Perburuan terhadap jaringan teroris JAD yang berafiliasi dengan Abu Hamzah terus dilakukan. Apalagi, kelompok ini terindikasi melakukan konsolidasi di Kalimantan Tengah.
JAKARTA, KOMPAS Kalimantan Tengah ditengarai menjadi tempat konsolidasi jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah atau JAD. Bahkan, Kabupaten Gunung Mas di Kalimantan Tengah bakal dijadikan tempat pelatihan militer dan pengumpulan dana oleh kelompok yang berafiliasi dengan Abu Hamzah ini.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Polri Komisaris Besar Asep Adi Saputra menjelaskan, penangkapan 33 terduga teroris pada Senin (10/6/2019) di Palangkaraya dan Gunung Mas di Kalteng merupakan bagian dari penelusuran kelompok Abu Hamzah. Kelompok ini pernah digerebek saat melakukan pelatihan militer di Gunung Salak, Aceh, Desember 2018. Saat itu, sebagian dari anggota kelompok melarikan diri ke sejumlah daerah. Adapun Abu Hamzah ditangkap di Kota Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (12/3).
Dari 33 terduga teroris yang ditangkap di Kalteng, dua orang berinisial T dan A merupakan bagian dari kelompok Abu Hamzah. Sisanya merupakan keluarga dari kedua orang itu. ”Mereka saat ini terus kami dalami keterlibatannya,” kata Asep di Mabes Polri, Jakarta.
Secara terpisah, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalteng Komisaris Besar Agung Prasetyoko menyatakan, anggota kelompok radikal yang ditangkap di Kalteng bertambah menjadi 34 orang setelah satu lagi terduga teroris ditangkap di Gunung Mas. ”Kalteng jadi salah satu tempat titik temu karena mereka punya kawan di sini,” ujar Agung.
Kepala Bidang Humas Polda Kalteng Ajun Komisaris Besar Hendra Rochmawan menyatakan, kondisi geografis Gunung Mas yang berbukit-bukit dan masih menyisakan banyak hutan primer menjadi pilihan kelompok radikal untuk dijadikan tempat pelatihan militer.
”Mereka memang sudah berencana untuk membuat pelatihan di hutan-hutan sambil menambang ilegal dan lain-lain,” kata Hendra. Kelompok ini terdeteksi sejak berangkat dari Bandara Kualanamu, Medan, ke Bandara Tjilik Riwut, Kalteng, enam bulan lalu. Setelah melakukan konsolidasi di Kalteng, kelompok ini diduga akan membuat kerusuhan dengan menggunakan bom pipa di Jakarta.
Penangkapan di Bekasi
Hampir bersamaan dengan penangkapan kelompok di Kalteng, polisi juga menangkap empat terduga teroris di Bekasi, yakni H alias Abu Zahra, AAS, IK, dan KA alias Amin. Sejumlah barang bukti, seperti alat-alat komunikasi, buku-buku mengenai ajaran jihad, dan tata cara pembuatan bom atau bahan peledak, disita.
Secara terpisah, pengamat terorisme, Al Chaidar, mengingatkan, polisi perlu terus mengantisipasi potensi serangan teror di Tanah Air. Kelompok teroris, terutama JAD, ditengarai tengah menunggu kesempatan melakukan teror. ”Mereka terus mengamati situasi politik terkini untuk mencari momentum melakukan aksi. Mereka ingin sekali menjadikan Indonesia sebagai wilayah konflik,” katanya.
Ketua DPR Bambang Soesatyo, dalam rilisnya, mengapresiasi pengungkapan jaringan teroris di Kalteng. Ia mendorong Polri bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara untuk terus menutup jaringan komunikasi kelompok teroris. (IGA/IDO/SAN)