Penandatanganan Perjanjian Pokok Jadi Langkah Penting Pengembangan Masela
Pengelolaan Blok Masela, Maluku, memasuki babak baru. Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan INPEX Indonesia menandatangani dokumen perjanjian pokok atau head of agreement (HOA) mengenai pengembangan lapangan hulu migas Abadi di Blok Masela.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengelolaan Blok Masela, Maluku, memasuki babak baru. Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan INPEX Indonesia menandatangani dokumen perjanjian pokok atau head of agreement (HOA) mengenai pengembangan lapangan hulu migas Abadi di Blok Masela.
Penandatanganan itu berlangsung di Jepang, Minggu (16/6/2019). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Hiroshige Seko, serta CEO sekaligus Presiden Direktur INPEX Corporation Takayuki Ueda menyaksikan penandatanganan tersebut.
Kepala Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dan Presiden Direktur INPEX Indonesia Shunichiro Sugaya menandatangani dokumen HOA yang menyertakan investasi sebesar 18 miliar dollar AS-20 miliar dollar AS. Angka ini setara dengan Rp 257,47 triliun-Rp 286,08 triliun.
Menurut Jonan, nilai tersebut merupakan investasi tertinggi yang berasal dari Jepang dalam lima dekade terakhir. ”Setelah sekian lama dibahas, penandatanganan HOA ini menjadi titik penting bagi investasi hulu migas di Indonesia,” katanya melalui siaran pers.
Dwi Soetjipto berharap pengembangan lapangan Masela dapat menarik investasi luar negeri sehingga berdampak pada peningkatan penanaman modal asing secara langsung. Peningkatan tersebut dapat menciptakan efek ganda bagi industri pendukung dan menunjukkan iklim investasi Indonesia kian kompetitif.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memproyeksikan, pengembangan hulu migas di Masela dapat menambah produksi gas bumi kira-kira setara dengan 10,5 juta ton per tahun atau sekitar 9,5 juta ton gas alam cair (LNG) per tahun dan 150 juta gas standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Adapun operasionalnya (onstream) ditargetkan pada 2027.
Pengembangan lapangan Masela dapat menarik investasi luar negeri sehingga berdampak pada peningkatan penanaman modal asing secara langsung.
Dokumen HOA yang telah ditandatangani mencakup semua aspek utama dalam proposal revisi rencana pengembangan (POD). ”Finalisasi persetujuan revisi POD akan dilaksanakan secepatnya,” ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher saat dihubungi secara terpisah.
Menurut Wisnu, setelah revisi POD mendapatkan persetujuan, pihaknya akan melakukan pembahasan teknis dasar seusai studi kelayakan atau front end engineering design (FEED) Blok Masela. Dalam dokumen FEED, rincian linimasa pengerjaan pengembangan Blok Masela dapat dipaparkan.
”Pengeboran Blok Masela akan dilakukan di laut dalam. Gas bumi yang didapatkan akan disalurkan ke kilang LNG dan fasilitas gas pipa yang ada di darat,” katanya.
Pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela masuk dalam daftar proyek prioritas. Situs Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menyebutkan, investasi yang dibutuhkan kira-kira Rp 289,9 triliun dengan pelaksanaan konstruksi ditargetkan mulai tahun ini.