Jepang Selidiki Serangan
Tanker Jepang dan Uni Emirat Arab menjadi sasaran penyerangan di Teluk Oman. Serangan terjadi tak lama setelah PM Jepang Shinzo Abe meminta setiap pemicu konflik dihindari.
TOKYO, KAMIS— Jepang dan Iran meminta penyelidikan terhadap penyerangan atas dua tanker di Teluk Oman, Kamis (13/6/2019). Serangan terjadi saat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengunjungi Iran.
Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko mengatakan, salah satu tanker dimiliki perusahaan Jepang. Pemerintah Jepang membentuk satuan tugas dan meminta asosiasi pelayaran Jepang untuk berhati-hati.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, penyerangan dua tanker di Teluk Oman itu mencurigakan. ”Laporan tentang serangan terhadap tanker (yang dioperasikan) Jepang terjadi selama PM Jepang Shinzo Abe bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei untuk dialog yang bersahabat dan luas. Mencurigakan untuk tidak mulai menggambarkan apa yang sepertinya terjadi pagi ini. Forum dialog kawasan yang diusulkan Iran amat penting,” tulisnya di media sosial.
Perusahaan pemantau isu maritim, Dryad Global, menyebut dua kapal menjadi korban serangan itu. Kapal pertama adalah MT Front Altair yang berbendera Kepulauan Marshall. Kapal yang dioperasikan International Tanker Management (ITM), perusahaan di Uni Emirat Arab (UEA), itu dilaporkan terbakar meski tetap mengapung. Seluruh 23 awaknya dievakuasi ke kapal terdekat. ITM menyebut ada ledakan di geladak dan memicu kebakaran. ITM masih menyelidiki penyebab ledakan.
Insiden kedua terjadi di tanker Kokuka Courageus berbendera Panama dan dioperasikan Kokuka Sangyo, perusahaan Jepang. Lambung kapal dilaporkan rusak dan 21 awaknya dievakuasi. Tak ada laporan mengenai korban luka-luka dalam serangan terhadap Kokuka Courageus. Iran mengatakan, 44 awak Front Altair dan Kokuka Courageus dievakuasi ke pelabuhan di Hormozgan, provinsi di pesisir selatan Iran, tanpa cedera.
Presiden Kokuka Sangyo Yutaka Katada mengatakan bahwa tanker itu diserang dua kali dalam tiga jam. Laporan atas serangan pertama diterima Kokuka Sangyo sekitar pukul 09.00 waktu Tokyo. Tanker itu membawa 25.000 ton metanol.
Asosiasi pelayaran Jepang menyebut tanker itu akan menuju Singapura dan Thailand, bukan Jepang.
Nuklir
Serangan itu terjadi tak lama setelah Abe memperingatkan potensi peningkatan ketegangan di kawasan jika terjadi insiden, apa pun itu. Semua ”konflik tak disengaja” harus dihindari.
Ia juga mengatakan, Khamenie telah menyampaikan Iran tidak akan membuat, menyimpan, atau menggunakan senjata nuklir. ”Tidak ada niat (membuat atau menggunakan senjata nuklir) juga,” kata Abe.
Khamenei menegaskan, Iran tetap menolak membangun senjata nuklir. Meskipun demikian, ia tetap menantang Presiden AS Donald Trump. ”Anda harus paham bahwa jika kami berencana memproduksi senjata nuklir, AS tidak bisa melakukan apa pun,” ujarnya.
Ia juga menyebut pernyataan Trump bahwa AS tak berusaha mengganti pemerintahan di Iran sebagai kebohongan. Ia tak percaya Washington mau bernegosiasi secara jujur dengan Teheran. ”Republik Islam Iran tidak percaya AS dan tidak akan mengulangi pengalaman pahit dalam perundingan sebelumnya,” kata Khamenei.
Ia merujuk pada kesepakatan nuklir (JCPOA) yang ditandatangani Iran dengan AS, Inggris, Perancis, Rusia, China, dan Jerman. ”Tak ada bangsa bijak dan bangga menerima perundingan dalam tekanan,” ujarnya.
Pada 2018, AS secara sepihak keluar dari JCPOA. Trump beralasan kesepakatan tersebut tidak menyentuh program rudal dan perilaku Iran yang mengganggu kawasan. Trump menyebut AS keluar dari JCPOA dan memberlakukan rangkaian sanksi agar Iran mau berunding ulang. (AP/AFP/REUTERS/RAZ)