal Banyumas Masih Incar Kota Besar dan Kawasan Industri
Seusai hari raya Idul Fitri, jumlah pencari kartu tanda bukti pendaftaran pencari kerja atau biasa disebut kartu kuning di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meningkat. Jika pada hari biasa, pemohon kartu kuning atau kartu AK 1 sekitar 25 orang, kini jumlahnya melonjak hingga 100 pemohon per hari.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Seusai hari raya Idul Fitri, jumlah pencari kartu tanda bukti pendaftaran pencari kerja atau biasa disebut kartu kuning di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meningkat. Jika pada hari biasa, pemohon kartu kuning atau kartu AK 1 sekitar 25 orang, kini melonjak hingga 100 pemohon per hari. Mereka kebanyakan hendak mengadu nasib ke kota besar dan kawasan industri.
”Saya mau melamar kerja di perusahaan di Jakarta. Setahun ini, saya membantu memasak di rumah makan. Ingin kerja di Jakarta yang gajinya lebih tinggi,” kata Kefin (20), salah satu pemohon kartu kuning yang sedang mengantre di Loket Layanan Terpadu Satu Atap Pelayanan Penempatan Pekerja Migran Indonesia di Mal Pelayanan Publik Kabupaten Banyumas, Selasa (11/6/2019).
Kefin lulus SMK jurusan teknik pada 2018. Menurut dia, informasi lowongan kerja di Banyumas sangat minim dibandingkan di luar kota. ”Saya cari di internet, dapatnya lowongan kerja di luar kota. Kartu kuning ini besok saya bawa sebagai syarat saat wawancara di perusahaan,” tutur Kefin yang berasal dari Kecamatan Lumbir.
Hal serupa disampaikan Tika (18) dan Pujiarti (19) dari Kecamatan Cilongok, Banyumas. ”Saya ingin kerja di Jakarta untuk cari pengalaman. Gaji di sana juga lebih tinggi daripada di sini,” tutur Tika yang baru saja lulus dari SMK jurusan administrasi perkantoran.
Adapun upah minimum kabupaten Banyumas Rp 1.750.000. Pujiarti menambahkan, mereka ingin ke Jakarta karena juga sudah ada saudara. Pujiarti dan Tika sama-sama berencana melamar kerja di perusahaan yang bergerak di bidang otomotif.
Kepala Bidang Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Penempatan Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Banyumas Agus Widodo menyampaikan, peningkatan jumlah pemohon kartu kuning sudah terjadi sejak Mei.
”Peningkatan sudah mulai Mei, tetapi peningkatan drastis setelah Lebaran ini. Naiknya bisa lebih dari 100 persen, memang ada peningkatan yang signifikan. Rata-rata mereka mencari kerja ke Jawa Barat, misalnya Cikarang, Bekasi, dan Tangerang,” papar Agus.
Berdasarkan data pemkab setempat, jumlah pencari kerja di Kabupaten Banyumas pada 2016 sebanyak 13.351 orang, pada 2017 sebanyak 13.913 orang, dan pada 2018 sebanyak 15.368 orang.
Adapun hingga Mei 2019 tercatat 4.243 orang pencari kerja. Dari 4.243 pencari kerja pada 2019, baru 2.341 orang telah mendapatkan kerja. Sebanyak 823 orang di Provinsi Jawa Tengah, 417 orang di luar Jawa Tengah, dan 1.101 orang bekerja di luar negeri. ”Paling banyak pekerja migran bekerja di Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia,” tutur Agus.
Terkait banyaknya pemohon kartu kuning yang hendak merantau keluar Banyumas, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, pihaknya berusaha merangsang masuknya investor ke Banyumas untuk menambah kesempatan kerja sembari menunggu selesainya pembangunan bandara di Purbalingga.
Pihaknya berusaha merangsang masuknya investor ke Banyumas untuk menambah kesempatan kerja sembari menunggu selesainya pembangunan bandara di Purbalingga.
”Ada banyak (pekerjaan). Ini sebentar lagi ada pabrik garmen di eks pabrik gula Kalibagor. Di Cilongok nanti ada pabrik mobil. Ini sedang menggeliat, fasilitas seperti bandara belum ada. Nanti ketika bandara ada dan tol juga ada, akan ada banyak pekerjaan di sini. Ini memerlukan waktu,” katanya.
Husein juga mengatakan, pemerintah kabupaten menyiapkan kawasan industri seluas 5.000 hektar di Lumbir, Wangon, Rawalo, dan Jatilawang. Kawasan ini ditargetkan terwujud pada 2022-2023. ”Nanti bisa menyerap tenaga kerja sampai 50.000 orang,” katanya.