SAO PAULO, JUMAT – SAO PAULO, JUMAT Timnas sepak bola Brasil menjadi favorit juara Copa America 2019 di rumah sendiri. Namun, tim ”Samba” pantang meremehkan Bolivia, lawan yang hobi merusak pesta pembukaan tuan rumah, pada duel Sabtu (15/6/2019) ini pukul 07.30 WIB di Sao Paulo.
Duel Brasil kontra Bolivia menandai dimulainya Copa America 2019. Ini adalah pertemuan antara tim terbaik dan tim terlemah Amerika Selatan. Brasil, yang bertabur bintang, adalah tim peringkat ketiga dunia, sedangkan Bolivia pada peringkat ke-62, paling buncit di zona Amerika Selatan.
Akan tetapi, sepak bola tidak melulu soal angka. Bolivia, yang ditempa di kawasan ekstrem Pegunungan Andes, kerap menjungkirbalikkan logika. Dua dekade lalu, mereka membuat frustrasi tuan rumah Paraguay dengan hasil imbang pada laga pembuka Copa America 1999. Hal serupa mereka lakukan di 2004 dan 2007.
Kejutan serupa mereka buat atas Argentina, salah satu poros kekuatan dunia. Pada laga pembuka Copa America 2011, tuan rumah Argentina di luar dugaan ditahan 1-1 oleh tim yang kerap tampil spartan itu. Seperti halnya tim kecil, mereka menutup rapat pertahanan dan menyerang dengan sporadis ketika ada peluang.
Taktik defensif semacam itu bisa membuat Brasil frustrasi. Bagi Brasil, ini adalah ujian awal untuk mengukur taktik sekaligus mentalitas sebagai kandidat juara, apalagi mereka tidak bisa diperkuat Neymar Jr yang tengah cedera. Diakui Casemiro, gelandang Brasil, ada sedikit kegelisahan di timnya menjelang pembukaan Copa America 2019 ini.
Brasil masih dihantui kegagalan di Piala Dunia Brasil 2014 saat tersingkir di semifinal, 1-7, dari Jerman. ”Adalah normal ada kegelisahan saat memulai turnamen penting seperti ini,” ujar Casemiro.
Diakuinya, Bolivia bisa menjadi ancaman dalam upaya menjalani start bagus di Copa America 2019. ”Laga ini akan rumit karena kita tahu bagaimana gaya main Bolivia. Mereka bersiap dengan baik di lini bertahan. Seperti dikatakan pelatih Tite, kami harus punya mentalitas tangguh dan konsentrasi penuh,” ujar Casemiro.
Persiapan Brasil menatap Copa America sejauh ini berjalan baik. Mereka tidak terkalahkan pada sepuluh laga terakhir, sembilan di antaranya berakhir dengan kemenangan. Namun, tidak satu pun lawan bermain total defensif seperti Bolivia. Mereka ditahan imbang 0-0 dalam pertemuan terakhir keduanya pada kualifikasi Piala Dunia Rusia, 2017.
Motivasi membuat kejutan di Brasil atau setidaknya mengulangi hasil duel tahun 2017 itu disampaikan Moreno Martins, striker Bolivia. Ia berkata, Copa America di Brasil adalah pentas yang spesial baginya. “Bermain menghadapi Brasil di Copa Italia Brasil adalah mimpi saya yang menjadi kenyataan. Isteri dan ayah saya dari Brasil. Saya telah mempersiapkan diri untuk turnamen ini selama setahun terakhir,” ujarnya dikutip FIFA.
Terlalu ofensif
Serangan-serangan balik Bolivia, yang dipimpin Martins, akan menjadi ancaman tersembunyi bagi Brasil. Tim Samba tidak perlu diragukan soal kemampuan mencetak gol. Mereka mengemas 12 gol di tiga laga terakhir atau rata-rata empat gol per laga. Di lain pihak, mereka rentan dengan serangan balik. Bek-bek sayap mereka dinilai terlalu ofensif yang mengakibatkan kegagalan di Piala Dunia Rusia 2018.
Pelatih Tite mencoba mengatasi masalah itu dengan memperbaiki taktik dan personel di sektor sayap dan lini tengah. Pertahanan sayap mereka kini diisi barisan pemain defensif dan berpengalaman seperti Filipe Luis dan Dani Alves. Kinerja mereka bakal diuji pada laga ini. “Kami, sebagai favorit juara, siap menghadapi turnamen ini. Kami telah bekerja keras baik fisik dan teknik,” ujar Casemiro kemudian. (REUTERS)