Kapal Polisi Terbesar Beroperasi di Kepulauan Riau
Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, Sabtu (15/6/2019), mendapat bantuan kendali operasi Kapal Polisi Yudistira untuk memberantas kejahatan transnasional. Kehadiran kapal itu diharapkan berkontribusi meningkatkan pelayanan dan perlindungan bagi warga di pulau-pulau terluar serta wilayah perbatasan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS – Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, Sabtu (15/6/2019), mendapat bantuan kendali operasi Kapal Polisi Yudistira untuk memberantas kejahatan transnasional. Kehadiran kapal itu diharapkan berkontribusi meningkatkan pelayanan dan perlindungan bagi warga di pulau-pulau terluar serta wilayah perbatasan.
Kepala Polda Kepulauan Riau Inspektur Jenderal Andap Budhi Revianto, Sabtu, mengatakan, armada kapal menjadi aspek penting dalam upaya penegakan hukum di Kepulauan Riau yang 96 persen wilayahnya merupakan laut. Posisinya yang berada di perbatasan membuat kejahatan transnasional sering terjadi di wilayah tersebut.
Saat ini, Polda Kepulauan Riau mengoperasikan 30 kapal patroli berbagai ukuran untuk mengawasi wilayah laut seluas 8.543,46 kilometer persegi yang terbagi dalam tujuh kabupaten dan kota. Dari jumlah tersebut, dua unit merupakan kapal kelas A2, yaitu KP Baladewa dan KP Yudistira.
“Polri totalnya memiliki tiga kapal kelas A2, dua unit ditempatkan di Kepulauan Riau, serta KP Bisma di Sulawesi Utara. Yang terbaru dan terbesar adalah KP Yudistira,” kata Direktur Polair Polri Brigadir Jenderal Lotharia Latif.
Panjang KP Yudistira mencapai 73 meter dan lebar 11,35 meter. Kapal dengan nomor lambung 8003 itu membutuhkan 34 anak buah kapal untuk beroperasi. Dengan kecepatan maksimal 18 knot, jarak dari Batam ke Natuna bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3 hari 2 malam.
Selain tugas pengawasan dan penegakan hukum, tugas KP Yudistira juga meliputi kunjungan ke pulau-pulau terluar secara rutin lewat program Sambang Nusa. Hal itu dilakukan agar semua warga, terutama di wilayah perbatasan, tetap bisa mendapatkan pelayanan dan perlindungan yang sama.
“Kehadiran KP Yudistira harus berkontribusi secara nyata terhadap kehidupan masyarakat di Kepulauan Riau. Harus sering berkunjung ke pulau terluar agar mengenal warga secara langsung,” kata Latif.
Lintas instansi
Andap menyatakan, kerja sama lintas instansi pemerintah saat ini sudah dirintis agar kecepatan penanganan tindak kejahatan dan kecelakaan di laut dapat ditingkatkan. Tidak ada lagi pembedaan matra, petugas di laut, di udara, maupun di darat akan bekerja sama secara simultan.
Warga juga diminta ikut berkontribusi mengawasi laut di Kepulauan Riau melalui layanan aplikasi Goairud. Laporan dari warga yang masuk melalui aplikasi tersebut bisa langsung diketahui instansi terkait untuk kemudian saling berkoordinasi dan menindaklanjutinya.
“Selain sebagai sarana pelaporan kejadian darurat atau tindak kejahatan, aplikasi itu juga berguna bagi warga untuk mengetahui informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan peringatan bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” kata Andap.
Ia berharap, dengan adanya tambahan armada kapal dan kemajuan dalam pemanfaatan teknologi, efektivitas pengawasan dan penegakan hukum bisa ditingkatkan. Tujuannya agar tindak kejahatan transnasional dapat dicegah dan keamanan serta kesejahteraan warga lebih terjamin.