Operator telekomunikasi seluler di Indonesia mengoptimalkan penggunaan proyek kabel laut pita lebar hasil kerja sama dengan operator global. Optimalisasi ini seiring dengan tren peningkatan permintaan konsumsi data internasional, baik oleh konsumen ritel maupun korporasi.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Operator telekomunikasi seluler di Indonesia mengoptimalkan penggunaan proyek kabel laut pita lebar hasil kerja sama dengan operator global. Optimalisasi ini seiring dengan tren peningkatan permintaan konsumsi data internasional, baik oleh konsumen ritel maupun korporasi.
Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk (XL) Tri Wahyuningsih, Jumat (14/6/2019), di Jakarta, mengatakan, utilisasi proyek Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Australia-Indonesia-Singapura saat ini masih sekitar 10 persen. Dia memperkirakan, utilisasinya akan terus bertambah seiring peningkatan permintaan konsumsi internet.
”Apalagi, beberapa media sosial dan aplikasi internet asing lain masih memiliki pusat data atau serverdi luar negeri,” ujarnya.
Proyek SKKL Australia-Indonesia-Singapura dikerjakan XL bersama Vocus Group dan Alcatel Submarine Networks. Proyek pembangunannya dimulai Desember 2017 dan telah selesai sejak triwulan III-2018, tetapi baru dipasarkan secara komersial sejak Februari 2019.
Tri menambahkan, kapasitas SKKL Australia-Indonesia-Singapura sebesar 30 terabyte (TB) untuk jalur Jakarta-Singapura dan 20 TB untuk jalur Jakarta-Perth. Dengan kapasitas sebesar itu, SKKL mampu menyediakan kapasitas enam kali lipat lebih besar dibandingkan dengan total kapasitas jaringan internasional dari Indonesia yang ada sekarang.
Bertambah
Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Turina Farouk yang dikonfirmasi secara terpisah membenarkan, per akhir Mei 2019, proyek kabel laut pita lebar Indigo sudah digunakan. Dengan kehadiran proyek Indigo, kapasitas aktif nilai konsumsi transfer data dalam bit/detik (bandwidth) internasional bertambah dua kali lipat.
”Kapasitas itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan layanan internet yang kami perkirakan terus bertambah, terutama dari segmen bisnis ke bisnis atau korporat. Mengenai strategi pemasaran layanan proyek Indigo, kami menyesuaikan dengan kebutuhan pasar,” ucapnya.
Proyek kabel laut pita lebar Indigo dikerjakan Indosat Ooredoo bersama AARNet, Google, Singtel, SubPartners, dan Telstra. Proyek yang memiliki panjang kabel laut 9.200 kilometer ini untuk memperkuat konektivitas antara Australia dan pasar Asia Tenggara. Proyek diumumkan pada April 2017.
Moderat
Berdasarkan laporan riset Bahana Sekuritas, ”Indonesia Telco”, yang dirilis Rabu (12/6/2019), utilisasi infrastruktur jaringan pita lebar XL, Indosat Ooredoo, Telkomsel, dan Hutchison Tri Indonesia tetap tergolong moderat. Dengan kata lain, kapasitas infrastruktur jaringan yang mereka miliki masih cukup. Hal itu terlihat selama periode Ramadhan-Lebaran 2019.
Laporan itu mencontohkan kondisi utilisasi infrastruktur jaringan di Telkomsel. Keberhasilan koneksi data selama arus mudik dan balik mencapai 99,7 persen meskipun konsumsi pengguna data 10-16 persen lebih tinggi di wilayah tertentu di Jawa. Hal ini menyiratkan, pemanfaatan jaringan Telkomsel pada hari-hari biasa hanya berkisar 50-60 persen. Jika tidak, tingkat keberhasilan koneksi data harus lebih rendah pada arus mudik/balik karena tingkat keberhasilan koneksi selama jam sibuk hari biasa lebih rendah.