Uang THR Jadi Reksa Dana
Kesadaran masyarakat untuk berinvestasi semakin tinggi. Kemudahan akibat penggunaan teknologi digital membuat investasi menjadi lebih praktis. Kini, saatnya merogoh saku, mengubah dana yang tersedia menjadi investasi.
Libur Lebaran sudah usai. Apakah masih ada dana tunjangan hari raya (THR) yang tersisa? Atau, ada bagian THR yang sudah disisihkan pada saat diterima untuk diinvestasikan?
Dana tersebut bisa ditempatkan pada instrumen investasi. Ada berbagai instrumen yang bisa dipilih, antara lain membeli saham di pasar modal, emas, obligasi ritel, dan reksa dana.
Ada berbagai pertimbangan untuk memilih instrumen investasi, antara lain kemudahan mengakses instrumen tersebut. Apalagi di zaman serba digital ini, investasi bisa dilakukan secara dalam jaringan.
Seperti yang dilakukan Bastina (40), yang sudah dua tahun terakhir berinvestasi reksa dana. Sebagai pemula, ia mempelajari cara berinvestasi reksa dana dari media sosial dan laman daring investasi. Berdasarkan pengetahuan itu, ia memutuskan membeli unit reksa dana pendapatan tetap dan campuran, yang dinilainya tidak berisiko tinggi.
Dengan alasan kepraktisan, ia memilih membeli unit reksa dana melalui pasar daring Bareksa.com.
Bastina rutin mengalokasikan sebagian uang THR-nya untuk membeli unit reksa dana. Harapannya, imbal hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan sekadar disimpan dalam bentuk tabungan atau deposito.
Meski demikian, ibu dua anak ini mengakui, jika dihitung secara rata-rata, imbal hasil yang ia peroleh dari unit reksa dana pendapatan tetap sekitar 4,5 persen per tahun. Namun, ia tidak kapok. "Justru ingin menambah investasi di reksa dana," katanya.
Reksa dana adalah wadah menghimpun dana investor yang dikelola manajer investasi pada portofolio (kumpulan) efek di pasar modal dan pasar uang. Mengutip laman Bareksa.com, portofolio efek ini dapat berupa deposito, saham, dan surat utang. Portofolio yang berbeda menimbulkan risiko dan imbal hasil yang berbeda-beda.
Instrumen reksa dana yang cenderung aman dan tidak berisiko tinggi juga dipilih Anita (25), karyawati swasta di Jakarta, untuk memulai investasi. Sudah tiga tahun terakhir, ia rutin menyisihkan gaji bulanan untuk membeli unit reksa dana melalui skema autodebet. Setiap bulan, gaji di rekeningnya dipotong secara otomatis lalu diinvestasikan dalam bentuk reksa dana.
“Biar uangnya nggak terpakai untuk yang lain. Lumayan, imbal hasil keuntungan per tahun bisa melebihi bunga deposito,” katanya.
Anita memilih reksa dana campuran yang tidak terlalu fluktuatif dan reksa dana saham untuk imbal hasil yang lebih tinggi. Selama tiga tahun berinvestasi, imbal hasil yang didapat rata-rata 10 persen per tahun.
Industri digital berperan meningkatkan minat masyarakat berinvestasi reksa dana. Kemudahan membeli unit reksa dana melalui secara daring membuat kesan repot dan ribet dalam berinvestasi menjadi pupus.
Meningkat
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai dengan akhir April 2019, ada 1,205 juta investor reksa dana. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan Desember 2017 yang sebanyak 623.510 investor.
Data OJK juga menunjukkan, sekitar 35 persen investor reksa dana berusia 21-30 tahun dan 27 persen di antaranya berumur 31-40 tahun.
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi menyebutkan, jumlah platform digital penjualan reksa dana meningkat, dari 30 platform pada akhir 2017 menjadi 50 platform pada April 2019. "Kenaikan jumlah investor seiring dengan peningkatan platform," ujar Fakhri, beberapa waktu lalu.
Kehadiran teknologi digital dalam penjualan unit reksa dana menjadi magnet bagi anak-anak muda sebagai calon investor. Reksa dana yang dibeli secara daring juga meningkat, dari Rp 3,2 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 5,4 triliun pada April 2019.
Menyadari kemudahan akses yang berdampak pada peningkatan investasi reksa dana, OJK memiliki strategi yang berorientasi pada kemudahan akses. Strategi itu, antara lain, mendorong pemanfaatan teknologi digital pada pemasaran reksa dana.
Reksa dana yang dibeli secara daring juga meningkat, dari Rp 3,2 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 5,4 triliun pada April 2019.
Kemudahan berinvestasi reksa dana melalui platform digital juga dirasakan Asy-syifaa Halimatu (20), mahasiswa di Bandung, Jawa Barat.
"Aplikasi teknologi finansial mempermudah saya mengenal reksa dana," katanya.
Ia mengenal reksa dana pertama kali dalam seminar di kampusnya. Kemudian, Asy-syifaa berburu informasi melalui platform investasi reksa dana. Ia memutuskan untuk berinvestasi reksa dana dalam 8 tahun mendatang.
Saat ini, Asy-syifaa menyisihkan Rp 100.000-Rp 200.000 per bulan dari uang sakunya untuk diinvestasikan dalam bentuk reksa dana.
Sementara, Prima Mangesthy (27), karyawan swasta di Jakarta, berinvestasi reksa dana karena investasi itu terasa mudah melalui aplikasi di gawainya.
Adapun Eugenia Areka (26), karyawan swasta di Jakarta, memilih reksa dana sebagai sarana untuk belajar investasi dan pijakannya mengenal instrumen investasi lain. Saat ini, Areka memiliki reksa dana pasar uang, campuran, dan pasar paham.
Perencana keuangan sekaligus pendiri PT Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini Sutikno, menyampaikan, produk reksa dana cukup beragam, dengan tingkat risiko dan imbal hasil yang juga bervariasi. Dengan demikian, investor memiliki berbagai pilihan produk yang dapat disesuaikan dengan tujuan keuangan pribadi dan jangka waktu investasi.
Reksa dana juga merupakan produk dari industri keuangan pasar modal yang diawasi OJK. Oleh sebab itu, investor mendapat perlindungan secara hukum serta keterbukaan informasi mengenai reksa dana.
Meski demikian, investor mesti mengingat risiko dalam setiap investasi. Sebab, investasi ini berbeda dengan simpanan di bank yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, sebesar Rp 2 miliar per nasabah per bank.
Lebih lanjut Mike menganjurkan agar investor muda memiliki tujuan investasi yang spesifik. Dengan demikian, unit reksa dana yang dipilih bisa disesuaikan dengan tujuan tersebut. Ia mencontohkan, untuk biaya pernikahan atau hunian, bisa memanfaatkan reksa dana campuran atau pendapatan tetap. Sementara, untuk biaya darurat bisa memilih reksa dana pasar uang.
(LKT/DIM/KRN/JUD)