Bank Indonesia menilai, perkembangan inflasi di Bali selama Mei 2019, yang bertepatan dengan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah, masih terkendali. Inflasi di Bali secara bulanan selama Mei, berdasarkan penghitungan Bank Indonesia di Bali, tercatat sebesar 0,23 persen.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Bank Indonesia menilai, perkembangan inflasi di Bali selama Mei 2019, yang bertepatan dengan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah, masih terkendali. Inflasi di Bali secara bulanan selama Mei, berdasarkan penghitungan Bank Indonesia di Bali, tercatat sebesar 0,23 persen.
Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Kamis (13/6/2019).
”Inflasi di Bali pada Mei 2019 masih di bawah inflasi nasional,” ujar Causa.
Penghitungan BI Bali itu serupa dengan hasil pencatatan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mengenai perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Bali periode Mei 2019. Pemantauan BPS Bali terhadap IHK di dua wilayah perkotaan, yakni di Denpasar dan Singaraja, kedua daerah di Bali tersebut mengalami inflasi.
Kota Denpasar pada Mei 2019 tercatat mengalami inflasi 0,22 persen, sedangkan Kota Singajara di Buleleng tercatat mengalami inflasi 0,28 persen.
Menurut Causa, momen perayaan Idul Fitri umumnya berdampak pada terjadinya kecenderungan peningkatan harga. Untuk mengantisipasi laju inflasi di daerah, khususnya di Bali, dalam menyambut hari besar keagamaan, ujarnya, pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait berkoordinasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Koordinasi melalui TPID Bali, katanya, menunjukkan keefektifan daerah mengendalikan inflasi.
”Pertumbuhan inflasi di Bali secara tahunan atau year on year pada Mei 2019 tercatat sebesar 2,45 persen. Kondisi ini masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 3,22 persen,” katanya.
Sementara itu, ketika pemaparan Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Bali mengenai perkembangan IHK dan inflasi di Bali periode Mei 2019, Senin (10/6/2019), Kepala BPS Bali Adi Nugraha menyatakan, inflasi di Kota Denpasar dan Kota Singaraja lebih rendah dibandingkan inflasi nasional. Kondisi itu, ujarnya, menyiratkan inflasi di Bali pada Mei 2019 relatif terkendali.
BPS Bali mencatat, komoditas yang menyumbang inflasi di Kota Denpasar pada Mei 2019 adalah biaya pemeliharaan atau servis, tarif angkutan antarkota, air kemasan, jeruk, pepaya, dan cabai merah.
Sementara itu, komoditas berupa bawang merah, angkutan antarkota, daging ayam ras, apel, bawang putih, pisang, dan telur ayam ras tercatat menyumbang inflasi di Kota Singaraja, Buleleng, pada Mei 2019.
Selain mengenai inflasi di Bali selama Mei 2019, BI Bali juga menyampaikan perkembangan transaksi tunai selama momentum Ramadhan dan menyambut Idul Fitri di Bali. BI mencatat terjadinya aliran uang yang keluar dari BI melalui perbankan lebih besar dibandingkan aliran uang yang masuk (net outflow). Nilai net outflow selama Mei 2019 mencapai Rp 2,87 triliun.
Situasi serupa terpantau pada penukaran uang. Momentum perayaan Idul Fitri berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas penukaran uang di Bali. Selama Mei 2019, BI Bali mencatat, nominal penukaran uang mencapai Rp 14,3 miliar.
Nilai itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata penukaran uang bulanan pada Januari hingga Mei 2019 yang sebesar Rp 11,11 miliar.