JAKARTA, KOMPAS – Tim balap sepeda Indonesia harus menempuh jalan panjang menuju UCI Track Cycling World Cup. Kejuaraan penting sebanyak enam seri yang termasuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 ini akan bergulir 1 November 2019-26 Januari 2020.
Pelatih kepala tim nasional balap sepeda Indonesia, Dadang Haris Purnomo mengatakan, untuk bersaing di Piala Dunia Trek itu, atlet Indonesia harus mengumpulkan minimal 250 poin dan menempati 30 besar dunia. ”Secara poin, kita tidak ada masalah. Tetapi, untuk bermain di nomor yang kita inginkan, yaitu sprint dan keirin, agak berat karena harus punya peringkat dunia,” ujar Dadang di Jakarta, Sabtu (15/6/2019).
Piala Dunia Trek penting karena menyediakan poin cukup besar untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Poin dalam babak kualifikasi akan diakumulasi untuk menentukan peringkat dunia. Berdasarkan aturan UCI, delapan negara dengan peringkat dunia 2018-2020 terbaik berhak mengirimkan dua atlet untuk bersaing di nomor team sprint. Kedua atlet itu juga berhak bermain di nomor sprint dan keirin. Peringkat dunia diumumkan pada Maret 2020.
Berdasarkan peringkat dunia Uni Sepeda Internasional (UCI), Indonesia menempatkan pebalap sepeda Chrismonita Dwi Putri di peringkat ke-34 nomor sprint dengan poin 1080. Adapun di nomor keirin, Chrismonita di peringkat ke-41 dengan poin 785.
Posisi pebalap putri lainnya, Elga Kharisma Novanda, lebih jauh lagi. Di nomor sprint, Elga menempati peringkat ke-123 dengan poin 209. Pesepeda peraih tiga emas SEA Games di nomor BMX itu menempati peringkat ke-117 di nomor keirin dengan poin 222.
Dadang menjelaskan, posisi peringkat dunia berubah setiap pekan seiring bergulirnya kejuaraan di banyak negara. ”Posisi Indonesia jauh dari aman. Banyak rangkaian kejuaraan yang harus diikuti. Kami berupaya agar Chrismonita masuk ke 30 besar dunia dan dia bisa bermain di nomor andalannya, sprint dan keirin,” ujarnya.
Untuk menaikkan peringkat, Chrismonita dan kawan-kawan akan mengikuti lebih banyak kejuaraan dengan level Class 1 dan Class 2. Turnamen terdekat yang diikuti adalah Japan Track Cup 1 dan 2 di Jepang, 6-7 Juli. Indonesia akan mengirimkan trio pesepeda putri, yaitu Chrismonita, Elga, dan Ayustina Della Priatna di kejuaraan ini.
Di Jepang, pebalap putri Indonesia diharapkan mengukir hasil lebih baik dari penampilan terakhir mereka di China Track Cup 2019. Pada kejuaraan yang berlangsung tiga seri itu, hasil terbaik Indonesia diraih Chrismonita pada peringkat keempat nomor keirin.
Chrismonita sebenarnya sempat berada di urutan ketiga. Namun, pada 100 meter terakhir, pebalap China, Zhong Tianshi, menyalip posisi Chrismonita. Urutan pertama ditempati atlet Selandia Baru, Natasha Hansen, disusul Lin Junghong (China). Adapun Elga di urutan sembilan.
Berdasarkan hasil di China, Dadang mengatakan, atlet Indonesia harus melatih teknik dan taktik saat lomba. “Di perlombaan, mereka masih terlihat kaku. Terlihat sekali teknik berlomba masih kurang karena minimnya pengalaman,” kata Dadang.
Untuk mengatasi hal ini, tim pelatih akan memberikan simulasi perlombaan khususnya di nomor sprint. “Selama ini, Chrismonita tidak punya teman berlatih karena Elga cedera. Sekarang Elga sudah sembuh, saya harapkan mereka bisa menjadi teman latihan yang baik,” kata Dadang.
Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari mengatakan, tim balap sepeda akan mengirimkan atlet-atlet pelapis ke SEA Games 2019. “Kami memandang serius persiapan atlet menghadapi SEA Games 2019 dan Olimpiade 2020. Tetapi, dalam waktu singkat ini, kami fokus untuk mengumpulkan poin ke Olimpiade. Oleh karena itu, kalau waktu SEA Games bertabrakan dengan kualifikasi Olimpiade, atlet-atlet senior yang diproyeksikan tampil di Tokyo 2020 akan dikirim ke babak kualifikasi demi kepentingan jangka panjang,” katanya.