Bergaya Militer di Basecamp atau Menunggang Kuda di The Ranch Bogor
Lebaran sudah lewat, namun libur akhir pekan selalu ada. Di saku masih ada sisa uang perayaan Lebaran. Anak-anak juga punya uang ”salam tempel” dari sanak saudara yang mereka kunjungi saat Lebaran. Jadi, mari jalan-jalan di akhir pekan.
Lebaran sudah lewat, namun libur akhir pekan selalu ada. Di saku masih ada sisa uang perayaan Lebaran. Anak-anak juga punya uang ”salam tempel” dari sanak saudara yang mereka kunjungi saat Lebaran. Jadi, mari jalan-jalan di akhir pekan dengan biaya yang ada tanpa membebani sisa hari bulan ini.
Pilihannya adalah mengunjungi Bogor. Daerah yang bersisian dengan Jakarta ini selalu punya tawaran menarik untuk didatangi.
Basecamp bisa menjadi pilihan wisata di Bogor. Restoran ini sudah satu bulan beroperasi. Tempat ini menarik dikunjungi karena beratmosfer militer. Tempat ini berlokasi di Jalan Raya Puncak, Megamendung, Kabupaten Bogor, atau 3-5 kilometer dari Pintu Tol Jagorawi-Ciawi.
Menandai Basecamp mudah. Bangunan utama adalah ”kapal selam” berwarna hitam legam dengan tulisan Basecamp berwarna merah pada lambungnya. Nama kapal selam itu Akyna dalam aksara Rusia, di samping gambar bintang berwarna merah, menempel dek pengintai yang dilengkapi periskopnya juga.
Saat ini, kapal selam tersebut belum dibuka. Nantinya di sana akan ada galeri suvenir dan tempat pengunjung mengobrol ditemani camilan andalan Basecamp, yakni martabak bom dan specialty coffee racikan barista Basecamp.
Saat ini, Basecamp belum beroperasi penuh. Berbagai fasilitasnya, sebagaimana kapal selam, masih dalam pengerjaan akhir. Baru restoran, yang bangunannya seperti keong emas, yang sudah beroperasi penuh. Di bagian atap kanan bangunan restoran ini terpasang tiga parasut hijau lumut yang mengembang sempurna, menciptakan harmoni dengan ”menara pengintai” yang dicat motif loreng ciri khas tentara angkatan darat.
”Kami baru soft opening 5 Mei lalu. Jadi, baru restoran yang beroperasi. Kapasitas restorannya 400 kursi. Fasilitas lain untuk gim masih dalam pengerjaan. Harapannya bisa cepat selesai dan beroperasi,” kata Rony, salah seorang manajer Basecamp, Selasa lalu.
Dari dek restoran itu, di kejauhan terlihat sejumlah pekerja tengah mengecat bangunan berbentuk helikopter berbaling-baling dua atau Chinook. Terlihat juga lapangan untuk permainan perang-perangan dengan peluru bola cat yang hampir selesai. Ada juga pekerja yang tengah mendandani AVP untuk berpenampilan laiknya kendaraan militer.
Nanti, di ”pangkalan utama militer” ini, selain fasilitas permainan paintball untuk anak-anak dan dewasa, juga ada wahana permainan dan edukasi bagi anak-anak, seperti halang rintang, taman bunga, sawah, dan kolam pemancingan. Semua kegiatan di wahana tersebut dapat menjadi obyek untuk berfoto.
Namun, tetap ada galeri foto ala tentara di wahana Chinook, di mana pengunjung yang berminat dapat mengenakan seragam tentara pilihannya berikut perlengkapan pendukung dan difoto dengan latar belakang kemiliteran, kata Rony.
Walaupun belum semua fasilitas itu dibuka karena masih dalam pengerjaan, penampilan restoran, yaitu eksterior apalagi interiornya, yang kuat dengan kesan kemiliteran, sudah bisa jadi lokasi berfoto. Sebut saja beberapa kendaraan yang biasa kita lihat digunakan tentara, seperti truk, jip, atau mobil komando. Begitu juga sepeda motor yang memiliki kabin samping untuk penumpang. Pokoknya tidak dilarang bergaya di depan atau samping kendaraan-kendaraan itu.
Langit-langit dan dinding interior restoran penuh dengan benda-benda dan pernak-pernik militer. Semuanya replika, tentu saja. Mulai dari senjata, topi baja, ranjau laut, pesawat tempur, hingga lambang-lambang pasukan elite berbagai negara.
Meja-kursi untuk makan-minum pengunjung juga berpenampilan militer, meniru peti-peti perbekalan militer, peti-peti amunisi. Kursi atau sofanya mengambil motif loreng. Selain ada tank atau panser wadah tisu, di setiap meja juga ada topi baja yang tertera nomor identitas meja pengunjung.
Ada juga tumpukan karung berisi pasir lengkap dengan replika senjata mitraliur berikut rencengan pelurunya, sebagaimana lubang atau tempat perlindungan tentara saat mengamankan markas sekaligus menunggu kedatangan musuh.
Pokoknya, interior restoran sangat bernuansa militer. Namun, piring, mangkuk, cangkir, poci, dan sendok garpu yang berisi makan-minum pesanan pengunjung seperti restoran pada umumnya, terbuat dari keramik, porselen, dan metal. Perangkat makan tidak berbentuk peralatan makan yang biasa digunakan jika tentara tengah operasi di hutan atau medan pertempuran.
Hidangan yang ditawarkan juga bukan ransum ala prajurit, melainkan masakan yang ribet kalau dibuat saat tentara sedang bertempur atau patroli di daerah perbatasan. Hidangan yang ditawarkan antara lain sop buntut sapi, pindang iga sapi, rawon sapi, soto daging sapi, dan beberapa hidangan berbahan daging ayam. Juga ada beberapa macam nasi goreng dan tumisan sayuran. Masakan cumi, udang, gurami juga tersedia. Harga masakan ini per porsi mulai dari Rp 33.000 sampai Rp 78.000.
Kalau tidak lapar sekali, satu porsi bisa disantap untuk dua orang. Harga satu porsi masakan sudah termasuk satu porsi nasi putih.
Jadi, walau berada di tempat penampungan atau pos komando tentara, kita tetap bisa menikmati pindang iga sapi atau sop buntut yang membuat kita lupa betapa keras dan kakunya dunia militer. Namun, untuk benar-benar bisa bergaya seperti tentara atau perang-perangan layaknya tentara, tunggu dua tiga bulan ke depan.
The Ranch
Kalau tidak sabar ingin tembak-tembakan atau adu ketepatan membidik sasaran, bagaimana kalau ke The Ranch Cisarua. Memang bukan berlaga dalam permainan tembak-tembakan dengan peluru cat, tetapi berlaga dengan panah dan busur di areal wahana panah tradisional. Di tempat ini diajarkan cara memanah dengan busur asiatic horsebow. Ini salah satu permainan yang menantang pengunjung untuk membidik papan target dengan berbagai jarak tembak.
Dengan biaya Rp 25.000, peminat akan diberi busur dan delapan anak panah. Selain itu, peserta juga diizinkan untuk memakai kostum orang Mongol dan menunggang kuda kayu untuk mendapat foto yang menarik.
Namun jangan lupa, untuk masuk ke The Ranch, kita harus membeli tiket masuk Rp 20.000 per orang. Bersama karcis masuk itu terdapat kupon yang dapat ditukar dengan segelas susu segar dingin rasa stroberi, vanila, atau coklat.
Tidak usah buru-buru menukarkannya, apalagi kalau belum haus. Kita bisa berkeliling dulu karena banyak yang bisa dilihat dan banyak sudut untuk berfoto.
Oh iya, The Ranch Cisarua ini masih saudara dengan The Ranch Lembang. Karena itu, tidak usah heran jika tulisan ”Taste of Bandung” sangat mencolok di bagian depan bangunan utamanya, yang merupakan restoran dua lantai. Juga terdapat toko oleh-oleh dan wahana permainan lego serta pertunjukan film tiga dimensi.
”The Ranch yang berlokasi di perbatasan Cisarua dan Megamendung ini, yang luasnya 6 hektar, memang satu perusahaan dengan yang di Bandung,” kata Lisa dari bagian pemasaran The Ranch Cisarua.
Kesenangan yang ingin ditonjolkan di sini adalah wisata berkuda atau berkuda gembira. Sebab, kuda-kuda yang ditunggangi pengunjung tidak dipacu, tetapi berjalan dengan dituntun ”joki”-nya.
Pengunjung yang menunggang kuda bisa mengenakan kostum hijau lengkap dengan topi segitiga berhias bulu burung, yang mengingatkan pada kostum Robin Hood. Atau, bisa juga berkostum ala koboi dengan rompi coklat dan topi khas.
Kebanyakan yang menunggang kuda gembira ini adalah anak-anak dan remaja. Satu dua terlihat orang dewasa juga mencoba karena penasaran bagaimana rasanya menunggang kuda.
Anak-anak atau remaja menunggang kuda poni atau kuda berukuran sedang. Sementara kuda bagi orang dewasa lebih besar. Namun, tetap ada joki yang menuntun kuda atau berjalan kaki mengiringinya.
Lama berkuda 10-15 menit, mengelilingi areal taman dan melintas di depan beberapa wahana bermain atau berfoto. Panjang lintasan berkuda sekitar 300 meter untuk kuda besar dan 240 meter untuk kuda poni.
Untuk menikmati wahana berkuda, pengunjung harus membeli karcis seharga Rp 35.000 per orang per satu kali putaran.
Namanya ranch alias peternakan, tidak boleh hanya ada kuda. Di sana ada juga Sahabat Kelinci. Ini adalah taman yang memungkinkan pengunjung berinteraksi dengan 20-30 kelinci dari beberapa jenis. Untuk masuk ke taman, pengunjung dikenai biaya Rp 25.000 per orang. Dengan biaya itu, pengunjung diberi wortel atau sawi untuk pakan kelinci.
Lucunya, tidak semua kelinci bersemangat menyambut wortel atau sawi yang kita sodorkan. Banyak juga kelinci yang lebih nyaman berada di liang rumahnya, cuek dengan wortel atau sayuran. Sebab, sang kelinci sudah kekenyangan akibat royalnya pengunjung sebelumnya memberi makan mereka.
Jadi, ini latihan bagi anak-anak untuk tidak marah pada kelinci yang tidak menyambut uluran wortel. Leganya pula, tidak terlihat anak-anak yang mengejar-ngejar kelinci. Ini mungkin karena orangtua dan petugas taman yang mengawasi bagaimana bersikap baik kepada satwa.
Yang mencolok adalah kandang sapi yang dibuat mirip rumah atau gudang pertanian di Eropa dengan atap berwarna hitam dan dinding merah mencolok. Di sini ada lima anak sapi perah usia lima bulan yang dapat kita beri minum susu. Untuk itu, pengunjung harus membeli karcis Rp 20.000 untuk ditukar satu botol susu bagi anak sapi. Bangunan kandang sapi ini salah satu latar belakang berfoto.
Berbagai wahana permainan dan gerai yang menjual makanan, selain restoran di bangunan utama, cukup tersedia dan menarik untuk dilihat. Kalaupun tidak membeli produknya, berfoto di depan toko atau wahana permainan itu menarik karena arsitektur atau desain bangunan yang bagus.
Bahkan, bangunan toilet juga dibuat menarik ala rumah kaum kurcaci atau hobbit. Banyak pengunjung memilih berfoto di depan toilet-toilet itu.
Kalau ingin berfoto ala bangsawan Eropa masa lalu, ada Studio Nak Nik Ville yang menyediakan kostum-kostum untuk itu, berikut studionya yang menampilkan perabotan dan dinding berlukis seakan kita berada di ruangan sebuah kastil.
Berfoto ala bangsawan Eropa ini juga tidak gratis. Peminat harus membayar Rp 75.000 untuk mengenakan kostum itu selama 60 menit dan gratis masuk Studio Nak Nik Ville serta mendapat satu lembar foto ukuran 6R.
Selain bermain dan berfoto dan menikmati berbagai kuliner di restoran, tersedia juga toko oleh-oleh. Yang populer dibeli pengunjung untuk oleh-oleh antara lain tahu susu, pai susu, dan brownies susu, yang harganya berkisar Rp 25.000 sampai Rp 55.000.
Sebelum pulang, jangan lupa menukarkan kupon tiket masuk senilai Rp 20.000 dengan segelas susu segar dingin rasa stroberi, vanila, atau coklat. Di peternakan memang pas jika minum susu.