Keluarga: Almarhum Adam Hanya Menonton, Tidak Terlibat
Oleh
J Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyatakan, para korban pada kerusuhan 21-22 Mei tewas di area kerusuhan, bukan di area demonstrasi damai. Namun, keluarga salah satu korban meninggal bernama Adam Nooryan (18) menyatakan, Adam bukan perusuh, melainkan hanya menonton terjadinya kerusuhan.
Menurut Ayah Adam, Nurwarsito (42), Adam pergi ke Tanah Abang, Jakarta Pusat, karena penasaran dengan informasi yang beredar bahwa kerusuhan pecah di sana. Ia pergi ke sana bersama teman-temannya tanpa pamit ke kedua orangtua.
”Kalau kita orangtua tahu, ya pasti tidak boleh. Karena berisiko, kan, itu,” ucap Nurwarsito ketika ditemui di rumahnya di Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, Kamis (13/6/2019) sore.
Adam juga bukan peserta unjuk rasa damai yang berjalan sebelum adanya kerusuhan. Nurwarsito menceritakan, pada Selasa (21/5/2019), ia masih berbuka puasa bersama Adam di rumah. Setelah berbuka, Adam tertidur serta masih terlelap ketika Nurwarsito juga beranjak tidur pukul 23.00. Nurwarsito tidak tahu kapan anak sulung dari tiga bersaudara itu pergi.
Pukul 03.00, keluarga Nurwarsito bangun untuk sahur dan mendapati Adam tidak di rumah. Ibu Adam kemudian pada pukul 03.45 mengirim pesan melalui Whatsapp ke ponsel Adam, menanyakan posisinya saat itu. ”Ketika itu Adam hanya menjawab ’di sini’, tanpa memberi tahu ’di sini itu’ di mana,” ujar Nurwarsito.
Tiba-tiba, ponsel Nurwarsito berdering pukul 04.30. Rekan Adam memberitahukan bahwa Adam dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, Jakarta Pusat. Ia berpikir, mungkin Adam dirawat karena terpapar gas air mata, belum tahu bahwa Adam terkena tembakan.
Nurwarsito tiba di RSUD Tarakan pukul 05.00. Adam telah meninggal saat itu. Informasi yang diterimanya, Adam tertembak di depan Masjid Al Makmur Tanah Abang lalu dievakuasi oleh mobil salah satu lembaga kemanusiaan ke RSUD Tarakan. Adam masih sempat bernapas dan akhirnya meninggal setelah mendapat penanganan di RS.
Dari cerita teman-temannya, Adam sebelum tertembak sebenarnya sudah berniat pulang. Ia dan kawan-kawannya sudah menuju tempat sepeda motor mereka diparkir. Namun, menyadari ada anggota yang belum kembali, Adam berbalik mencari dan meminta motornya dijaga. Ketika kawan yang dicarinya sudah kembali, malah Adam yang tidak kunjung pulang. Teman-temannya kemudian menerima kabar bahwa ia sudah di RSUD Tarakan.
Nurwarsito melanjutkan, saat memeriksa kondisi jasad, tubuh anaknya tergolong bersih dari luka atau memar karena pukulan benda tumpul, kecuali lubang luka tembak di punggung dan di dada. Lubang di punggung seukuran ruas jari tengah, sedangkan di bagian dada berukuran lebih kecil.
Keluarga menolak jenazah diotopsi. Nurwarsito menyatakan, pihaknya mengikhlaskan kepergian remaja yang aktif di kegiatan karang taruna RW serta di komunitas skateboard tersebut dan menganggap itu sebagai jalan takdir bagi anaknya.