PT PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat secara bertahap memulihkan sistem kelistrikan di wilayah yang dilanda banjir.
Oleh
RENY SRI AYU
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — PT PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat secara bertahap memulihkan sistem kelistrikan di wilayah yang dilanda banjir. Pasokan listrik di sejumlah lokasi banjir terputus karena banyak peralatan yang rusak diterjang banjir.
”Akibat banjir dan longsor yang menyebabkan pohon tumbang, sejumlah tiang listrik PLN patah maupun tumbang. Selain itu, gardu distribusi PLN di beberapa daerah juga terendam banjir sehingga petugas harus mematikan pasokan listrik agar aman bagi masyarakat,” ujar Eko Wahyu Prasongko dari Bagian Humas PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat, Rabu (12/6/2019).
Eko menuturkan, dari hasil pendataan lapangan di Konawe Utara, Sultra, sejumlah tiang listrik PLN rusak karena dampak longsor dan 65 gardu distribusi yang melayani 3.237 pelanggan padam maupun dipadamkan. Kondisi ini di antaranya di Kecamatan Andowia, Asera, Landawe, Langgikima, Oheo, dan Wiwirano.
Bukan hanya di Sultra, pemulihan pasokan listrik juga diupayakan segera rampung di sejumlah daerah yang juga dilanda banjir di Sulsel. Untuk memastikan pemulihan berjalan cepat, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat Bambang Yusuf meninjau lokasi banjir, Rabu.
Bambang memastikan saat ini petugas PLN di lapangan sedang melakukan upaya pemulihan sistem dengan memperbaiki infrastruktur yang rusak, seperti tiang patah, dan membersihkan jaringan yang terkena ranting. ”Untuk daerah yang terdampak banjir, PLN menunggu banjir surut setelah itu petugas akan menormalkan pasokan sesegera mungkin,” kata Bambang.
Pada kesempatan yang sama, Corporate Social Responsibility PLN Peduli memberikan bantuan kepada korban banjir di Konawe Utara berupa bahan makanan dan pakaian senilai Rp 100 juta. Bantuan juga diberikan Yayasan Baitul Maal PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat berupa bahan makanan, pakaian, dan instalasi kelistrikan senilai Rp 150 juta.
Sementara itu, terkait dengan dampak banjir yang menyebabkan ribuan rumah terendam, termasuk fasilitas umum seperti sekolah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sultra yang terdampak banjir menjadwalkan ulang rencana ujian kenaikan kelas.
”Karena banyak sekolah yang belum melaksanakan ujian kenaikan kelas, maka disepakati bahwa jadwal ujian akan diatur ulang,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sultra Boy Ihwansyah.
Selain karena banyak sekolah terendam maupun rusak, kebijakan itu diambil karena banyak siswa yang mengungsi. ”Untuk sementara, kami fokus pada penanganan warga atau korban dan juga pemulihan dampak banjir,” ujar Boy.
Banjir di Sultra menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Kolaka Timur, dan Kendari. Dampak terparah terjadi di Konawe Utara yang menyebabkan lebih dari 5.000 warga mengungsi dan ratusan rumah hanyut serta rusak.
Sejumlah jalan dan jembatan putus yang menyebabkan akses antar-kecamatan maupun kabupaten terputus. Sebagian warga juga terisolasi akibat bencana ini.