Kamar Dagang dan Industri Indonesia serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia mengusulkan tiga langkah konkret yang dapat dilakukan dalam waktu dekat untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Usulan itu disampaikan saat para pengurus kedua organisasi itu bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kamar Dagang dan Industri Indonesia serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia mengusulkan tiga langkah konkret yang dapat dilakukan dalam waktu dekat untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Usulan itu disampaikan saat para pengurus kedua organisasi itu bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
”Saat bertemu Presiden, kami mendapat banyak masukan dan diberi kesempatan memberikan usulan konkret dan dapat dilaksanakan. Usulan yang kami berikan kepada Presiden adalah perbaikan kualitas tenaga kerja Indonesia (TKI), peningkatan kualitas pariwisata, dan penguatan sektor tekstil,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, Kamis (13/6/2019), melalui siaran pers di Jakarta.
Dalam pertemuan itu, perwakilan Kadin yang hadir adalah Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Ketua Umum Raden Pardede, James Riady, Shinta Kamdani, Johnny Darmawan, Ilham Habibie, dan Anindya Bakrie.
Sementara dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) hadir Ketua Umum Bahlil Lahadalia, Wakil Ketua Umum Yaser Palito, dan beberapa pengusaha lain. Dalam pertemuan itu, Jokowi ditemani Koordinator Staf Khusus Kepresidenan Teten Masduki, Staf Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika, dan Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir.
Menurut Rosan, pemerintah perlu campur tangan dalam peningkatan kemampuan teknis dan bahasa para TKI supaya mereka mendapat penghasilan yang lebih baik. Indonesia memiliki 3,6 juta tenaga kerja di luar negeri dan remitensi atau pengiriman uang ke Tanah Air sekitar 11 miliar dollar AS per tahun.
”Jumlah itu terhitung kecil jika dibandingkan pengiriman uang 3,6 juta tenaga kerja Filipina di luar negeri. Tenaga kerja Filipina mengirimkan sekitar 33 miliar dollar AS per tahun atau tiga kali lipat dibandingkan TKI,” katanya.
Indonesia memiliki 3,6 juta tenaga kerja di luar negeri dengan remitensi sekitar 11 miliar dollar AS per tahun. Jumlah itu terhitung kecil dibandingkan pengiriman uang 3,6 juta tenaga kerja Filipina di luar negeri yang sebesar 33 miliar dollar AS per tahun.
Usulan kedua Kadin, lanjut Rosan, adalah peningkatan kualitas pendukung pariwisata, mulai dari akomodasi, transportasi, sampai sumber daya manusia, agar lebih banyak orang berwisata ke Indonesia. Kemudahan untuk masuk ke Indonesia, keamanan, kebersihan, dan penyiapan warga yang ramah terhadap wisatawan asing perlu ditingkatkan agar jumlah wisatawan terus bertambah.
”Indonesia memiliki banyak tujuan wisata yang menarik, tetapi jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia masih kalah dibandingkan ke Thailand. Dengan promosi yang tepat sasaran dan perbaikan fasilitas penunjang di dalam negeri, jumlah turis asing dapat bertambah,” kata Rosan.
Ia menambahkan, usulan ketiga Kadin adalah penguatan industri tekstil perlu terus didukung karena terdapat potensi lonjakan permintaan sampai 25 persen. Pertumbuhan industri tekstil dan garmen harus didukung dengan infrastruktur yang baik dan berbagai kemudahan perizinan.
Pada pertemuan itu, Jokowi meminta para pengusaha kembali fokus membangun ekonomi nasional. Meskipun tahapan pemilihan umum (pemilu) masih menyisakan sengketa di Mahkamah Konstitusi, para pengusaha diminta berkonsentrasi lagi pada urusan-urusan ekonomi.
”Menurut Presiden, masukan bagi beliau tidak perlu banyak-banyak, yang penting adalah implementasi dan perwujudannya,” kata Rosan.
Dalam pertemuan itu, Jokowi juga menyebutkan, pemerintah kembali fokus pada urusan ekonomi seusai pemilu. Apalagi, perang dagang Amerika Serikat-China, yang berdampak pada kondisi perekonomian global, semakin sengit.
Kendati perang dagang dilihat sebagai masalah besar, Presiden Jokowi menilai, ada peluang yang bisa dimanfaatkan pengusaha-pengusaha Indonesia. Indonesia bisa memperbesar kapasitas dan mengisi celah yang ditinggalkan produk China yang biasa mengisi AS. Produk-produk itu antara lain tekstil dan garmen, produk elektronik, serta mebel.
”Peluang-peluang seperti ini secara detail harus kita lihat dan manfaatkan sebesar-besarnya untuk meningkatkan ekspor kita,” kata Presiden (Kompas, 13/6/2019).