Api melalap gudang barang bekas di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/6/2019) dini hari. Peristiwa ini merenggut nyawa Emis Karwati (65), yang terperangkap di kamar tidur.
Oleh
Samuel Oktora
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kebakaran kembali melanda wilayah Kota Bandung, Jawa Barat. Kali ini, api melalap gudang barang bekas di Jalan Riung Sekar, Kelurahan Cisaranten Kidul, Kecamatan Gedebage, Jumat (14/6/2019) dini hari. Peristiwa ini merenggut nyawa Emis Karwati (65) yang terperangkap di kamar tidur.
Gudang di lahan seluas 1.000 meter persegi itu juga digunakan sebagai tempat tinggal berupa bedeng berdinding kayu dan beratap seng. Gudang barang bekas itu dimiliki oleh Selamet Haryadi (68), suami Emis; dan Iyo (70), kakak Emis.
Dari keterangan saksi, api berasal dari gudang milik Selamet, yang kemudian merambat ke gudang Iyo, hingga semuanya ludes. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 02.30. ”Waktu kejadian, posisi Emis di kamar atas, tetapi dia tidak bisa bergerak cepat untuk menyelamatkan diri karena mengalami keropos tulang dan dipen. Kaki kanannya juga sakit asam urat,” ujar Iyo.
Menurut Iyo, api begitu cepat membesar sehingga ketika semua anggota keluarga hendak menyelamatkan diri, Emis tertinggal di kamarnya. Emis baru pulang ke rumah pada Kamis (13/6/2019) malam setelah berobat untuk penyakit keropos tulangnya ke Kabupaten Karawang.
Saidah (21), anak Emis, yang saat kejadian juga berada di dalam kamar, sempat turun lebih dulu untuk mencari air guna memadamkan api. Namun, ketika Saidah hendak menuju kembali ke kamar, tangga kayu dan pintu kamar sudah ambruk terbakar sehingga Emis tidak bisa diselamatkan.
Api cepat membesar karena terdapat bahan yang mudah terbakar di gudang barang bekas ini.
Jenazah Emis dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Rancacili, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, setelah shalat Jumat. Sebelum dimakamkan, jenazah diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih, Bandung.
Kepala Kepolisian Sektor Gedebage Komisaris Oesman Imam Qomaroedin mengatakan, dugaan sementara penyebab kebakaran adalah korsleting listrik. ”Api cepat membesar karena terdapat bahan yang mudah terbakar di gudang barang bekas ini, seperti tumpukan kardus, juga kertas. Bedeng juga berdinding kayu dan tiang bambu. Kardus dan kertas itu menumpuk, belum dijual, karena tujuh karyawan mereka belum kembali dari mudik,” kata Oesman.
Oesman juga mengimbau kepada masyarakat pada musim kemarau ini untuk mewaspadai bahaya kebakaran, salah satunya dengan sering mengecek kondisi listrik. ”Sebelum tidur atau hendak meninggalkan rumah supaya mengontrol kondisi rumah terkait listrik dan api. Jauhkan peralatan listrik dari benda mudah terbakar, seperti gas dan kertas,” katanya.
Ketua RT 003 RW 009 Kelurahan Cisaranten Kidul Andri Krisnawan (51) mengatakan, keluarga korban sementara ini tinggal di rumah adik korban, yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi gudang.
Alat-alat elektronik yang panas juga membahayakan karena dapat menimbulkan ledakan.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kota Bandung Dadang Iriana mengatakan, pemadaman dilakukan selama sekitar 4 jam. ”Kami mengimbau kepada warga untuk lebih berhati-hati lagi. Guna menghindari bahaya kebakaran, dianjurkan menyediakan APAR (alat pemadam api ringan),” katanya.
Secara terpisah, Manajer Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat Iwan Ridwan mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kondisi musim kemarau karena sering menyebabkan alat-alat elektronik di rumah lebih mudah panas. ”Alat-alat elektronik yang panas juga membahayakan karena dapat menimbulkan ledakan,” ujarnya.
Guna menjaga instalasi listrik di rumah terhindar dari korsleting yang dapat menyebabkan kebakaran, warga juga diimbau untuk tidak mengutak-atik meteran listrik. Selain membahayakan, hal itu juga dapat dikenai denda pelanggaran.
Iwan juga mengingatkan kepada warga untuk mengecek steker listrik. Apabila sudah berwarna hitam di sekitarnya, sebaiknya diganti. Jangan pula menumpuk steker karena akan menimbulkan panas berlebihan dan berpotensi kebakaran. Selain itu, jangan biarkan peralatan elektronik, seperti televisi dan pengisi daya telepon seluler, menancap terlalu lama pada soket listrik.
Warga diimbau pula untuk mengecek instalasi arus listrik lima tahun sekali ke instalatur terakreditasi. Hal ini dimaksudkan apabila ada kabel rusak karena panas atau digigit tikus segera dapat diganti dengan yang baru dan berstandar SNI. ”Pastikan instalasi listrik di rumah memiliki SLO (Sertifikat Laik Operasi),” kata Iwan.
Sementara itu, berdasarkan data DPKPB Kota Bandung, sejak Januari 2019 hingga kini tercatat sebanyak 78 kasus kebakaran. Dua kejadian besar sebelumnya melanda bagian basemen Pasar Kosambi, pada 18 Mei, yang menghanguskan 172 kios. Setelah itu, sebanyak 88 kios di Pasar Ujungberung juga ludes terbakar, Minggu (9/6/2019).