LCW: Tanpa Kerja Keras, Bakatmu Tidak Berarti Apa-apa
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
Legenda bulu tangkis asal Malaysia Lee Chong Wei mengumumkan gantung raket dari olahraga yang telah membesarkan namanya. Pensiunnya peraih tiga medali perak Olimpiade ini, Kamis (13/6/2019), menandai lahirnya era baru bulu tangkis dunia.
Apabila di cabang tenis sering terdengar istilah the Big Four—empat petenis yang mendominasi tenis dunia selama lebih dari satu dekade— yakni Roger Federer, Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray, cabang bulu tangkis memiliki the Four Kings.
Istilah ini dipakai untuk empat atlet papan atas yang pada masanya bersaing ketat merajai turnamen, yaitu Lee, Lin Dan (China), Taufik Hidayat (Indonesia), dan Peter Gade (Denmark). Dengan mundurnya Lee, the Four Kings menyisakan Lin Dan. Peter Gade pensiun akhir 2012, disusul oleh Taufik Hidayat setahun kemudian.
Pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra Ho, mengatakan, pensiunnya Lee membuka peluang Indonesia menjadi juara. ”Saya harus jujur, ini sedikit lebih memudahkan Indonesia mencapai hasil maksimal atau menjadi juara karena pesaingnya berkurang satu,” kata Hendry.
Dengan mundurnya Lee, era baru bulu tangkis dunia dimulai. Berdasarkan daftar peringkat dunia tunggal putra, delapan dari sepuluh atlet 10 besar berusia kurang dari 30 tahun. Chen Long (China) dan Son Wan Ho (Korsel) menjadi pemain paling senior.
Indonesia menempatkan dua pemain di daftar itu, yaitu Jonatan ”Jojo” Christie (peringkat ke-7) dan Anthony Sinisuka Ginting (8). Dari sepuluh pebulu tangkis top itu, Jojo menjadi yang termuda, 21 tahun. Adapun Anthony berusia 23 tahun.
Anthony pernah dua kali melawan Lee, yang berusia nyaris 15 tahun lebih tua darinya, pada Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Asia dan Piala Thomas 2018. Kedua laga ituberakhir dengan kemenangan Lee, yang berusia 36 tahun.
Hendry menuturkan, tak mudah untuk mengalahkan Lee. ”Dia pemain yang komplit, variatif, agresif. Dia punya segalanya. Semua orang tahu, siapa Lee Chong Wei,” ujarnya.
Usai perempat final Piala Thomas, Lee memuji Anthony yang memiliki teknik pukulan bagus. ”Saya yakin, satu-dua tahun ke depan dia bisa menjadi pemain top,” ujarnya.
Ini bukan pertama kali Lee memuji tunggal putra Indonesia. Pertengahan tahun lalu, Lee mengkritisi pebulu tangkis muda Malaysia yang bermain stagnan. Dalam wawancara itu, Lee, memuji dua pebulu tangkis Indonesia sebagai panutan untuk atlet Malaysia.
”Pemain seperti Viktor Axelsen (Denmark), Kento Momota, Kenta Nishimoto (Jepang), Anthony dan Jonatan adalah pemain muda yang sudah berada di antara yang terbaik di dunia,” kata Lee, seperti dikutip New Straits Times, 1 Juni 2018.
Lee mengungkapkan, bulu tangkis adalah olahraga yang butuh keterampilan. ”Namun, tanpa kerja keras, bakatmu tidak berarti apa-apa. Kamu harus kerja keras mencapai level lebih tinggi, baru dapat bermain melawan pesaing melebih standar ini,” ujarnya.
Mantan pebulu tangkis nomor satu dunia yang disebut “Raja Superseries” itu telah mengoleksi 705 kemenangan dan 69 gelar, termasuk lima emas Pesta Olahraga Persemakmuran, empat kali juara All England, dan 47 kali menang Superseries. Sepanjang 19 tahun berkarir di bulu tangkis, penyesalan terbesar Lee adalah tidak mampu merebut emas Olimpiade dan Kejuaraan Dunia.
Lee mencapai enam final penting, tiga kali finalis Olimpiade (2008, 2012, 2016) dan tiga kali Kejuaraan Dunia (2011, 2013, 2015). Tetapi, tak sekali pun Lee berhasil menjadi juara. Kenyataan pahit ini membuat Lee sering disebut sebagai “Raja tanpa Mahkota”.
"Penyesalan terbesar saya jelas tidak mampu memenangi medali emas yang sulit di turnamen besar ini. Tetapi, saya tidak menyesal telah melakukan yang terbaik untuk negara," ujarnya.
Lee menuturkan, meski sudah pensiun, merebut medali emas tetap menjadi impiannya. “Meskipun saya tidak bisa mencapainya sebagai pemain, saya berharap dapat melihat atlet Malaysia lainnya mencoba untuk memenangkannya,” kata Lee.
10 Besar Tunggal Putra:
Nomor
Nama
Usia (thn)
Negara
Rekor Menang-Kalah
1
Kento Momota
24
Jepang
291 - 76
2
Shi Yuqi
23
China
192 - 64
3
Viktor Axelsen
25
Denmark
327 - 121
4
Chou Tien Chen
29
Taiwan
328 - 184
5
Chen Long
30
China
416 - 101
6
Son Wan-ho
31
Korea Selatan
334 - 178
7
Jonatan Christie
21
Indonesia
186 - 89
8
Anthony Sinisuka Ginting
23
Indonesia
158 - 93
9
Kidambi Srikanth
26
India
224 - 109
10
Kenta Nishimoto
24
Jepang
150 - 86
(Sumber: BWF/DNA)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.