Perancis dan Eslandia Panaskan Persaingan di Grup H
Persaingan di Grup H kualifikasi Piala Eropa 2020 semakin ketat setelah Perancis menghancurkan Andorra dengan skor 4-0 dan Eslandia mengalahkan Turki dengan skor 2-1. Namun, perlakuan tidak menyenangkan terhadap tim nasional Turki saat berada di bandara Eslandia mencoreng persaingan yang sportif tersebut.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·5 menit baca
ANDORRA LA VELLA, RABU — Persaingan di Grup H kualifikasi Piala Eropa 2020 semakin ketat setelah Perancis menghancurkan Andorra dengan skor 4-0 dan Eslandia mengalahkan Turki dengan skor 2-1. Namun, perlakuan tidak menyenangkan terhadap tim nasional Turki saat berada di bandara Eslandia mencoreng persaingan yang sportif tersebut.
Dalam pertandingan yang digelar di Estadi Nacional, Andorra la Vella, Andorra, Rabu (12/6/2019), juara dunia Perancis mengubah susunan pemain inti mereka setelah kalah dari Turki pada pertandingan sebelumnya.
Pelatih Perancis Didier Deschamps hanya memasang empat pemain inti yang ikut dalam pertandingan melawan Turki, yakni Kylian Mbappe, Antoine Griezmann, Paul Pogba, dan Hugo Lloris. Ia tetap menggunakan formasi 4-2-3-1 seperti saat melawan Turki. Deschamps memberikan kepercayaan sejak menit awal kepada Kurt Zouma, Clement Lenglet, Leo Dubois, Wissam Ben Yedder, Florian Thauvin, Ferland Mendy, dan Tanguy Ndombele.
Kepercayaan tersebut tidak disia-siakan Ben Yedder, Thauvin, dan Zouma. Bersama dengan Mbappe, masing-masing mencetak satu gol.
”Kami bereaksi dengan baik setelah tidak bermain pada level kami yang biasa pada hari Sabtu melawan tim Turki yang bermain bagus,” ujar Deschamps. Ia mengakui, intensitas pertandingan melawan Andorra berbeda dengan saat bertandang ke Turki. Namun, timnya tetap bermain bagus sehingga dapat mengalahkan Andorra 4-0 dengan mudah.
Perancis sangat mendominasi pertandingan dengan menguasai bola hingga 87 persen atas tim penghuni peringkat terbawah Grup H tersebut. Mereka juga mampu menciptakan 20 tendangan dengan 10 di antaranya mengarah ke gawang. Andorra hanya mampu menendang dua kali dengan satu tendangan mengarah ke gawang Lloris.
Sementara itu, Eslandia yang dikalahkan Perancis dengan skor 0-4 pada Maret lalu memberikan kejutan dengan mengalahkan Turki, 2-1, di Stadion Laugardalsvollur, Reykjavik, Eslandia. Dua gol kemenangan tuan rumah dicetak oleh bek Rostov, Ragnar Sigurdsson. Turki hanya mampu membalas satu gol yang dicetak oleh gelandang Besiktas, Dorukhan Tokoz.
Dengan kemenangan ini, perolehan nilai Eslandia sama dengan Perancis dan Turki, yakni 9 poin. Perancis berada di urutan teratas karena unggul selisih gol. Sementara Turki dan Eslandia berada di urutan kedua dan ketiga.
Perancis tidak boleh lengah jika tidak ingin bernasib serupa dengan Belanda yang gagal lolos di Piala Eropa 2016 dan Inggris yang tidak lolos ke Piala Eropa 2008. Meskipun baru memasuki pertandingan ke-4, Perancis tidak boleh lengah sebab mereka akan menghadapi Albania yang berada di peringkat ke-4 pada pertandingan selanjutnya.
Poin Albania dengan ketiga tim di atasnya hanya selisih 3 angka. Dari babak kualifikasi ini, hanya akan ada dua tim teratas yang lolos pada putaran final Piala Eropa 2020.
Perlakuan tidak menyenangkan
Pertandingan Eslandia melawan Turki sempat diwarnai perlakuan tidak menyenangkan ketika tim nasional Turki tiba di negara Skandinavia itu. Pejabat Turki mengkritik Eslandia atas perlakuan tidak sopan terhadap tim nasional sepak bola Turki di Bandara Keflavik, Reykjavik, Eslandia.
Timnas Turki harus menunggu selama beberapa jam di ruang kontrol paspor pada Minggu malam. Mereka menjadi sasaran pemeriksaan keamanan secara intensif. Hal tersebut diungkapkan oleh pemain kepada media Turki.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengecam perlakuan Eslandia terhadap timnas Turki. ”Perlakuan pada tim nasional kami di bandara Eslandia tidak dapat diterima, baik dari segi kemanusiaan maupun praktik diplomatik. Janganlah ada keraguan bahwa kami akan melakukan apa yang diperlukan,” kata Cavusoglu melalui akun Twitter-nya.
Gelandang Turki, Emre Belozoglu, mengatakan, tidak ada penjelasan langsung dari pihak bandara terkait keterlambatan di ruang kontrol paspor. ”Kami telah menunggu selama tiga jam. Mereka mengambil tas semua orang. Apa yang mereka lakukan tidak sopan,” kicau Emre di akun Twitter-nya.
Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin juga menyampaikan kemarahannya melalui akun Twitter-nya. Perlakuan tidak hormat dari petugas bandara Eslandia terhadap timnas Turki dianggap Kalin sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima.
”Negara kami dan orang-orang kami berdiri di tim nasional yang akan memberikan respons terbaik di lapangan,” ujarnya.
Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun juga mengatakan, perlakuan tersebut tidak sejalan dengan perilaku sportif. Eslandia dianggap melanggar nilai kesopanan dalam praktik diplomatik. Kementerian Luar Negeri mengeluarkan nota protes diplomatik kepada Eslandia melalui Kedutaan Norwegia.
Wakil kapten Turki, Burak Yilmaz, menuturkan hal serupa. Mereka telah terbang selama 6,5 jam dan menunggu selama tiga jam. ”Mereka mengambil tas semua orang dan bahkan kosmetik semua orang,” kata Yilmaz.
Jurnalis Turki, Metin Cihan, membagikan informasi di akun Twitter bahwa lama penerbangan dari Turki ke Eslandia adalah 5 jam 37 menit. Yilmaz membuat pernyataan tersebut satu jam setelah pesawat mendarat di Keflavik.
Berdasarkan laporan dari media daring Turki, Ahvalnews.com, yang mengutip dari surat kabar harian Turki, Sozcu, pejabat Eslandia membantah laporan yang diberitakan surat kabar Turki. Kepala Keamanan Federasi Sepak Bola Eslandia Vidir Reynisson mengatakan, pemain Turki telah melebih-lebihkan insiden tersebut. Menurut dia, pemain Turki telah hadir di hotel dua jam setelah pesawat mendarat di bandara.
”Ketika kami datang ke Turki, kami juga melewati pemeriksaan keamanan, cek mereka sama dengan kami. Menurut pendapat saya, sepertinya tidak ada yang tidak normal,” kata Reynisson.
Operator bandara Eslandia, Isavia, mengatakan, pemeriksaan tersebut wajib dilakukan untuk kedatangan dari luar Uni Eropa. Timnas Turki harus menunggu lebih lama dari biasanya karena pihak bandara sedang melakukan pembersihan untuk kepentingan keamanan. Mereka menyatakan, pemain Turki hanya menghabiskan 80 menit di Bandara Keflavik, bukan tiga jam. (AFP)