JAKARTA, KOMPAS - Perampok Toko Emas Permata yang terletak di Jalan Raya Serang, Kilometer 24, Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten beraksi saat situasi sekitar sedang sepi. Aksinya berjalan mulus karena penjaga toko dan warga ketakutan melihat para perampok menenteng samurai dan senjata api.
Kawanan perampok berhasil menggasak sekitar enam kilogram emas perhiasan senilai sekitar Rp 1,6 miliar, Sabtu (15/6) sekitar pukul 09.00. Kawasan ini relatif sepi di pagi hari, meskipun terletak di jalan utama akses nontol menuju Kota Serang dan terdiri dari pertokoan dan warung makan yang cukup ramai.
Pantauan Kompas, Minggu (16/6/2019) sore, toko telah kembali beroperasi. Adapun lalu lintas di kawasan itu ramai dan banyak kendaraan terparkir di badan jalan.
Suci (33), karyawati Toko Emas Permata, mengatakan, perampokan terjadi satu jam setelah toko dibuka. Saat itu, situasi masih sepi, ada sepuluh karyawan, dan baru melayani dua konsumen.
"Kalau pagi hari memang sepi (Jalan Raya Serang, Kilometer 24). Tiba-tiba dua orang laki-laki masuk ke dalam toko. Mereka (perampok) bawa samurai dan pistol. Aksinya sangat cepat, mereka ambil enam nampan berisi kalung dan gelang emas dari etalase bagian depan," ucap Suci.
Sepuluh penjaga toko yang kebetulan perempuan, tidak berani berteriak maupun meminta pertolongan ketika pelaku beraksi. Mereka terkejut ketika perampok masuk dan menjauhi etalase berisi emas demi keselamatan masing-masing.
"Pas kejadian hanya ada karyawan perempuan. Kami tidak berani teriak karena takut lihat pistol. Setelah mereka kabur dengan mobil baru berani teriak ada perampokan," katanya.
Perampok dengan mulus melancarkan aksinya karena etalase tidak dipasangi teralis besi dan ketiadaan satpam di toko tersebut. Petugas keamanan terdekat dari lokasi adalah satpam Bank BRI yang berjarak dua bangunan dari lokasi. Adapun pos polisi terletak di bawah jalan layang, berjarak sekitar 200 meter.
"Bos (pemilik toko) akan pasang teralis besi dan ada tenaga keamanan," ujarnya.
Takut
Mansur (39), pedagang kaki lima, menuturkan, hanya sedikit kendaraan yang melintas di jalan itu pada pagi hari. Saat kejadian, mobil perampok terparkir di depan studio foto persis di samping toko emas.
"Di sini ramai pukul 10.00 ke atas. Perampok kabur ke arah Serang. Mereka putar balik, naik ke jalan layang," kata Mansur.
Menurutnya, warga sekitar meminta pertolongan ketika perampok menaiki mobil untuk kabur. Warga tidak berani mengambil tindakan dan mendekat karena melihat perampok menenteng senjata api.
"Orang (warga) mau bertindak bingung. Satu megang samurai, satu lagi megang beceng. Kalau ada warga yang berani, pasti ketangkap. Polisi di pos tidak tahu. Tahunya pas warga teriak, tapi mobil sudah putar balik," ucapnya.
Jaringan teroris
Berkaitan dengan perampokan ini, Kepolisian Resor Kota Tangerang sedang mengejar para perampok. Polisi membentuk tiga tim khusus yang menyebar ke lokasi tertentu.
"Sedang mengejar ke daerah yang demi kepentingan penyelidikan belum dapat kami sampaikan namanya. Identitas para perampok sudah kami kantongi. Jejaring para perampok juga ditelusuri," kata Kepala Polres Kota Tangerang Komisaris Besar Sabilul Alif.
Sementara Pengamat terorisme dari Institute Security and Strategic Studies Khairul Fahmi menambahkan, tidak menutup kemungkinan perampokan ini berkaitan dengan terorisme. Akan tetapi, kemungkinan itu masih terlalu dini.
"Meski kemungkinan itu (terorisme) harus dibuka, saya kira sekarang masih terlalu dini. Secara umum modus perampokan biasa dan berlatar teroris tidak ada bedanya. Polisi punya cara sendiri untuk mengidentifikasi aksi berdasar kebiasaan masing-masing jaringan, misalnya penggunaan senjata, kekerasan yang dilakukan, kendaraan yang digunakan maupun jejak yang ditinggalkan. Dugaan bahwa perampok berlatar belakang terorisme bisa jadi muncul ketika ciri-ciri atau keunikan jaringan muncul," ucap Khairul.
Menurut Khairul, perampokan berlatar belakang terorisme terakhir yang tercatat adalah perampokan toko emas di Tambora, Jakarta tahun 2013. Setelah itu ada dugaan serupa ketika terjadi perampokan di Tulungagung, Jawa Timur tahun 2017. Akan tetapi dugaan tidak terbukti.