Dampak Banjir Daerah Bertambah Parah
Distribusi logistik di Samarinda terkendala banjir yang meluas, sedangkan Jalan Trans-Seram di Maluku masih lumpuh.
JAKARTA, KOMPAS Dampak banjir di sejumlah daerah bertambah parah. Selain menambah jumlah pengungsi, banjir juga memutus jalan dan jembatan antardaerah, seperti di Pulau Seram, Maluku, dan Samarinda, Kalimantan Timur.
Di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, hujan lebat membuat pengungsi belum berani pulang ke rumah. Di Kendari, ibu kota Sultra, sebagian wilayah yang mulai surut terancam terendam lagi. Banjir di Sultra, antara lain, terjadi di Konawe Utara, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka Timur, dan Kendari. Konawe Utara yang terparah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra Boy Ihwansyah, dihubungi di Konawe Utara, Selasa (11/6/2019) malam, menyebut, banjir belum surut. Bahkan, warga terdampak di Konawe Utara bertambah jadi 5.111 jiwa, terdiri atas 1.424 keluarga. Rumah hanyut bertambah jadi 185, belum termasuk ratusan lain yang rusak ringan dan berat.
Tingginya genangan dan sulitnya air bersih membuat sebagian pengungsi di pengungsian dan rumah kerabat terserang penyakit. ”Warga mulai gatal-gatal dan batuk. Kami butuh obat-obatan,” kata Boy.
Di Samarinda, distribusi makanan dan bantuan tersendat karena banjir meluas. Tim gabungan kekurangan personel dan peralatan untuk mengevakuasi warga.
Banjir mulai menggenangi Samarinda sejak 5 Juni lalu. Hujan di wilayah hulu Sungai Mahakam membuat banjir meluas ke empat kecamatan, yakni Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda Ilir, Samarinda Ulu, dan Sungai Pinang.
Meski hujan tidak turun sejak Senin, air masih menggenang di sebagian wilayah empat kecamatan itu. Lebih dari 15.000 jiwa terdampak.
Di Kelurahan Temindung Permai, ketinggian air 1 meter. Sejak Minggu malam, ratusan warga mengungsi ke Kantor Sekretariat Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Samarinda. ”Sebelum dapat makan, kami beli dengan sisa uang.
Sisa makanan juga kami kumpulkan untuk dimakan bersama,” ujar Mahyudin (59), warga RT 030, Kelurahan Temindung Permai.
Sebelumnya, Wali Kota Samarinda mengeluarkan surat keputusan tentang kondisi tanggap darurat banjir selama tujuh hari sejak 8 Juni. Dana tanggap darurat Rp 3 miliar. ”Dana itu untuk paket makanan dan perlengkapan kebersihan masyarakat,” ujar Sekda Kota Samarinda Sugeng Chairuddin.
Di Kalimantan Selatan, lebih dari 800 warga Kabupaten Tanah Bumbu masih mengungsi akibat banjir di tujuh kecamatan sejak Sabtu lalu. Ketinggian banjir sekitar 50 sentimeter.
Mobilitas terganggu
Dampak banjir juga merendam sejumlah akses di Samarinda. Akibatnya, aktivitas dan mobilitas warga terganggu. Ketinggian air mencapai 50 cm. Beberapa toko tutup karena air tak kunjung surut.
Di Pulau Seram, hingga Selasa atau satu pekan berlalu, Jalan Trans-Seram masih lumpuh menyusul putusnya sejumlah jembatan. Aliran logistik dan mobilitas warga terhenti. Angkutan laut yang jadi alternatif tak banyak membantu. Di sisi lain, belum ada kepastian pulihnya jalur tersebut.
”Jembatannya miring sekali. Kemarin ada mobil dan sepeda motor nekat lewat, tetapi sekarang polisi sudah melarang. Lintas Seram sekarang lumpuh,” kata Stevin Melay, warga Kota Ambon yang tengah berada di Seram.
Sementara itu, pembangunan jembatan darurat penghubung Sulteng dan Sultra segera dilakukan. Meskipun jembatan masih rusak, lalu lintas tak lumpuh karena ada jalur alternatif yang bisa digunakan warga.
Jembatan di Desa Dampala, Kabupaten Morowali, putus karena sungai meluap. Jembatan sepanjang 75 meter itu patah.
Sentani berisiko
Di Papua, Pemkab Jayapura diimbau mengantisipasi jalur banjir bandang di Sentani. Berdasarkan penelitian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lokasi permukiman dekat jalur banjir bandang.
”Kesimpulan terakhir kami, wilayah itu berpotensi banjir bandang di masa mendatang,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Agus Budianto. Penelitian itu setelah banjir bandang yang melanda 12 distrik di Kabupaten Jayapura, 16 Maret 2019. Setidaknya, 100 orang meninggal.
(REN/CIP/JUM/VDL/FLO/FRN)