PALU, KOMPAS Operasi pencarian terhadap 16 anak buah kapal KM Lintas Timur di perairan Banggai dan Banggai Laut, Sulawesi Tengah, dihentikan pada hari ketujuh, Senin (10/6/2019). Namun, tim tetap memantau informasi terkait keberadaan korban.
”Kami telah berusaha maksimal mencari dan menemukan korban. Meski operasi dihentikan, semua tim dengan tugasnya masing-masing tetap memantau semua informasi dan perkembangan di lapangan terkait para korban,” kata Basrano, Kepala Badan Search and Rescue Nasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu di Palu, kemarin.
Sesuai standar operasi, pencarian dan pertolongan korban dilakukan dalam waktu tujuh hari dan bisa diperpanjang tiga hari setelahnya. Operasi pencarian 17 anak buah kapal (ABK) KM Lintas Timur dimulai pada Selasa (4/6).
Basrano menyatakan, penghentian operasi diputuskan setelah tak ada tanda-tanda korban bisa ditemukan, apalagi dalam kondisi selamat. Selama pencarian, satu korban tewas ditemukan di perairan Kabupaten Banggai Kepulauan, Sabtu (8/6).
KM Lintas Timur yang mengangkut semen tenggelam di perairan antara Banggai Laut, Banggai, dan Banggai Kepulauan, Sabtu (1/6). Kapal berbobot 1.720 gros ton tersebut mengangkut 18 ABK. Satu orang selamat setelah terapung empat hari. Ia dievakuasi kapal yang melintas di sekitarnya. Saat ini korban dirawat intensif di RSUD Banggai.
KM Lintas Timur bertolak dari Bitung, Sulawesi Utara, menuju Morowali, Sulteng. Kapal mengalami mati listrik di Bitung. Setelah diperbaiki, kapal melanjutkan perjalanan hingga terjadi kecelakaan.
Kecelakaan di Biak
Di Papua, tim SAR Biak belum menemukan sembilan penumpang yang hilang di Perairan Kabupaten Supiori dan lima penumpang di salah satu sungai di Nabire pada Sabtu (8/6).
Kepala Kantor Pencarian dan Penyelamatan (Basarnas) Biak Melkianus Kotta mengatakan, pihaknya sudah berupaya mencari sembilan penumpang perahu motor di Kabupaten Supiori yang hilang kontak sejak Sabtu.
Perahu motor dengan kapasitas mesin 25 PK ini berangkat dari daerah Numfor Timur, Kabupaten Biak Numfor, dengan tujuan Kampung Amyas di Kabupaten Supiori sekitar pukul 10.00 WIT. Kondisi cuaca yang kurang baik diduga menghambat perjalanan perahu tersebut hingga hilang kontak.
Di Nabire, sebuah perahu berkapasitas mesin 40 PK yang mengangkut 11 orang menabrak kayu di Sungai Woronai. Tim SAR Biak yang bertugas di pos Nabire baru menemukan enam korban selamat.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Suroto mengatakan, pihaknya mengeluarkan peringatan adanya angin kencang disertai tinggi gelombang laut hingga 2 meter di perairan utara Papua yang meliputi Biak hingga Supiori, Sabtu lalu.
”Kami membagikan informasi ini ke seluruh pihak yang terkait, seperti Dinas Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, serta Basarnas,” kata Suroto.(VDL/FLO)