Jembatan Layang dan Urusan Administrasi Segera Dirampungkan
Oleh
Helena F Nababan/Nikolaus Harbowo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — LRT Jakarta dioperasikan secara komersial setelah penyelesaian pembangunan jembatan layang atau skywalk serta sejumlah proses administrasi. Sambil menunggu penyelesaian, pihak LRT Jakarta menggelar uji publik.
Berdasarkan pemantauan Kompas di sekitar Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2019) pagi, pembangunan skywalk sepanjang 170 meter itu tengah diselesaikan. Jembatan tersebut menghubungkan Stasiun Velodrome dengan Halte Transjakarta Pemuda. Jembatan layang itu dibangun dari arah Stasiun Velodrome, mengikuti trotoar di Jalan Balap Sepeda lalu belok kiri ke Jalan Pemuda.
Adapun Halte Pemuda tengah dalam proses pemanjangan untuk bisa bertemu dengan jalan turun jembatan ini di tengah-tengah Jalan Pemuda.
”Jadi nanti area berbayar LRT akan bertemu dengan area berbayar Transjakarta,” kata Iwan Takwin, Direktur Proyek LRT Jakarta PT Jakarta Propertindo, Selasa (11/5/2019).
Selain menunggu selesainya pemanjangan halte, pihak LRT juga berkoordinasi dengan PT Transportasi Jakarta untuk masalah pembayaran. Berbeda dengan Transjakarta yang memberlakukan 1 tarif untuk semua jurusan, tarif LRT dibayarkan penumpang di gerbang keluar stasiun LRT.
Selesaikan perizinan
Hal lain yang tengah diupayakan LRT Jakarta adalah menyelesaikan administrasi berupa surat izin mendirikan bangunan (IMB) Stasiun Pegangsaan Dua dan depo LRT.
Iwan menjelaskan terkait IMB tersebut, sempat ada revisi di gambar. ”Sudah kami revisi dan sekarang sedang dalam proses penyelesaian,” kata Iwan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga meminta PT Jakarta Propertindo selaku pemilik proyek penugasan LRT rute Kelapa Gading-Rawamangun untuk segera menyelesaikan persyaratan administrasi IMB Stasiun Pegangsaan Dua dan depo LRT itu.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemprov DKI Jakarta Benny Agus Chandra mengatakan, syarat administrasi itu harus diselesaikan paling tidak pada minggu ini.
”Secara prinsip, tak ada masalah karena tinggal administrasi, kan. Akan tetapi, itu harus dipatuhi. Dari enam stasiun, tinggal satu stasiun yang belum, dan depo,” ujar Benny.
Sebagai catatan, dalam fase pertama ini, LRT Jakarta melayani rute sepanjang 5,8 kilometer, mulai dari Kelapa Gading hingga Velodrome, Rawamangun. Ada enam stasiun yang akan dilewati, yaitu Stasiun Pegangsaan Dua, Stasiun Boulevard Utara, Stasiun Boulevard Selatan, Stasiun Pulomas, Stasiun Equastrian, dan Stasiun Velodrome. Adapun dalam uji publik kemarin, Stasiun Pegangsaan Dua belum aktif.
Benny mengatakan, apabila pengurusan perizinan bisa dilakukan lebih cepat, pengoperasian LRT secara komersial pun juga akan lebih cepat.
”Prosesnya cepat kok. Saya pikir dalam dua tiga hari ini bisa selesai semua,” katanya.
Iwan berharap baik pembangunan skywalk maupun halte, serta proses administrasi, bisa selesai pada akhir bulan ini sehingga akan siap saat dioperasikan secara komersial nantinya. Adapun untuk persiapan pengoperasian secara komersial itu, pada pekan ini sudah diawali dengan uji publik.
Dalam uji publik ini, masyarakat umum boleh ikut naik. ”Ini mirip dengan pengoperasian secara komersial. Tahapan ini dilakukan supaya kita bisa tahu bagaimana mengantisipasi, di mana kekurangannya. Ini, kan, rangkaian sebelum pengoperasian secara komersial,” ujar Iwan.
Adapun untuk mendukung operasional, saat ini LRT Jakarta sudah mengantongi surat rekomendasi teknis dan rekomendasi keselamatan dari Kementerian Perhubungan. LRT juga sudah mengantongi rekomendasi sarana dan prasarana LRT.