Jumlah korban meninggal karena kecelakaan lalu lintas di Jawa Tengah pada masa mudik dan balik Lebaran 2019 meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Kendati demikian, dari hasil pendataan, mayoritas kecelakaan bersifat lokal, bukan pemudik yang berasal dari luar daerah.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Jumlah korban meninggal karena kecelakaan lalu lintas di Jawa Tengah pada masa mudik dan balik Lebaran 2019 meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Kendati demikian, dari hasil pendataan, mayoritas kecelakaan bersifat lokal, bukan pemudik yang berasal dari luar daerah.
Menurut data Polda Jawa Tengah, jumlah kecelakaan selama masa arus mudik dan balik Lebaran 2019 yakni 256 kejadian, atau menurun 21 persen dari 2018 yang 324 kejadian. Adapun jumlah korban meninggal yakni 32 orang atau meningkat 167 persen dibandingkan 2018, yakni 12 orang.
Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Komisaris Besar Rudi Antariksawan, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2019), mengatakan, secara umum, pelaksanaan mudik di Jateng berjalan lancar. Itu tak terlepas dari infrastruktur tol yang sudah beroperasi penuh.
"Dengan tersambungnya tol, ada penurunan angka kecelakaan. Itu diiringi antisipasi keamanan yang kami lakukan selama arus mudik dan balik. Jumlah korban (meninggal) memang meningkat, tetapi dari pendataan laka lantas, kebanyakan merupakan kendaraan roda dua dan mereka bukan pemudik," ujar Rudi.
Ia menambahkan, evaluasi dilakukan oleh pihaknya, termasuk bagaimana terus menekan angka kecelakaan di wilayah Jateng. Termasuk juga antisipasi kendaraan yang tak laik jalan. Sebab, sempat terjadi tabrakan beruntun delapan kendaraan di Tol Semarang ABC, yang diduga akibat rem blong.
Rudi menambahkan, diperkirakan ada sekitar 15 persen kendaraan yang masuk wilayah Jateng pada masa mudik belum kembali ke Jakarta atau wilayah barat. "Kami tetap melakukan antisipasi, termasuk di pos-pos rawan kepadatan seperti gerbang tol Banyumanik dan Kalikangkung," katanya.
Kami tetap melakukan antisipasi, termasuk di pos-pos rawan kepadatan seperti gerbang tol Banyumanik dan Kalikangkung
Kepala Dinas Perhubungan Jateng Satriyo Hidayat mengemukakan, dari hasil penghitungan pihaknya, ada sekitar 761.000 kendaraan pribadi yang masuk ke Jateng pada masa mudik. Namun, hingga Rabu (12/6), baru sekitar 550.000 kendaraan yang ke luar. Itu antara lain karena sebagian pemudik baru kembali setelah masa Lebaran Ketupat.
Adapun pelaksanaan mudik dan balik Lebaran 2019 relatif lancar. "Harapan kami, pada tahun depan, akan semakin banyak pemudik sepeda motor yang memanfaatkan faslitas mudik gratis dengan truk dan kapal laut yang disiapkan pemerintah. Ini untuk terus menekan angka kecelakaan," kata dia.
Inspektur Pengawasan Daerah Polda Jateng Komisaris Besar Budi Yuwono, pada Konsolidasi Operasi Ketupat Candi 2019, Kamis, mengatakan, meski ada sejumlah dinamika situasi, pengamanan masa mudik dan balik Lebaran 2019 lancar. Dengan sinergi Polri-TNI dan masyarakat, kondusivitas terjaga.
Hal itu diharapkan dapat dijaga saat berlangsungnya sidang sengketa pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi, yang akan dimulai Jumat (14/6). "Semua unsur terkait patut bersinergi. TNI-Polri dan seluruh lapisan masyarakat perlu bersama-sama menjaga nuansa harmonis ini," ujar dia.