Imunisasi untuk Semua
Bulan April lalu, di kota saya diperingati Pekan Imunisasi Sedunia. Berbagai kegiatan diadakan. Saya seorang guru (ustaz) di madrasah. Siswa kami mengikuti lomba karikatur yang bertema ”Imunisasi Lengkap Indonesia Sehat”. Saya menghargai kegiatan ini karena saya menyaksikan masyarakat semakin mengerti pentingnya imunisasi.
Siswa kami di madrasah mulai memahami pentingnya imunisasi dan insya Allah tak akan takut menjalani imunisasi yang diperlukan. Siswa juga dapat bercerita kepada orangtua di rumah sehingga diharapkan semakin banyak orangtua yang juga memahami pentingnya imunisasi. Cukup banyak penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, bahkan penyakit seperti cacar dan polio pun tidak lagi mengancam anak-anak kita.
Pemerintah telah menyediakan layanan imunisasi untuk semua anak Indonesia melalui Program Imunisasi Nasional. Jika mengikuti program ini, anak Indonesia akan mendapat layanan imunisasi secara cuma-cuma sehingga faktor biaya tidak akan menjadi hambatan.
Saya juga sudah membaca fatwa Majelis Ulama Indonesia dan tokoh-tokoh agama tentang pentingnya imunisasi. Para tokoh tersebut mendukung dan menganjurkan masyarakat untuk memanfaatkan program pemerintah ini agar anak Indonesia terhindar dari penyakit menular.
Sewaktu mengantar anak saya ke dokter untuk imunisasi DPT, saya ditanya apakah orangtua saya sudah diimunisasi. Saya agak heran kenapa orang tua perlu diimuniasi. Setahu saya, imunisasi itu hanyalah untuk anak-anak. Saya sendiri sejak SMP tak lagi menjalani imunisasi. Saya tidak tahu apakah ada imunisasi yang harus saya jalani dan betulkah orang tua juga harus diimunisasi, terutama orang lanjut usia?
Jika sekiranya imunisasi pada orang tua dapat mencegah penyakit seperti imunisasi pada anak, saya juga ingin diimunisasi agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit menular.
Vaksin apa saja yang perlu disuntikkan kepada orang tua dan orang usia lanjut? Di mana layanan imunisasi untuk orang dewasa dan usia lanjut ini dapat diperoleh? Apakah sudah tersedia di puskesmas atau praktik dokter? Kenapa pada Pekan Imunisasi Sedunia yang ditekankan adalah imunisasi pada anak saja? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
P di B
Tujuan Pekan Imunisasi Sedunia adalah untuk mengingatkan kita semua tentang pentingnya imunisasi. Ternyata hal ini dapat mencegah penyakit. Banyak sekali penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kita bersyukur pemerintah sudah lama menyediakan layanan imunisasi untuk anak Indonesia. Program Imunisasi Nasional dibiayai oleh pemerintah dan disediakan di puskesmas atau posyandu sehingga mudah dijangkau masyarakat.
Setiap anak Indonesia berhak untuk mendapat imunisasi. Tugas orangtua adalah bagaimana agar hak anak itu terpenuhi dengan membawa anak mereka menjalani imunisasi di layanan terdekat. Mereka yang ingin mendapat layanan imunisasi swasta juga dapat ke layanan swasta dengan biaya sendiri. Layanan imunisasi pemerintah dan swasta saling melengkapi. Saya juga bergembira, sebagai ustaz, Anda peduli pada imunisasi dan telah mendukung hak anak dengan membawa anak Anda menjalani imunisasi.
Edward Jenner dianggap sebagai bapak imunisasi. Namun, sebenarnya sebelum Edward Jenner, dokter Muslim di Istanbul telah lama melaksanakan imunisasi variola (cacar). Lady Montagu, istri Duta Besar Inggris di Turki, menceritakan pengalamannya melihat praktik yang dilakukan oleh dokter Muslim di Turki. Barulah beberapa tahun kemudian Edward Jenner melakukan imunisasi variola di Inggris.
Jadi, sebenarnya umat Islam berbangga hati, dokter Muslim telah lebih dahulu mengetahui pentingnya imunisasi dan telah melaksanakannya jauh sebelum Edward Jenner. Memang kurangnya pemahaman mengenai imunisasi ini menyebabkan masih banyak orangtua belum memenuhi hak anak-anak mereka untuk mendapat imunisasi.
Orangtua takut terjadi efek samping, suatu ketakutan yang wajar. Namun, dari jutaan anak mendapat imunisasi di seluruh dunia, amat sedikit yang mengalami efek samping. Para pakar kesehatan amat hati-hati dalam menyeleksi vaksin yang akan digunakan pada jutaan anak ini. Hampir seluruh bangsa di dunia telah mempunyai Program Imunisasi Nasional.
Cakupan imunisasi negara maju pada umumnya lebih tinggi. Cakupan imunisasi yang tinggi, yaitu melebihi 95 persen orang yang memerlukan imunisasi, akan dapat mengurangi penularan penyakit secara nyata. Kita baru saja menjalankan program imunisasi morbili rubela (MR) tahun 2017 dan 2018 lalu. Sebagai anggota WHO, kita berharap pada tahun 2020 di negeri kita tak ada lagi penyakit morbili (campak) dan rubela (campak jerman) juga akan terkendali.
Memang imunisasi pada anak lebih didahulukan daripada orang dewasa. Manfaat imunisasi pada orang dewasa sama dengan imunisasi pada anak, yaitu dapat mencegah penularan penyakit menular. Anak diharapkan mendapat imunisasi lengkap, lengkap dalam jenisnya dan juga sesuai dengan skema imunisasi yang direncanakan. Setiap anak sebaiknya mempunyai buku imunisasi agar memudahkan orangtua dan petugas kesehatan untuk mengingatnya.
Imunisasi dewasa di Indonesia relatif baru. Pada tahun 2003 di Manado lahir kesepakatan imunisasi dewasa yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan. Sejak waktu itu, imunisasi dewasa di Indonesia mulai dijalankan lebih giat lagi. Pelatihan untuk tenaga yang akan melakukan imunisasi dewasa dilakukan di sejumlah kota.
Buku Pedoman Imunisasi Dewasa juga diterbitkan. Bedanya, sementara ini biaya imunisasi dewasa masih ditanggung sendiri oleh masyarakat, kecuali tetanus toksoid (sekarang tetanus difteri) untuk perempuan yang akan menikah serta vaksin meningitis untuk calon haji.
Apa saja vaksin yang perlu diberikan kepada orang dewasa? Pada umumnya vaksin yang diberikan kepada anak sebagian diteruskan kepada orang dewasa. Vaksin tetanus difteri perlu dilanjutkan setiap sepuluh tahun, vaksin influenza setiap tahun. Vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks dan kutil kelamin, jika belum dilakukan pada usia anak (sekitar 11 tahun), dapat dilakukan pada orang dewasa. Begitu pula dengan hepatitis B, hepatitis A, dan demam tifoid. Jika belum mempunyai kekebalan untuk penyakit tersebut, orang dewasa juga dapat diimunisasi.
Satuan Tugas Imunisasi Dewasa banyak belajar dari Satuan Tugas Imunisasi Anak yang telah lama mempunyai pengalaman dalam imunisasi. Pada orang dewasa juga ada jadwal imunisasi dewasa. Mereka yang berumur 19 tahun ke atas menjalani imunisasi sesuai dengan jadwal imunisasi dewasa.
Imunisasi dewasa juga penting pada pekerja untuk mendukung kesehatan agar produktivitasnya meningkat. Jadi, banyak perusahaan yang sudah peduli pada imunisasi di tempat kerja. Imunisasi dewasa juga penting pada orang yang akan bepergian, terutama ke daerah atau negara yang mempunyai penyakit menular tertentu. Jika kita akan bepergian ke Afrika Selatan, misalnya, WHO mewajibkan kita menjalani imunisasi yellow fever.
Nah, bagaimana dengan kelompok usia lanjut? Manula dianjurkan untuk menjalani imunisasi influenza, pneumokok, serta cacar ular (herpes zoster). Jadi, sekarang Anda tentu setuju bahwa imunisasi pada orang dewasa juga penting seperti halnya pada anak. Semoga masyarakat semakin giat untuk ikut imunisasi dewasa meski untuk sementara harus mengeluarkan biaya sendiri.