Mendengarkan Musik, Menikmati Hidup
Musik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari penduduk dunia. Hampir semua aktivitas tidak terlewatkan dengan mendengarkan musik, mulai dari saat di perjalanan, berolahraga, ketika bekerja, hingga menjelang tidur.
”Without music, life would be a mistake.”
(Friedrich Nietzsche, Twilight of the Idols, 1888)
Musik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari penduduk dunia. Hampir semua aktivitas tidak terlewatkan dengan mendengarkan musik, mulai dari saat di perjalanan, berolahraga, ketika bekerja, hingga menjelang tidur.
Kajian International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) di 18 negara di dunia pada 2018 menemukan gambaran perilaku keseharian masyarakat dalam menikmati musik. Sebanyak 63 persen orang memilih musik untuk mengisi waktu luang di rumah.
Sementara 54 persen orang memasak dan membersihkan rumah sembari mendengarkan musik. Hal serupa juga dilakukan 36 persen orang saat melakukan aktivitas fisik atau sedang berada di gym.
Tentu tidak semua jenis musik disukai orang. Terhitung beberapa genre musik menjadi favorit di seluruh dunia. Urutan pertama adalah jenis musik pop (64 persen), selanjutnya adalah rock, dance, hiphop/rap/trap, R&B, soul/blues, dan terakhir metal.
Popularitas musik pop tidak lepas dari sosok penyanyi dan musisi yang dikenal publik. Beberapa nama musisi terkenal yang dominasi genre musik pop adalah Taylor Swift, Ariana Grande, Katy Perry, Rihanna, Michael Jackson, Justin Timberlake, dan Bruno Mars. Selain faktor penyanyi, genre tersebut memiliki karakteristik easy listening sehingga mudah diterima oleh banyak orang dari berbagai latar belakang.
Dari sisi perangkat yang digunakan untuk mendengarkan musik, sebanyak 75 persen orang memilih menggunakan smartphone. Jika ditelusuri lebih dalam dari sisi usia, persentase orang yang menikmati musik lewat smartphone lebih banyak dilakukan oleh kaum muda.
Sebanyak 84 persen responden berusia 16-24 tahun mendengarkan musik lewat telepon pintar mereka. Responden usia muda ini menilai smartphone lebih praktis dan efisien untuk mendengarkan musik dimana pun. Sementara cara mendengarkan musik yang diminati adalah dengan streaming (86 persen).
Bukan hanya mendengarkan, musik juga menjadi bahan perbincangan menarik bagi publik. Berdasarkan jejaring sosial yang berkembang, setidaknya ada tiga platform yang digunakan untuk berdiskusi tentang musik. Paling banyak musik diperbincangkan melalui Whatsapp (35 persen), kemudian Facebook (30 persen), dan Instagram (23 persen). Topik yang dibahas pun beragam, mulai dari lagu terbaru hingga jadwal konser penyanyi terkenal.
Teman setia
Saat waktu santai atau sedang mengerjakan pekerjaan, musik menjadi pilihan banyak orang untuk menemani. Rata-rata orang mendengarkan musik selama 2,5 jam per hari atau 17,8 jam tiap minggu. Artinya, musik telah menjadi bagian tak terpisah dari kehidupan manusia.
Banyak cara untuk menikmati alunan musik favorit. Secara umum, mendengarkan musik dilakukan paling banyak saat berada di dalam kendaraan (66 persen). Hal tersebut dilakukan agar pengemudi tidak bosan dan mengantuk. Apalagi saat kondisi macet di jalan, musik menjadi teman terbaik.
Sementara 40 persen orang melakukannya saat bekerja atau belajar. Tak hanya itu, musik dipilih oleh 19 persen orang untuk menemani waktu sebelum istirahat malam. Untuk dua kegiatan tersebut, dibutuhkan jenis musik yang sangat personal, artinya musik untuk fokus belajar atau istirahat malam bisa berbeda tiap orang.
Sebagian orang memilih musik jenis jazz agar bisa fokus belajar dan istirahat. Namun, ada yang lebih suka musik pop-rock. Selain pilihan jenis musik, pilihan instrumen lagu juga berbeda-beda. Beberapa orang nyaman dengan lagu yang diiringi semua alat musik, lainnya, lebih nyaman dengan satu alat musik saja, bisa gitar atau saksofon.
Perilaku
Minat terhadap musik secara global tak jauh beda dengan pola di Indonesia. Berdasarkan data dari Google Trend, popularitas penelusuran kategori musik mencapai 73 persen selama setahun terakhir.
Penelusuran lebih mendalam, Google Trend memberikan gambaran jelas tentang perilaku masyarakat Indonesia dari berbagai kategori, seperti penelusuran terpopuler, peristiwa hiburan, lagu, hingga selebriti. Hasilnya, tiap kategori berisikan sedikitnya satu elemen musik, seperti artis, lagu, maupun acara musik, yang menunjukkan minat masyarakat Indonesia terhadap dunia musik.
Sebanyak 63 persen orang memilih musik untuk mengisi waktu luang di rumah.
Tiap kategori memiliki lima hasil penelusuran terbanyak setiap tahun. Kategori penelusuran terpopuler tahun 2018 menempatkan lagu Piala Dunia Russia, Asian Games, dan Piala AFF sebagai tiga lagu favorit. Berikutnya, lagu ”Karna Su Sayang” di posisi keempat, sedangkan urutan kelima diduduki Nissa Sabyan, penyanyi religi.
Sementara kategori peristiwa hiburan, urutan pertama ditempati oleh ajang pencarian bakat bernyanyi Indonesian Idol. Sementara urutan kedua adalah Indonesian Idol Junior.
Tak hanya itu, kategori selebriti juga didominasi oleh penyanyi. Urutan pertama adalah Nissa Sabyan, kemudian dilanjutkan Marion Jola di posisi kedua. Sementara Blackpink, girlband dari Korea Selatan, berada di posisi keempat. Terakhir, lagu paling populer sepanjang tahun 2018 adalah ”Karna Su Sayang”, sebuah lagu berbahasa Papua.
Salah satu faktor yang membuat masyarakat kian mudah menikmati musik adalah munculnya berbagai platform baru seiring perkembangan teknologi digital. Teknologi komunikasi dan internet turut andil dalam memudahkan publik mengakses musik-musik pilihan. Jaringan internet dan komputer memungkinkan publik mengakses dan mengunduh berbagai musik pilihan.
Bukan hanya dari sisi publik yang makin mudah mengakses musik, dari sisi industri, perkembangan digital juga mendorong musik sebagai bisnis yang cukup menjanjikan dalam ekonomi kreatif nasional. Ekspor subsektor musik dalam kurun waktu 2010-2016 menunjukkan tren peningkatan.
Demikian juga dengan laju pertumbuhan bisnis musik. Rata-rata subsektor musik selama enam tahun terakhir mengalami peningkatan 143,64 persen. Komoditas terbesar ekspor subsektor musik selama periode 2010-2016 berasal dari aktivitas penerbitan musik dan buku musik. (LITBANG KOMPAS)