Film ”Rumah Merah Putih” Bakal Menginspirasi Keberagaman Indonesia
Film Rumah Merah Putih yang dibuat dengan latar belakang wilayah perbatasan RI-Timor Leste, dan diperankan oleh sejumlah anak-anak Nusa Tenggara Timur, diyakini bakal menginspirasi dalam merawat keberagaman hidup di Indonesia.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Film Rumah Merah Putih yang dibuat dengan latar belakang wilayah perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste, dan diperankan oleh sejumlah anak-anak Nusa Tenggara Timur, diyakini bakal menginspirasi dalam merawat keberagaman hidup di Indonesia. Ancaman perpecahan dan benturan konflik sosial di dalam masyarakat dapat dikikis dengan menghadirkan film Rumah Merah Putih kepada masyarakat.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat ketika peluncuran perdana film Rumah Merah Putih di Kupang, Minggu (16/6/2019), mengucapkan terima kasih kepada pemilik Rumah Produksi Alenia Pictures, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen, yang terus berkarya menghasilkan film dan produk-produk audiovisual yang lebih membangun semangat nasionalisme.
”Kami bangga karena Ari dan Nia memilih NTT sebagai latar belakang pengambilan gambar untuk film Rumah Merah Putih; juga melibatkan sejumlah anak NTT untuk mengadu akting dalam pembuatan film ini. Film yang dihadirkan dan diluncurkan malam ini memiliki pesan khusus, yakni membangun semangat nasionalisme di tengah berbagai ancaman akan persatuan dan kesatuan bangsa ini,” tutur Laiskodat.
Rumah Merah Putih, yang merupakan hasil dari Rumah Produksi Alenia Pictures, bercerita tentang situasi di perbatasan RI-Timor Leste menjelang HUT Kemerdekaan RI. Lokasi pengambilan gambar berada di Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah Utara. Secara garis besar, film ini bercerita tentang perjuangan hidup sebuah bangsa yang berdaulat, di tengah perbedaan dan keberagaman.
Pemutaran perdana film di Kupang berlangsung di Studio Satu sampai dengan Studio Enam di Lippo Plaza Kupang, pukul 19.00 Wita. Ini peluncuran sementara. Pemutaran secara serentak di seluruh bioskop di Tanah Air akan dilaksanakan pada Kamis, 20 Juni 2019.
Ari Sihasale menyatakan kekagumannya atas keindahan alam dan suasana persaudaraan di NTT, khususnya, dan suasana Indonesia bagian timur pada umumnya. Banyak hal positif dari Indonesia timur yang bisa diangkat menjadi inspirasi Indonesia melalui berbagai kegiatan, termasuk perfilman.
”Banyak orang selalu bertanya, mengapa selalu shooting di NTT dan Papua, bahkan Indonesia timur. Saya selalu balik bertanya, mengapa selalu shooting di Jakarta. Di NTT ini banyak hal bagus, yang perlu kita pelajari dari adik-adik di sini. Mereka punya kekurangan, tetapi juga punya kelebihan, yakni kepolosan, keluguan, kesederhanaan, dan sopan santun,” papar Ari.
Banyak orang selalu bertanya, mengapa selalu shooting di NTT dan Papua, bahkan Indonesia timur. Saya selalu balik bertanya, mengapa selalu shooting di Jakarta.
Ancaman perpecahan dan konflik sosial di dalam masyarakat antara lain karena penghayatan terhadap keberagaman dan kehidupan bersama sebagai sebuah bangsa belum kokoh. Perbedaan itu penting dan memperkaya sejauh kita menghayati dan menjalankan. Kebersamaan sebagai sebuah bangsa perlu terus dipupuk dan diperjuangkan.
Salah satu pameran film Rumah Merah Putih, yang juga artis Ibu Kota, Pevita Pearce, mengatakan sangat terkesan dengan suasana di NTT, terutama kehangatan dan keramahan masyarakat di perbatasan. Dari perbatasan, bisa terpancar suatu kehangatan untuk Indonesia melalui film Rumah Merah Putih ini.
”Aku selalu merasa bahwa orang-orang di sini adalah orang-orang terhangat yang aku kenal. Mudah-mudahan hal ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia karena sesungguhnya aku yakin bahwa representatif yang paling kuat dari orang Indonesia adalah orang NTT,” kata Pevita.
Ia berharap film ini menginspirasi Indonesia dalam menjaga kerukunan dan keberagaman hidup berbangsa dan bernegara. Kerukunan hidup Indonesia mesti dibangun melalui berbagai cara termasuk seni perfilman.
Pemeran film ini yang turut hadir adalah Yama Carlos, Safira Umm, Dicky Tatipikalawan, Petrick Rumlaklak, Amori de Purificacao, dan beberapa lainnya. Hadir pula perangkat daerah Pemprov NTT, Wali Kota Kupang Herman Man, dan masyarakat Kota Kupang.
Peluncuran film Rumah Merah Putih dimeriahkan oleh finalis Voice of Indonesia asal NTT, Rambu Piras. Pada kesempatan itu, ia bersama Nia Zulkarnaen dan Gubernur NTT melantunkan lagu ”Flobamora”.
Pengamat seni NTT, Johni Teedens, mengatakan sangat bangga dengan peluncuran fim Rumah Merah Putih ini. Dengan melibatkan anak-anak NTT di perbatasan dalam memerankan film ini, ia mengharapkan putra-putri NTT bisa terinspirasi menjadi pekerja seni di kemudian hari.