Kawasan Samota Segera Ditetapkan sebagai Cagar Biosfer
Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora atau Samota di Nusa Tenggara Barat segera ditetapkan sebagai cagar biosfer. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati, seperti hiu paus.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora atau Samota di Nusa Tenggara Barat segera ditetapkan sebagai cagar biosfer. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati, seperti hiu paus.
Cagar biosfer Samota menjadi salah satu agenda yang diperbincangkan dalam sidang The International Coordinating Council of the Man and the Biosphere UNESCO di Paris, Perancis, 17-21 Juni 2019 mendatang. Akan hadir dalam sidang itu Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah.
Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi NTB Najamuddin Amy, Jumat (14/6/2019), mengatakan, keberhasilan mendorong penetapan Samota sebagai cagar biosfer ini merupakan buah dukungan beberapa pihak. Mereka antara lain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; Komite Program Nasional MAB Chapter Indonesia; Pemerintah Provinsi NTB; Pemerintah Kabupaten Dompu, Bima, dan Sumbawa; komunitas lokal; serta berbagai elemen masyarakat dan individu di tiga wilayah itu.
Dani Mukaram, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, mengatakan, Samota dipertimbangkan menjadi cagar biosfer karena kawasan itu memiliki keindahan alam, potensi budaya, potensi sumber ekonomi, dan keragaman hayati yang perlu dipertahankan dalam konsep pembangunan berkelanjutan.
”Di Pulau Rakit sekitar Teluk Saleh ada hiu paus yang jinak, bisa dipegang-pegang,” ujar Dani. Hasil pengamatan Conservation International menyebutkan, periode September 2017-Agustus 2018 tercatat 49 hiu paus. Di teluk seluas 1.459 kilometer dengan panjang 282 km itu ada obyek wisata Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, yang berbatasan dengan Laut Flores, Nusa Tenggara Timur.
Teluk itu juga dilindungi perbukitan dan pulau kecil. Di utara teluk itu ada Pulau Satonda yang danaunya berair tawar. Pulau ini adalah jejak letusan Gunung Tambora tahun 1815, yang letusan dahsyatnya memengaruhi cuaca global, menurunkan suhu dunia, dan menyebabkan kegagalan panen.
Di ujung barat teluk itu terdapat obyek wisata Pulau Moyo yang berpasir putih dan memiliki beberapa spot snorkelling dan diving. Ada juga Air Terjun Mata Jitu (air yang terjun tepat di kolam), tempat mendiang Putri Diana pernah mandi. Masyarakat kemudian menyebut air terjun itu Queen Waterfall.
Penelitian Badan Informasi Geospasial menyebutkan, kekayaan Teluk Saleh relatif lengkap, terdiri dari 59 genus karang serta 405 jenis ikan karang dan biota laut lainnya. Air teluk ini sangat jernih, menjadikan terumbu karang dan aneka ragam ikan yang terlihat bagai dalam akuarium raksasa. Perairan Teluk Saleh dimanfaatkan warga sebagai arena memancing dan keramba jaring apung, budidaya ikan kerapu, dan budidaya rumput laut.
Penetapan Samota sebagai cagar biosfer, ujar Najamuddin, akan memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan dan penelitian. Bagi NTB, cagar biosfer Samota adalah komitmen melindungi sumber daya alam dari illegal fishing dan illegal logging serta mempercepat kesejahteraan sosial ekonomi bagi daerah dan masyarakat sekitarnya.
Saat ini ada sejumlah cagar biosfer di Indonesia, antara lain Gunung Leuser, Pulau Siberut, Lore Lindu, Pulau Komodo, Gunung Gede Pangrango, Tanjung Putting, Giam Siak, Taman Laut Wakatobi, Bromo-Semeru-Tengger-Arjuno, Taka Bonerate, Blambangan, Berbak Sembilang, Betung Kerihun-Danau Sentarum-Kapuas Hulu, dan Rinjani, selain Lore Rindu serta Samota yang akan dideklarasikan tahun 2019 di Paris.