Pecatur perempuan Indonesia WGM Medina Warda Aulia bangkit dan merebut kemenangan pada babak kedua Turnamen Catur Grand Master dan Woman Grand Master Japfa 2019, Jumat (14/6/2019) di Yogyakarta. Jebakannya saat reli bidak menuju promosi memaksa GM Ivan Sokolov dari Belanda menyerah.
Oleh
Emilius Caesar Alexey/Nino Citra A
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS - Pecatur putri Indonesia WGM Medina Warda Aulia bangkit dan merebut kemenangan pada babak kedua Turnamen Catur Grand Master dan Woman Grand Master Japfa 2019, Jumat (14/6/2019) di Yogyakarta. Jebakannya saat reli bidak menuju promosi memaksa GM Ivan Sokolov (Belanda) menyerah.
”Lawan sangat kuat. Saya berusaha bermain lepas. Kemenangan ini menambah kepercayaan diri saya setelah kalah pada laga babak pertama. Saya berusaha bermain bagus karena ingin mengejar norma Grand Master (GM) pada kategori terbuka,” kata Medina.
Sokolov adalah unggulan kedua turnamen tersebut dengan rating 2.595. Medina (2.375) berhasil mengatasi perbedaan rating yang cukup jauh setelah pada babak pertama dikalahkan pecatur Kazakhstan Rustam Khusnutdinov, unggulang keeempat.
Sebelum laga, Medina melakukan riset permainan Sokolov. Namun, pecatur yang pernah menyandang gelar GM Super itu menyajikan pembukaan yang berbeda sehingga membuat Medina bingung.
Namun, keberaniannya mengadu menteri dan benteng membuka jalan bagi bidaknya melakukan promosi. Sokolov juga mendorong bidaknya promosi, tetapi melalaikan ancaman dari benteng Medina. Pada langkah ke-54, benteng dan bidak Medina mengapit raja hitam Sokolov dan memaksanya menyerah karena bidak bakal promosi menjadi menteri.
Medina menyatakan, keberhasilannya memenangi laga salah satunya disebabkan keunggulan waktu. Di babak akhir, Sokolov hanya menyisakan waktu sekitar 3 menit, sedangkan Medina masih memiliki waktu 28 menit. Kondisi itu membuatnya lebih leluasa memikirkan langkah buah catur yang akan digerakkannya
Kemenangan itu membuat Medina menempati posisi kesembilan dengan satu poin dan Sokolov terpuruk di dasar klasemen dengan dua kekalahan. Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem mengatakan, Medina bermain berani dan jeli pada babak kedua. Ia terus mendesak lawan dan mencari celah untuk menyerang. ”Itu bukti dia pemain bagus. Dia bisa memanfaatkan kesalahan lawan dan menghasilkan peluang,” katanya usai laga.
Laga yang ketat terjadi saat GM Susanto Megaranto bertemu IM Novendra Priasmoro. Novendra yang memainkan buah catur putih mengambil inisiatif serangan, tetapi Susanto bertahan dengan sangat rapi. Susanto tidak mau membiarkan Novendra unggul secara posisi dan mengadu dua benteng dan menteri.
Keduanya akhirnya sepakat remis setelah bermain hingga 85 langkah selama lebih dari 4 jam. Krisis waktu dan ketiadaan masa depan membuat keduanya sepakat remis.Pada akhir laga, Novendra menyisakan satu kuda, sedangkan Susanto menyisakan satu bidak dan satu kuda. ”Semua lawan berat. Kami harus bisa mencari momen dan posisi yang menentukan untuk menang,” ujar Susanto.
“Laga Susanto melawan Novendra selalu ketat dan sering berakhir remis. Ada adu gengsi untuk menentukan siapa yang terbaik di Indonesia karena keduanya adalah pecatur terbaik saat ini,” kata Kristianus.
Dengan hasil itu, Susanto menempati posisi keempat dengan 1,5 poin, sama dengan tiga pecatur lain di atasnya. Adapun Novendra menempati posisi kelima dengan 1 poin.
Di kategori putri, WIM Chelsie Monica Sihite ditahan remis WGM Gong Xianyun dari China. Meskipun gagal menang, hasil itu cukup bagus bagi Chelsie karena menambah poin rating cukup banyak.
Chelsie menempati posisi keempat dengan 1,5 poin, terpaut 0,5 poin dari Alina L’ami (Romania) dan Keti Tsatsalashvili (Georgia) di posisi pertama dan kedua. Pada babak ketiga, Chelsie ditantang WIM AA Citra Dewi.