Kota Mekkah, Arab Saudi, setiap tahun dikunjungi jutaan umat Muslim untuk menunaikan rukun Islam kelima, yaitu ibadah haji atau menjalankan umrah. Belakangan, ada daya tarik baru bagi pengunjung kota Mekkah.
Daya tarik baru itu adalah sebuah museum yang dibangun di bagian atas Menara Jam Mekkah. Banyak anggota jemaah haji atau umrah menyempatkan diri berkunjung ke museum itu, salah satunya adalah Cory Ireza dari Indonesia yang berkunjung ke Mekkah bersama suaminya, Dodi, dan kedua anak mereka.
Setelah selesai beribadah, mereka tak ketinggalan mengunjungi museum tersebut. Museum ini dipenuhi berbagai model benda-benda astronomi dan galaksi. Dengan membangun museum itu, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi bertujuan menarik lebih banyak wisatawan datang ke negaranya.
”Museum ini memungkinkan kita membawa keluarga ke Tanah Suci tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga aktivitas lain... dan rekreasi,” kata Ireza.
Museum itu dikelola MISK, organisasi nirlaba yang diketuai Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman. Museum ini menyuguhkan berbagai informasi tentang alam semesta, langit, galaksi, Matahari, dan bagaimana Bulan dan Bumi mengelilinginya. Ada juga informasi metode penghitungan waktu.
Dari lantai paling atas museum, pengunjung bisa melihat langsung kompleks Masjidil Haram dari ketinggian. Saat menatap kompleks Masjidil Haram dengan Kabah di tengahnya dari museum berketinggian sekitar 600 meter itu, Dodi mengaku ”sangat tersentuh”.
Menara Jam Mekkah merupakan menara tertinggi dari tujuh menara di kompleks Abraj Al Bait, yang berada tepat di seberang jalan Masjidil Haram. Sebuah kompleks perhotelan yang terdiri atas 3.000 kamar dan diproyeksi bisa menampung hingga 10.000 tamu.
Menara itu merupakan bangunan pencakar langit tertinggi ketiga di dunia setelah Burj Khalifa di Uni Emirat Arab dan Shanghai Tower di China. Di bagian atas menara itu, terdapat jam pada empat sisi berukuran masing-masing 43 x 43 meter yang beratnya sekitar 36.000 ton atau 35 kali lebih besar dari jam di Westminster, London, yang dikenal dengan sebutan Big Ben.
Lebih dari 2 juta lampu LED yang memancar di jam itu. Dari jarak 8 kilometer, jam itu terlihat jelas.
Kompleks Hotel Abraj Al Bait adalah proyek senilai triliunan dollar AS yang dibangun setelah Benteng Ottoman Ajyad dihancurkan tahun 2002, kasus yang memicu retaknya hubungan Arab Saudi dan Turki. Dalam program reformasi Pangeran Mohammed sesuai Visi 2030, Arab Saudi berambisi menarik 30 juta wisatawan asing ke Mekkah pada tahun 2030 atau meningkat 10 juta dari jumlah saat ini. Reformasi itu merupakan bagian dari upaya Arab Saudi untuk tidak bergantung pada pendapatan dari minyak.