Seluruh Saksi Masih Dirawat, Kebakaran Kapal di Pulau Kijang Belum Terungkap
Enam awak kapal cepat Rizki Putra 01 mengalami luka bakar serius menyusul kebakaran ruang mesin saat sandar di Dermaga Pulau Kijang, Kecamatan Reteh, Indragiri Hilir, Riau, Selasa (11/6/2019). Hingga Rabu (12/6/2019) pagi, polisi belum berhasil mengungkap penyebab kebakaran karena seluruh saksi kejadian masih dirawat di rumah sakit.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Enam awak kapal cepat Rizki Putra 01 mengalami luka bakar serius menyusul kebakaran ruang mesin saat sandar di Dermaga Pulau Kijang, Kecamatan Reteh, Indragiri Hilir, Riau, Selasa (11/6/2019). Hingga Rabu (12/6/2019) pagi, polisi belum berhasil mengungkap penyebab kebakaran karena seluruh saksi kejadian masih dirawat di rumah sakit.
”Setelah kejadian, korban sempat dirawat di Pulau Kijang. Namun, luka bakar yang dialami cukup serius sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Puri Husada di Tembilahan (ibu kota Kabupaten Indragiri Hilir),” ujar Kepala Kepolisian Sektor Reteh Inspektur Satu Muhammad Rafi, yang dihubungi Rabu pagi.
Menurut Rafi, kapal Rizki Putra adalah armada kapal lokal yang melayani penumpang rute Pulau Kijang-Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Sebelum kejadian, pada Selasa pagi, beberapa jam sebelum keberangkatan, mekanik kapal Abdul Rahman (29) serta lima awak lain, Aditia (29), Alimudin (25), Husanini (25), Ilham (31), dan Yahya (41) sedang mempersiapkan kapal sebelum jadwal keberangkatan penumpang.
”Berdasarkan keterangan pemilik kapal, sebelum berangkat, biasanya awak terlebih dahulu bekerja membersihkan kapal, memanaskan mesin, dan pekerjaan lain agar kapal dalam keadaan baik saat berangkat,” tutur Rafi.
Namun, saat para kru sedang berada bekerja di bagian dalam kapal, ada bagian di dalam kapal yang terbakar. Menurut Rafi, polisi hingga kini masih menyelidiki penyebab kejadian tersebut.
Kebakaran, awalnya diketahui Muchtar Sibali (54), seorang pemilik warung yang berada di dekat dermaga. Muchtar melihat asap keluar dari kapal dan tidak lama kemudian terlihat seorang awak yang menceburkan diri ke air dalam kondisi pakaian terbakar.
Muchtar pun segera menginformasikan kejadian kepada pemilik kapal. Adapun warga lain di dekat dermaga segera membantu pemadaman api dan memberi pertolongan.
Pemadaman dilakukan cukup cepat sehingga api tidak sempat membakar seluruh kapal.
Pemadaman dilakukan cukup cepat sehingga api tidak sempat membakar seluruh kapal. Kabin penumpang dan bagian atas kapal tidak banyak yang rusak.
Seluruh korban, kata Rafi, segera dibawa ke Puskesmas Pulau Kijang. Namun, tim medis puskesmas menyerah karena luka bakar mereka cukup serius sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Tengku Sulung, di Pulau Kijang (ibu kota Kecamatan Reteh).
”Rumah Sakit Tengku Sulung pun ternyata tidak sanggup merawat sehingga korban dirujuk lagi ke RSUD Puri Husada di Tembilahan,” kata Rafi.
Menurut Rafi, beberapa personel polisi ikut mengawal perjalanan korban ke rumah sakit di Tembilahan. Mereka masih berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jika korban sudah melewati masa kritis, pihaknya akan segera meminta keterangan saksi korban untuk mengetahui penyebab kejadian.
Jika korban sudah melewati masa kritis, pihaknya akan segera meminta keterangan saksi korban untuk mengetahui penyebab kejadian.
Pulau Kijang merupakan daerah terluar di Provinsi Riau yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanjung Jabung, Provinsi Jambi. Waktu tempuh dari Tanjung Jabung sekitar 1 jam dengan kapal cepat.
Adapun jarak Pulau Kijang dari Pekanbaru 360 kilometer dengan waktu tempuh darat lebih dari 12 jam. Sementara jarak ke Tembilahan hanya 90 kilometer, tetapi waktu tempuh darat mencapai empat jam karena kondisi jalan buruk. Warga Pulau Kijang lebih suka menggunakan jalur Sungai Batang Gansal menuju Tembilahan yang dapat ditempuh sekitar dua jam.