JAKARTA, KOMPAS - Dengan informasi yang minim, laga timnas Indonesia melawan Vanuatu, Sabtu (15/6/2019), membuat skuad ”Garuda” harus menganalisis lawan di tengah laga. Pemahaman kekuatan lawan sangat diperlukan agar pemain bisa mengambil keputusan tepat dan keluar dari tekanan saat laga.
”Ini bukan pertandingan mudah. Informasi tentang Vanuatu sangat minim. Kami sudah mencari dari internet, tetapi informasi tentang sepak bola mereka nyaris tidak ada. Jadi, saya harap pemain bisa belajar untuk menganalisis lawan di tengah pertandingan,” ujar Pelatih Timnas Simon McMenemy saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/6).
Laga Indonesia dan Vanuatu akan menjadi pertemuan perdana kedua tim. Kedua tim hanya berselisih tiga tingkat pada peringkat FIFA per 14 Juni 2019, yakni Indonesia di peringkat ke-160 dan Vanuatu di peringkat ke-163.
Karena itu, Indonesia tidak boleh menganggap remeh tim negara kepulauan di Samudra Pasifik selatan itu. Dari 11 anggota Oseania, Vanuatu berada di urutan kelima setelah Selandia Baru, Kepulauan Solomon, Kaledonia Baru, dan Tahiti. Negara berpenduduk 280.000 jiwa itu pernah mencatat kemenangan ekstrem seperti menang 46-0 atas Mikronesia dan 18-0 atas Kiribati.
Persiapan Indonesia menghadapi laga ini tidak mulus. Pada laga persahabatan Selasa (11/6), Indonesia kalah 1-4 dari Jordania di Amman. Namun, McMenemy menegaskan, timnya belajar banyak dari kekalahan itu. Mereka sudah lebih siap menghadapi Vanuatu.
”Jika harus bertemu tim asal Timur Tengah pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, kami yakin bisa berbuat banyak,” tuturnya.
McMenemy berpesan, publik sepak bola Indonesia harus bersabar. timnas sedang dalam proses belajar dan berusaha untuk lebih baik. ”Tidak ada yang instan di dunia ini. Kami harap semua pihak sabar dan terus memberikan dukungan,” pesannya.
Pacific Games
Adapun Pelatih Vanuatu Paul Munster mengaku tidak tahu kekuatan Indonesia. Namun, dengan populasi yang besar dan punya liga aktif, Paul meyakini Indonesia adalah tim yang baik. Laga ini menjadi modal penting menjelang berlaga pada Pasifik Games 2019 di Apia, Samoa, 7-20 Juli. ”Kami berusaha memetik pengalaman sebanyak-banyaknya dari laga ini. Hasil tidak terlalu penting. Yang utama, tim bisa bermain baik,” ujarnya.
Setidaknya, Vanuatu akan mendapatkan pengalaman berharga bermain di stadion sebesar Gelora Bung Karno dan kemungkinan ditonton banyak orang. Sebab, di Vanuatu, tidak ada stadion sebesar itu dan jumlah penduduknya minim.
”Dari awal kedatangan, tim sudah mendapatkan banyak pengalaman baru, antara lain melihat fasilitas olahraga mewah di sini. Bahkan, sesampai di Indonesia pagi tadi, kami langsung menyempatkan diri jalan-jalan mengelilingi tempat ini (Kompleks Gelora Bung Karno),” kata Munster.