Perahu Kayu Terbalik, Dua Penumpang Meninggal dan Belasan Orang Hilang
Dua orang meninggal dan belasan lainnya hilang akibat perahu kayu KM Amin Jaya dengan rute Pulau Goagoa, Kecamatan Raas, Sumenep, menuju Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, terbalik pada Senin (17/6/2019) pagi.
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Dua orang meninggal dan diperkirakan 11 orang lainnya masih hilang akibat perahu kayu KM Amin Jaya dengan rute Pulau Goagoa, Kecamatan Raas, Sumenep menuju Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur, terbalik pada Senin (17/6/2019) pagi. Tim dari Badan SAR Nasional Surabaya masih mencari belasan penumpang yang hilang.
Jumlah penumpang di perahu tersebut belum diketahui dengan pasti. Perahu di wilayah perairan Sumenep ini biasanya berlayar tanpa mencatat daftar penumpang. Perahu kayu yang dioperasikan warga tersebut kadang-kadang tetap berlayar meskipun dalam keadaan kelebihan muatan dan cuaca buruk. Namun, diperkirakan mengangkut 41 penumpang dan dua anak buah kapal.
Hingga Senin pukul 19.30, baru 29 penumpang dan satu anak buah kapal ditemukan selamat. Sedangkan dua penumpang bernama Zahra (28) dan Hanisah (30) meninggal dunia. Diperkirakan, masih ada sekitar 11 orang lainnya belum ditemukan.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pelabuhan Kalianget Supriyanto saat dihubungi dari Surabaya mengatakan, perahu kayu berangkat dari Pulau Goagoa menuju Pelabuhan Kalianget yang berjarak sekitar 90 kilometer, sekitar pukul 08.00. Saat melintas di sekitar Pulau Gili Iyang yang berjarak sekitar 40 km jelang Pelabuhan Kalianget, perahu berukuran 3 GT itu tenggelam.
“Dugaan sementara, perahu terbalik lalu tenggelam karena dihempas ombak,” katanya.
Lima kapal nelayan di sekitar lokasi kejadian yang mengetahui kejadian tersebut langsung membantu evakuasi korban. Beberapa penumpang diketahui santri yang akan kembali ke pondok pesantren di Sumenep.
“Seluruh penumpang selamat dan meninggal dievakuasi ke Puskesmas Dungkek. Saat ini, kondisi korban dalam keadaan sadar,” kata Camat Raas Didik.
Jumlah penumpang yang berada di perahu tersebut belum diketahui dengan pasti. Perahu di wilayah perairan Sumenep ini biasanya berlayar tanpa mencatat daftar penumpang. Perahu kayu yang dioperasikan warga tersebut kadang-kadang tetap berlayar meskipun dalam keadaan kelebihan muatan dan cuaca buruk.
Pencarian korban hilang akan kembali dilakukan Selasa (18/6). Kepala Seksi Operasi di Badan SAR Nasional Surabaya Amrad mengatakan, pihaknya menerjunkan KN SAR 225 Widura ke lokasi tenggelamnya perahu. Kapal berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sekitar pukul 18.00 untuk mencari korban yang belum ditemukan.