Indonesia Kirim Tiga Peserta ke Kejuaraan Dunia Yunior NBA
Indonesia mengirimkan tiga remaja untuk mewakili Asia Pasifik dalam Kejuaraan Dunia Junior National Basketball Association atau NBA. Mereka terpilih setelah lolos proses seleksi di tingkat nasional dan Asia Pasifik.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Indonesia mengirimkan tiga remaja untuk mewakili Asia Pasifik dalam Kejuaraan Dunia Yunior National Basketball Association atau NBA. Mereka terpilih setelah lolos proses seleksi di tingkat nasional dan Asia Pasifik.
Ketiga remaja tersebut adalah Vanissa Renata Siregar (13) dan Angelica Jenifer Candra (13) yang mewakili tim putri. Satu lagi bernama Brian Leonard (14) yang mewakili tim putra. ”Saya senang karena dapat membawa nama Indonesia keluar negeri,” ujar Angelica setelah pengumuman penyisihan Kejuaraan Dunia Yunior NBA untuk Asia Pasifik di Tangerang, Banten, Minggu (16/6/2019).
Ia berharap suatu saat dapat masuk tim nasional Indonesia. Siswi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tersebut juga berharap dapat bergabung dengan tim basket profesional. Hal serupa dituturkan Vanissa. Siswi SMPN 19 Jakarta tersebut juga ingin memperkuat tim nasional Indonesia.
Tahapan penyisihan tingkat Asia Pasifik diikuti 68 peserta dari 10 negara, yakni Australia, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam. Fokus dari kegiatan tersebut ialah untuk mengembangkan kemampuan teknis dan taktis. Mereka juga dipertemukan dalam pertandingan 5 lawan 5.
Brian mengaku, kemampuan perwakilan Indonesia tidak kalah dengan negara lainnya. Namun, sebagian besar terkendala oleh masalah komunikasi. ”Beberapa dari peserta tidak dapat berbahasa Inggris,” ujar siswa Sekolah Bunda Mulia Jakarta tersebut.
Program Yunior NBA bertujuan mengembangkan kesehatan serta mendorong gaya hidup aktif di kalangan orang muda dengan mengintegrasikan olahraga basket ke dalam kurikulum pendidikan olahraga lokal. Sejak diluncurkan pada 2014, program ini telah menjangkau lebih dari 18 juta anak-anak.
Nilai utama dari Yunior NBA ialah sportivitas, kerja sama, sikap positif, dan saling menghargai. Selain untuk remaja, Yunior NBA juga memiliki program pelatihan untuk guru dan pelatih olahraga.
Program tersebut mendapat dukungan dari pemerintah daerah dengan tujuan untuk mengembangkan potensi lokal dalam bermain basket. Program ini telah melatih lebih dari 62.000 guru dari 37.000 sekolah di 50 kota di seluruh Asia.
Kejuaraan Dunia Yunior NBA akan menampilkan anak laki-laki dan perempuan usia 13-14 tahun dari seluruh dunia yang berlangsung pada 6-11 Agustus di ESPN Wide World of Sports Complex, Orlando, Florida, Amerika Serikat.
Mereka akan dibagi ke dalam tim Amerika Serikat dan Internasional yang dimulai dengan pertandingan berformat setengah kompetisi dan dilanjutkan dengan sistem gugur. Pemenang di kategori Amerika Serikat dan Internasional akan bermain pada 11 Agustus.
Pengembangan basket
Associate Vice President of Marketing Partnerships NBA Asia Jim Wong mengatakan, program ini berguna untuk pengembangan basket di seluruh dunia. Anak-anak dapat belajar dari rekan dari negara lain.
Para peserta mendapatkan pengalaman yang luar biasa untuk berkembang menjadi atlet basket profesional. Mereka juga belajar bekerja keras untuk meraih impiannya.
Associate Vice President Basketball Operations NBA Asia Carlos Barroca mengaku terkejut dengan gairah para peserta. Dalam program ini, tidak hanya melihat bakat anak dalam bermain basket saja, tetapi nilai-nilai positif juga dikembangkan.
”Mereka belajar untuk memberikan dukungan sebagai bagian dari suatu negara dan komunitas,” ujar Barroca. Dalam sebuah permainan basket terdapat proses pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sportivitas dan menghormati orang lain.
Ia juga takjub dengan gairah peserta dari Indonesia meskipun basket bukan olahraga yang paling digemari di Indonesia. Selain memiliki kemampuan yang besar, mereka juga mempunyai kepribadian yang bagus. Untuk proses pengembangan, mereka butuh guru pendamping dan pelatih yang dapat mengasah kemampuan yang dimiliki.
Proses pengembangan tersebut harus melalui berbagai tahapan, mulai dari tingkat paling bawah sehingga perlu dukungan dari pemerintah. ”Mereka butuh pelatih dan kompetisi yang bagus,” ujar pelatih kepala di Federasi Bola Basket Portugal dan tim nasional U-20 pada musim 2000-2001 tersebut.