Bisnis Pembibitan Ayam Lokal Dikembangkan ke Luar Jawa
PT Sumber Unggas Indonesia atau SUI melebarkan kepakan sayapnya untuk membuka bisnis pembibitan ayam lokal di luar Pulau Jawa. Harapannya, peternak ayam lokal di luar Pulau Jawa tidak lagi terbebani biaya logistik.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- PT Sumber Unggas Indonesia atau SUI melebarkan kepakan sayapnya untuk membuka bisnis pembibitan ayam lokal di luar Pulau Jawa. Harapannya, peternak ayam lokal di luar Pulau Jawa tidak lagi terbebani biaya logistik.
Menurut Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Ade M Zulkarnai, langkah tersebut menjadi angin segar bagi peternak ayam lokal di daerah-daerah luar Pulau Jawa. "Selama ini, peternak-peternak tersebut kesulitan mendapatkan anak ayam umur sehari (DOC) sebagai bibit ayam kampung (ayam lokal)," ujarnya saat dihubungi, Senin (17/6/2019).
Mayoritas industri pembibitan ayam masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Dampaknya, peternak ayam lokal di luar Jawa mesti menanggung biaya logistik dan waktu lebih lama dalam mendapatkan DOC.
Berdasarkan kajian PT SUI, dalam enam bulan terakhir sepanjang 2019, biaya produksi ayam lokal di luar Jawa melonjak signifikan. Lonjakan tersebut disebabkan oleh kenaikan ongkos pengiriman atau kargo yang lebih dari 100 persen.
Oleh sebab itu, PT SUI berencana melebarkan usahanya untuk mendekatkan usaha pembibitan atau produksi DOC lokal ke luar Jawa. PT SUI merupakan salah satu pusat konservasi dan peternakan terpadu ayam asli Indonesia.
"PT SUI mengambil langkah ekspasi ke empat wilayah yakni, Jambi, Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur," kata Direktur Utama PT Sumber Unggas Indonesia Naryanto.
Sepanjang 2019, langkah ekspansi tersebut mulai terealisasi. Naryanto menyebutkan, peternakan terpadu di Bali yang memiliki kapasitas produksi 100.000 ekor per bulan sudah dapat memasok DOC lokal ke Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Pada akhir pekan ini, sarana penetasan di Jambi sudah mulai berproduksi. Dalam tahap pertama tersebut, Naryanto menargetkan produksi DOC mencapai 20.000 ekor per minggu. Pada awal 2020, produksi akan ditingkatkan hingga mencapai 50 persen.
Sebelum akhir 2019, Naryanto mengatakan, perusahaannya akan membangun pusat pembibitan ayam lokal di Kutai Timur, Kalimatan Timur. Pembangunan ini bekerja sama dengan yayasan yang bernaung di bawah PT Kaltim Prima Coal.
Selain itu, PT SUI juga mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengadakan 6 juta DOC senilai Rp 45 miliar. Pengadaan ini merupakan bagian dari program Kementerian Pertanian dalam membagikan 20 juta ekor ayam ke rumah tangga yang masih tergolong miskin di 10 provinsi.