Pencarian Korban Terakhir Difokuskan di Jalur Sungai
Memasuki hari ketiga, tim SAR gabungan berhasil menemukan satu dari dua korban hilang dalam kecelakaan mobil tunggal di Kilometer 15 Jalan Payakumbuh-Bukittinggi, Agam, Sumatera Barat. Korban ditemukan di tepi sungai Batang Agam, sekitar 20 kilometer dari lokasi kecelakaan. Selanjutnya, pencarian korban terakhir difokuskan di jalur sungai, sekitar lokasi penemuan jenazah sebelumnya.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
AGAM, KOMPAS - Memasuki hari ketiga, tim SAR gabungan berhasil menemukan satu dari dua korban hilang dalam kecelakaan mobil tunggal di Kilometer 15 Jalan Payakumbuh-Bukittinggi, Agam, Sumatera Barat. Korban ditemukan di tepi sungai Batang Agam, sekitar 20 kilometer dari lokasi kecelakaan. Selanjutnya, pencarian korban terakhir difokuskan di jalur sungai, sekitar lokasi penemuan jenazah sebelumnya.
Koordinator Lapangan Pos Basarnas Limapuluh Kota Jefri Hunter, Selasa (11/6/2019), mengatakan, korban yang ditemukan bernama Mulyati (56). Korban ditemukan mengambang dengan posisi tertelungkup oleh tim perahu rafting di pinggir sungai dekat pusaran air sekitar pukul 11.55. korban diduga terseret arus sungai Batang Agam yang deras.
“Korban sudah selesai dievakuasi dan langsung dibawa mobil ambulans ke rumah duka di Nagari Koto Baru (Kecamatan X Koto, Tanah Datar),” kata Hunter.
Dengan ditemukannya Maryati, tim SAR gabungan fokus mencari satu korban lagi bernama Deva (6). Pencarian difokuskan di sekitar lokasi ditemukannya jenazah Maryati.
Menurut Hunter, sekitar 120 personel gabungan dikerahkan pada hari ketiga kejadian. Tim SAR gabungan mulai memaksimalkan pencarian di perairan karena debit air mulai susut. Pencarian dimulai sejak pukul 06.30 hingga pukul 18.00. Sesuai prosedur, pencarian maksimal dilakukan selama tujuh hari.
Di lokasi, polisi menandai lokasi kecelakaan dengan cat semprot. Beberapa warga masih berhenti di lokasi untuk melihat ke jurang. Keramaian dan garis polisi memicu rasa penasaran para pengendara. Polisi berulang kali menghalau pengendara yang berhenti. Lalu lintas relatif lancar dibandingkan Senin kemarin yang sering tersendat.
Sekitar 120 personel gabungan dikerahkan pada hari ketiga kejadian. Tim SAR gabungan mulai memaksimalkan pencarian di perairan karena debit air mulai susut.
Medan sulit
Meskipun pencarian di sungai telah dioptimalkan, medan terjal dan bersemak serta debit air yang deras menyulitkan petugas melakukan pencarian serta evakuasi. Saat mengevakuasi korban Maryati, perahu rafting petugas sempat terbalik. Perlengkapan evakuasi, seperti kantong jenazah dan sarung tangan hanyut.
“Tadi kami menunggu sekitar 30 menit kiriman perlengkapan baru. Perlengkapan yang hanyut tidak bisa kami temukan,” kata Doni Novirman (40), salah seorang anggota tim perahu rafting yang melakukan evakuasi jenazah.
Pencarian pada Selasa siang juga sempat dihentikan beberapa jam karena turun hujan. Koordinator lapangan menarik sementara tim dari kawasan sungai karena berisiko tinggi terhadap keselamatan petugas. Selasa sore, pencarian kembali dilanjutkan.
Sebelumnya, sebuah minibus merek Innova warna putih bernomor polisi BA 1751 BP yang ditumpangi sepuluh orang mengalami kecelakaan tunggal, Minggu (9/6) malam. Mobil yang melaju dari arah Payakumbuh menuju Nagari Koto Baru masuk jurang sedalam sekitar 30 meter di Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, tidak jauh dari PLTA Batang Agam, dekat perbatasan Agam dan Limapuluh Kota.
Sejauh ini, 2 orang meninggal, 7 luka-luka, dan 1 lainnya masih hilang. Korban meninggal yakni Najwa (7) dan Maryati (56), sedangkan yang masih hilang bernama Deva (6). Adapun korban luka berat adalah, Intan Okti Syaputri (23), Yesi Novita (40), dan Syafril (60). Korban luka ringan, yakni M Alvin (18), Khairania Putri (9), Heysya (11), dan sopir Rasid Akbar (19).
Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Bukittinggi Inspektur Dua Novandri, Selasa (11/6), menjelaskan, kecelakaan terjadi karena sopir hilang kendali dan masuk jurang di sebelah kiri jalan arah ke Bukittinggi. Hal itu dipicu jalan basah karena hujan dan minimnya penerangan. Sementara itu, kendaraan melaju dengan kecepatan sekitar 40 kilometer per jam.
"Sopir tidak sedang kelelahan ataupun dalam pengaruh obat-obatan. Kami akan memeriksa lebih lanjut sopir dan menunggu keterangan saksi (korban) yang luka-luka serta trauma," kata Novandri.
Sopir tidak sedang kelelahan ataupun dalam pengaruh obat-obatan.
Novandri menambahkan, lokasi kecelakaan memang rawan karena terdapat tikungan dengan penerangan minim. Selain itu, pembatas jalan di pinggir jurang tidak memadai. Sekitar dua tahun lalu, lanjutnya, pernah terjadi sejumlah kecelakaan melibatkan sepeda motor maupun mobil. Di sekitar lokasi, polisi memasang spanduk peringatan lokasi rawan kecelakaan.
Riko Saputra (26), sepupu korban Yesi, Senin (10/6), mengatakan, rombongan itu Minggu pagi berwisata ke Kelok Sembilan. Sehabis itu, mereka mengikuti acara halalbihalal di Nagari Simpang Kapuak, Kecamatan Mungka, Limapuluh Kota.
“Malam harinya, rombongan hendak balik ke Kotobaru, Padangpanjang,” kata Riko. Mobil yang ditumpangi merupakan mobil pribadi.