Hingga Rabu (12/6/2019) pagi, tercatat warga terdampak banjir di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 30.580 jiwa atau 9.358 keluarga.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
SAMARINDA, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Samarinda memutakhirkan jumlah korban terdampak banjir yang melanda empat kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur. Hingga Rabu (12/6/2019) pagi, tercatat warga terdampak banjir 30.580 jiwa atau 9.358 keluarga.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda mencatat jumlah warga terdampak sekitar 15.000 jiwa di Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda Ilir, Samarinda Ulu, dan Sungai Pinang. Setelah semua laporan masuk, ternyata jumlah korban lebih banyak.
”Kemarin, data di lapangan belum sepenuhnya kami terima karena tim fokus mengevakuasi warga yang masih berada di rumah. Data kemungkinan terus bergerak,” ujar operator Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kota Samarinda, Aditya.
Banjir melanda Samarinda sejak 5 Juni. Hujan yang turun dalam waktu hampir bersamaan di wilayah hulu Sungai Mahakam membuat debit air naik di anak Sungai Mahakam di Samarinda. Tinggi genangan air beragam, antara 15 sentimeter dan 150 sentimeter.
Aditya mengatakan, korban terdampak ada yang mengungsi dan ada yang bertahan di rumah. Sejumlah warga memilih bertahan di rumah karena tinggi air kurang dari 30 sentimeter, seperti di Jalan Kesehatan dan Jalan Pemuda.
Bantuan yang sangat diperlukan antara lain makanan, air bersih, pembalut, selimut, popok bayi, dan pakaian.
Saat ini, tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan berbagai elemen lain akan menggunakan data itu untuk evakuasi dan distribusi makanan. Namun, karena wilayah yang luas dan banyaknya jumlah korban, tim gabungan masih kekurangan personel dan peralatan untuk mengevakuasi warga.
Kepala BPBD Kota Samarinda Sulaiman Sade mengatakan, bantuan yang sangat diperlukan antara lain makanan, air bersih, pembalut, selimut, popok bayi, dan pakaian. Warga mengungsi ke berbagai tempat, seperti rumah keluarga, masjid, dan posko yang disiapkan pemerintah.
Sulaiman mengatakan, tim gabungan masih menyusuri lokasi terdampak untuk proses evakuasi, terutama orang tua, orang sakit, dan ibu hamil. Ia masih mendata jumlah orang yang masuk rumah sakit dan membutuhkan penanganan khusus selama banjir terjadi.
Region Manager Communication & CSR PT Pertamina Kalimantan Heppy Wulansari mengatakan, pendistribusian bahan bakar minyak dan elpiji ke Samarinda tidak ada hambatan selama banjir. Stok di SPBU juga sesuai dengan jumlah pada hari biasa.
”Kami akan prioritaskan suplai BBM dan elpiji ke daerah-daerah yang memang terdampak cukup parah,” ujar Heppy.