Timnas Argentina datang ke Copa America 2019 dengan paradigma dan wajah baru. Mereka tidak lagi dibebani trauma masa lalu perjalanan mereka di Brasil yang dimulai Minggu pagi WIB lawan Kolombia.
SALVADOR, JUMAT – Untuk kali pertama dalam beberapa dekade terakhir, timnas sepak bola Argentina menyambut Copa America 2019 di Brasil, 14 Juni-7 Juli tanpa status favorit juara. Hal itu justru dapat menguntungkan mereka untuk tampil lepas serta mencuri trofi dari tuan rumah Brasil.
Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) menuai tanda tanya ketika mengangkat Lionel Scaloni, juru taktik minim pengalaman, sebagai pelatih baru tim berjuluk “Albiceleste” itu usai kegagalan di Piala Dunia Rusia 2018. Pertanyaan itu menguat saat Scaloni mengumumkan para pemain yang dibawanya ke Brasil.
Hanya sembilan nama dari skuad Argentina di Rusia yang dipertahankan. Mayoritas pemain lainnya punya rekam jejak serupa dengan sang pelatih, yaitu minim pengalaman. Para muka baru di tim itu, seperti bek Juan Foyth, penyerang sayap Giovani Lo Celso, dan striker Lautaro Martinez, nyaris tidak dikenal publik dunia.
Gebrakan Scaloni tidak berhenti di sana. Tidak seperti pendahulunya seperti Jorge Sampaoli, Edgardo Bauza, dan Gerardo Martino, Scaloni tidak terobsesi untuk menjadikan Albiceleste sebagai timnas rasa “Barcelona”. Di era Scaloni, megabintang Lionel Messi masih tetap menjadi figur sentral. Namun, bukan berarti Albiceleste harus mereplikasi filosofi dan taktik Barca hanya karena Messi, pemain bintang klub itu.
Sebagai contoh, Argentina kini tidak lagi suka berlama-lama menahan bola. Tim itu bermain lebih lugas dan oportunistis, karakter yang jauh berbeda dari Barca. Kunci dari permainan mereka adalah transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
”Mengontrol lama bola demi menang tidak masuk akal. Ketika membawa bola, hal pertama yang harus kami pikirkan adalah jala gawang lawan,” tutur Scaloni seperti dikutip Buenos Aires Times.
Berbeda dari skuad sebelumnya, pasukan Albiceleste yang datang ke Brasil jauh lebih segar. Mereka juga relatif tidak terbebani luka masa lalu, yaitu kegagalan bertubi-tubi pada turnamen besar, mulai final Piala Dunia Brasil 2014, Copa America 2015, dan Copa America Centenario 2016. Argentina butuh perubahan masif untuk mengakhiri paceklik trofi yang telah berlangsung 26 tahun.
Mereka membangun ulang tim dengan sasaran target menjuarai Copa America 2020 di Argentina-Kolombia dan Piala Dunia Qatar 2022. ”Target kami bersiap sebaik mungkin untuk Piala Dunia Qatar dan membangun ulang relasi dengan fans,” tutur Manajer Timnas Argentina Cesar Menotti saat ditanya soal targetnya di Copa America 2019.
Untuk itu, gelandang Argentina, Rodrigo De Paul, berkata, timnya bukan lagi favorit juara Copa America. Menurutnya, status itu disandang Brasil selaku tuan rumah. Namun, Argentina tidak kekurangan motivasi untuk tampil bagus dan mencuri trofi Copa America, turnamen yang terakhir kali mereka menangi pada 1993.
Motivasi itu ingin mereka tunjukkan saat menghadapi Kolombia, tim kuda hitam, di laga pembuka penyisihan grup B. Argentina harus start bagus untuk menjaga peluang lolos dari grup B yang diisi dua tim lainnya, Paraguay dan Qatar selaku undangan.
”Tidak menjadi favorit bukan berarti menghentikan kami tampil maksimal di setiap laga. Kami punya mimpi (menjadi juara),” ujar German Pezzella, bek Argentina.
Janji Messi
Berbeda dengan Argentina, Kolombia masih mempertahankan skuad Piala Dunia Rusia. Serangan mereka bertumpu pada gelandang kreatif James Rodriguez dan striker veteran, Radamel Falcao. Nemun, mereka punya senjata baru bernama Duvan Zapata (28). Zapata itu tampil menawan bersama Atalanta di Liga Italia. Ia mengemas 23 gol, melampaui koleksi bintang Juventus Cristiano Ronaldo (21 gol).
Namun, Argentina punya Messi, pesona terbesar di Copa America 2019 menyusul absennya Neymar Jr. Sempat absen enam laga setelah Piala Dunia Rusia, Messi kembali ke Albiceleste dan memborong dua gol pada uji coba kontra Nikaragua, pekan lalu. Messi juga sudah berdamai dengan kegagalan di masa lalu dan datang ke Brasil membawa harapan baru.
Ditemani sahabatnya, striker Sergio Aguero, Messi berjanji sekuat tenaga mengejar trofi di Brasil. ”Saya ingin mengakhiri karier saya dengan memenangi sesuatu (trofi) bersama timnas, atau paling tidak berjuang meraihnya sebanyak mungkin. Argentina kini tengan berubah dengan pemain baru. Mereka tidak kekurangan rasa lapar (gelar),” tutur Messi. (AFP/JON)