Kurangnya persiapan jelang pertandingan menyebabkan dua pecatur Indonesia mengalami kekalahan pada babak keenam kategori terbuka Turnamen Catur GM dan WGM Japfa 2019 di Yogyakarta, Senin (17/6/2019). Situasi tersebut tersebut dialami dua pecatur Indonesia.
Oleh
Prayogi Dwi Sulistyo
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kurangnya persiapan jelang pertandingan menyebabkan dua pecatur Indonesia mengalami kekalahan pada babak keenam kategori terbuka Turnamen Catur GM dan WGM Japfa 2019 di Yogyakarta, Senin (17/6/2019). Situasi tersebut tersebut dialami dua pecatur Indonesia, Women Grand Master Medina Warda Aulia (2.375) dan International Master Novendra Priasmoro (2.457).
Mereka kalah dari sesama pecatur Indonesia. Medina kalah dari Fide Master Azarya Jodi Setiaki (2.421) dan Novendra kalah dari IM Yoseph Theolifus Taher (2.446).
Jodi yang sudah mengalami tiga kekalahan pada lima babak sebelumnya mencoba bermain lepas. Dengan memegang buah catur putih, ia terus menekan pertahanan Medina. Tak mau terus ditekan, Medina melakukan serangan balik.
Hingga langkah ke-54, pertandingan berjalan sengit dengan saling melakukan serangan balik. Situasi berubah ketika Medina melakukan kesalahan fatal dengan mengadu menterinya. Meskipun berhasil memakan kedua benteng Jodi, ia terdesak dengan keberadaan menteri yang masih dimiliki Jodi.
Jodi pun dengan mudah menyerang Medina yang tinggal menyisakan bidak dan kuda serta benteng. Medina yang berusaha mengejar norma grand master (GM) tersebut harus mengakui keunggulan Jodi pada langkah ke-65 setelah bertarung sekitar 4 jam.
”Sejak pembukaan, saya sudah unggul. Namun, pertarungan menjadi seru karena Medina berusaha melakukan serangan balik,” ujar Jodi seusai pertandingan. Ia mengetahui, kesalahan fatal Medina adalah saat melawan dua benteng miliknya dengan menggunakan menteri. Situasi tersebut membuat Jodi dengan mudah menekan Medina.
Meskipun peluang untuk mendapatkan norma GM sangat kecil, ia masih berusaha untuk memperoleh kemenangan pada pertandingan berikutnya. Ia ingin memperbaiki rating yang dimiliki saat ini.
Hal serupa dialami Novendra. Salah satu pemain muda unggulan Indonesia tersebut harus mengakui kemenangan Yoseph karena meladeni pertarungan keras yang disuguhkan lawan selama 3,5 jam. Dengan mengorbankan satu perwira, Yoseph mampu melakukan serangan tajam meskipun dirinya memegang buah catur putih.
Tidak siap
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem mengatakan, langkah Novendra mudah ditebak lawan karena ia kurang memiliki variasi bermain. Di sisi lain, Novendra terlihat tidak siap meladeni perlawanan musuh.
”Sebagai pemain sekelas grand master, seharusnya dia mengetahui tujuan pergerakan lawan,” ujar Kristianus. Ia sebaiknya memilih remis jika tidak siap dengan serangan lawan.
Ketidaksiapan tersebut menunjukkan pemain masih belum mempersiapkan pertandingan dengan baik. Situasi itu juga terjadi kepada Medina. Ia melakukan kecerobohan fatal, padahal Medina tidak berada dalam waktu krisis.
Menurut Kristianus, kecerobohan tersebut terjadi karena faktor fisik yang tidak bugar atau meremehkan lawan. Pada situasi Medina yang tidak mengalami kelelahan, Kristianus menduga Medina panik ketika ditekan Jodi atau merasa terdesak karena tidak ada jalan lain.
Kesalahan yang dilakukan Medina dan Novendra tersebut dapat diatasi ketika pemain mempersiapkan pertandingan dengan baik. Persiapan tersebut dapat dilakukan dengan mempelajari pergerakan musuh atau variasi gerakan. ”Dengan kecanggihan teknologi yang ada, pemain seharusnya dapat mempersiapkan pertandingan dengan lebih baik,” ujarnya.
Sementara itu, pada pertandingan lain, pecatur nomor satu Indonesia, GM Susanto Megaranto (2.548), memilih remis saat bertanding melawan pecatur Indonesia lainnya, IM Cuhendi Sean Winshand (2.422). Pada kategori putri, dua pecatur Indonesia, WIM Chelsie Monica Sihite (2.212) dan WIM Dewi AA Citra (2.205), memperoleh kemenangan atas lawan-lawannya.
Chelsie mampu mengalahkan dengan mudah WFM Zahra Chumaira (2.112). Sementara Dewi harus menjalani pertarungan sengit hingga 75 langkah melawan pecatur Singapura, WGM Gong Qianyun (2.381).