JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah pelari andalan Indonesia yang cedera berangsur pulih. Hal itu membangun harapan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia yang akan menerjunkan atletnya pada Universiade 2019 di Napoli, Italia 3-14 Juli dan Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar 28 September-6 Oktober.
Pelari 100 meter gawang putri Emilia Nova mengalami cedera tumit sejak Februari. Adapun sprinter Lalu Muhammad Zohri mengalami kelelahan otot lutut kiri usai GP Jepang 2019 di Osaka, Jepang, Mei.
Akibat cedera itu, Emilia tampil buruk pada Kejuaraan Asia Atletik 2019, Doha, April lalu. Ia hanya menempati peringkat kelima heat 2 dengan waktu 13,70 detik, dan gagal lolos ke final. Secara umum, catatan waktunya terus merosot, yakni 13,59 detik saat meraih emas GP Malaysia 2019, Maret, dan 13,33 detik saat meraih perak Asian Games 2018.
Agar Emilia dapat memulihkan diri, pelari lari gawang PB PASI Fitri ”Ongky” Haryadi mengistirahatkan Emilia usai Kejuaraan Asia. Atlet kelahiran Jakarta, 20 Agustus 1995 itu diminta fokus ke pemulihan cedera. Sejak itu, dia hanya berlatih ringan di pusat kebugaran dan berenang, dan absen pada GP Asia 2019 di Jiangjin, China, 4-7 Juni.
Emilia baru berlatih kembali dengan gawang pada Senin (10/6/2019). ”Setelah 1,5 bulan tidak berlatih dengan gawang, Emilia penasaran untuk mencoba gawang lagi. Melihat kondisinya cukup baik, saya beri dia kesempatan berlari di tiga gawang selama kurang lebih satu jam pada Senin,” ujar Ongky di Jakarta, Jumat (14/6).
Ongky mengatakan, cedera Emilia berangsur pulih dan tidak mengeluhkan sakit di kedua lututnya. Ketika mencoba gawang pada Senin, tekniknya juga tidak hilang. Namun, kecepatannya berkurang karena lama tidak berlatih di lintasan. ”Saya tidak mau ambil risiko langsung memaksa Emilia fokus ke lintasan. Dia harus pulih 100 persen dulu,” katanya.
Pulihnya Emilia menjadi angin segar karena punya harapan untuk tampil di Universiade 2019 dan Kejuaraan Dunia 2019. Dua kejuaraan bergengsi itu penting diikuti untuk mengembalikan kembali naluri bertanding Emilia. ”Tetapi, lagi-lagi, saya tidak mau memaksa. Semua tergantung rekomendasi dokter dan niat Emilia. Target utama kami tahun ini adalah SEA Games 2019,” tegas Ongky.
Diistirahatkan
Adapun Zohri mengeluhkan ngilu di lutut kiri usai memecahkan rekor nasional di GP Jepang, sehingga tidak tampil bersama tim estafet 4x100 m pada GP Asia di China. Tanpa Zohri, tim estafet berada di peringkat keempat dengan waktu 39,79 detik.
”Sebenarnya Zohri masih bisa berlari. Tetapi, kami tidak ingin memaksa Zohri terus berlomba karena bisa berbahaya untuk fisiknya. Jika cedera parah, akan sulit dipulihkan, padahal grafiknya tengah menanjak,” tutur pelatih sprint PB PASI Erwin Renaldo Maspaitella.
Dengan demikian, Zohri baru akan berlomba pada Kejuaraan Dunia di Doha. “Selama jeda lomba, Zohri akan fokus latihan secara bertahap di Jakarta. Ia diharapkan sudah kembali prima ketika berlomba di Kejuaraan Dunia,” ujarnya.
Zohri tidak akan turun di Universiade 2019 karena belum berstatus mahasiswa. Pada pekan olahraga mahasiswa sedunia tersebut, tim sprint akan menurunkan Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara, Mochammad Bisma Diwa, dan Joko Kuncoro Adi. Mereka berempat akan turun di nomor 100 meter dan estafet.
Kecuali Bayu, semua anggota tim estafet masih berlibur Lebaran di kampung masing-masing. Mereka dijadwalkan kembali ke pelatnas pada 17 Juni.