ROMA, SELASA – AS Roma resmi merekrut Paulo Fonseca sebagai pelatih baru menggantikan pelatih sementara Claudio Ranieri, Selasa (11/6/2019). Fonseca, yang kini melatih Shakhtar Donetsk, mengemban misi berat mengembalikan Roma sebagai tim papan atas Serie A dan tim tangguh di Eropa.
Roma mengalami kemunduran besar musim 2018-2019. Mereka finis di peringkat enam Liga Italia dan musim depan hanya tampil di Liga Europa. Padahal, musim 2017-2018, Roma di tangan pelatih Eusebio Di Francesco finis di peringkat tiga Liga Italia dan menembus semi final Liga Champions.
Namun, Di Francesco tidak mampu mempertahankan pencapaian itu dan kekalahan demi kekalahan dialami Roma musim lalu. Manajemen Roma akhirnya memecat Di Francesco,Maret lalu, dan menunjuk Ranieri sebagai pelatih sementara hingga akhir musim.
Pilihan Roma jatuh kepada Fonseca yang membawa Shakhtar menjadi juara Liga Ukraina sekaligus juara Piala Ukraina tiga musim beruntun sejak 2016-2017. Pada tahun 2017, Shakhtar juga meraih trofi Piala Super Ukraina.
Fonseca merupakan pilihan terakhir ketika Roma gagal mendapatkan Antonio Conte yang memilih Inter Milan atau Gian Piero Gasperini yang bertahan di Atalanta. Presiden AS Roma James Pallota mengatakan, Fonseca sendiri yang berniat melatih Roma. ”Kami juga senang menyambut Fonseca. Ia masih muda dan berambisi. Punya mental juara dan reputasi untuk menerapkan permainan menyerang,” ujar Pallota seperti dikutip Football-Italia. Gaya permainan atraktif itu, kata Pallota, akan membuat fans senang.
Pemilik Shakhtar Donetsk Rinat Akhmetov mengatakan keputusan Fonseca pindah ke Roma layak dihormati. ”Dia berambisi mencoba kemampuannya di Italia. Ia tidak pernah takut menerima tantangan baru” ujarnya.
Fonseca dikontrak dua tahun dan diharapkan bisa mengangkat Roma dari keterpurukan. ”Saya sangat senang dan termotivasi menjalankan tugas itu. Saya tidak sabar pindah ke Roma, bertemu fans, dan mulai bekerja,” kata Fonseca.
Tugas utama yang harus dikerjakan Fonseca adalah mengendalikan kamar ganti dan membangun tim yang solid. Ia harus kembali melecut motivasi pemain dan menanamkan rasa percaya diri. Hal ini sulit dilakukan Di Francesco karena kegemaran Roma menjual pemain bintang. Kebijakan kontroversial itu terjadi ketika Monchi menjabat direktur olahraga. Monchi meninggalkan Roma pada Maret lalu.
Selain mudah melepas pemain kunci, Roma juga kurang tepat memilih pemain baru. Mereka mengucurkan banyak uang untuk membeli pemain seperti Steven Nzonzi (Rp 435 miliar) dan Javier Pastore (Rp 402 miliar). Namun, penampilan kedua pemain itu tidak seperti yang diharapkan.
Pemain seperti Nicolo Zaniolo yang dibeli dari Inter Milan senilai Rp 72 miliar justru tampil menonjol. Fonseca pun membutuhkan kejelian membeli pemain baru. Apalagi, striker Edin Dzeko dirumorkan hengkang
Menanti Juventus
Sementara itu, juara bertahan Juventus belum mengumumkan nama pelatih barunya. Untuk sementara kandidat utama tetap Maurizio Sarri, yang baru saja mengantar Chelsea merebut trofi Liga Europa.
“Juventus adalah klub yang memiliki manajemen bagus. Persoalan pelatih tidak mengganggu kami. Saya yakin pelatih yang hebat akan datang,” ujar gelandang Juventus Miralem Pjanic. Ia yakin pelatih yang baru tidak kalah berkualitas dengan pelatih sebelumnya, Massimiliano Allegri.
AC Milan juga belum mengumumkan pelatih yang baru untuk menggantikan Gennaro Gattuso. Kandidat kuat mereka adalah Marco Giampolo yang sebelumnya melatih Sampdoria. (AFP/REUTERS)