Pemulihan Keuangan Pasca-Lebaran
Lebaran sudah dinikmati oleh masyarakat di Indonesia. Sebagian keluarga masih berada di kampung halaman, sedangkan sebagian lainnya mulai bersiap-siap kembali ke kota domisili untuk beraktivitas. Hati pun sudah kembali bersih dan siap untuk menjalani kehidupan ke depan. Benarkah demikian?
Kenyataannya, selain rumah yang perlu dirapikan, keuangan juga perlu dibenahi lagi karena banyaknya pengeluaran selama Ramadhan dan Lebaran lalu. Lantas, bagaimana jika saldo sudah kosong, padahal utang sudah menanti untuk dibayar?
Keuangan rumah tangga yang baik tentunya yang dikelola dengan sehat dan berkelanjutan. Sebelum dapat mulai merencanakan keuangan, tahapan harus diawali dengan membenahi dan memulihkan kondisi keuangan pasca-Lebaran. Berikut ini adalah tips pemulihan tersebut:
Pertama, mencari tambahan dana dan arus kas (cash flow). Apabila gajian berikutnya masih jauh, setiap individu harus kreatif mencari tambahan dana untuk biaya hidup.
Coba cek saldo dana darurat dan saldo dana investasi yang mungkin tersedia. Apabila masih ada, saya sarankan ambil hanya sejumlah biaya hidup harian hingga tanggal gajian tiba. Hal ini lebih baik daripada Anda mengambil pinjaman dana tunai.
Apabila saldo kas pun sudah sangat menipis, jika harus mengambil pinjaman, akan lebih disarankan untuk menggunakan fasilitas gadai emas. Biaya pinjaman umumnya masih bersahabat dan apabila tidak memiliki kemampuan finansial untuk menebus, Anda tidak punya tanggung jawab untuk melakukan pelunasan.
Akan tetapi, jika jumlah tagihan sudah melebihi penghasilan, artinya Anda tidak mampu membeli barang-barang yang dibeli dengan kartu kredit itu. Saran terbaik adalah menjual barang-barang konsumtif yang dibeli dan mempergunakan dananya untuk pelunasan.
Kedua, evaluasi diri kenapa berutang. Jika kondisi keuangan saat ini terjerat utang, Anda sebaiknya mengevaluasi, faktor apa saja yang dialami saat Ramadhan dan Lebaran sampai bisa membuat utang kartu kredit.
Apabila penyebabnya karena terjadi musibah, periksa fasilitas asuransi atau BPJS Kesehatan yang dimiliki. Jika sebabnya karena terlalu banyak pengeluaran konsumtif, artinya Anda harus puasa berbelanja barang pribadi dulu selama dua bulan ke depan.
Ketiga, menyusun strategi pelunasan utang. Langkah berikutnya adalah membuat daftar kewajiban yang Anda miliki. Dengan demikian, Anda bisa menentukan utang kartu kredit mana yang sebaiknya dilunasi terlebih dahulu. Perhatikan kartu kredit yang membebankan bunga paling besar. Maka, tagihan ini yang akan menjadi prioritas pembayaran.
Idealnya Anda melunasi terlebih dahulu utang yang memiliki bunga terbesar, baru kemudian melunasi sisa utang lain satu per satu secara perlahan. Namun, apabila daftar utang sudah lebih dari tiga kartu kredit, lebih baik pembayaran difokuskan untuk saldo utang yang terkecil.
Tak terasa, satu demi satu daftar utang pun terhapus secara perlahan. Dari penghasilan, terpaksa kita tunda dulu investasi demi pelunasan utang. Alokasinya bisa mencapai 30 persen dari gaji untuk membayar utang kartu kredit.
Keempat, tidak menggunakan fasilitas pinjaman apa pun hingga tagihan utang lunas. Selain fokus pada pelunasan, Anda juga dilarang menggunakan kartu kredit untuk pembelanjaan berikutnya. Artinya, Anda harus puasa belanja dulu selama beberapa bulan ke depan.
Waspada juga untuk tidak tergoda menggunakan pinjaman daring (online) ataupun fitur pay later atau penundaan bayar yang kerap ditawarkan di berbagai merchant e-commerce.
Terakhir, lakukan negosiasi dengan bank pemberi kartu kredit. Ketika sudah merasa berat untuk membayar tagihan, Anda bisa melakukan negosiasi dan permohonan keringanan kepada bank pemberi kartu kredit. Bank pemberi kartu kredit bisa memberikan pilihan pelunasan utang yang dinegosiasikan dengan Anda. Salah satu program yang tepat adalah penghentian hitungan bunga dengan syarat jadwal pembayaran ditepati dan kartu kredit tidak lagi digunakan.
Untuk perbaikan keuangan mendatang, sangat disarankan melakukan perencanaan kebutuhan Lebaran setidaknya dari enam bulan sebelumnya. Apabila setiap tahun masalah yang timbul adalah utang selepas Lebaran, artinya kesalahan lama senantiasa terulang kembali. Salah satu upaya mengatasi hal ini adalah memastikan kecukupan dana darurat untuk kebutuhan Lebaran.
Saldo dana darurat adalah aset lancar yang tersedia untuk membayar biaya hidup, sesuai standar hidup yang diinginkan, jika terjadi penurunan penghasilan. Misalkan, seseorang memiliki aset kas sebesar Rp 50 juta, sedangkan biaya pengeluaran bulanan adalah Rp 5 juta. Dengan demikian, dana daruratnya sanggup mendanai hidup rumah tangga hingga 10 bulan ke depan.
Untuk Lebaran, Anda cukup menyediakan satu kali pengeluaran rutin bulanan sebagai saldo dana darurat. Uang ini dapat dikumpulkan secara bertahap dari menyisihkan penghasilan. Lalu, simpan dalam bentuk tabungan yang terpisah dari rekening operasional ataupun di reksa dana pasar uang.
Semoga keuangan rumah tangga segera kembali bersih dari berbagai utang dan masalah di masa depan. Live a beautiful life!